Limbah dapur sering dianggap sepele. Padahal menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), sekitar 44 persen sampah rumah tangga di Indonesia berasal dari sisa makanan. Alih-alih menambah beban TPA, limbah dapur justru bisa diolah menjadi pupuk organik berkualitas tinggi.
Tidak perlu alat mahal, tidak butuh lahan luas. Hanya dengan sisa dapur yang biasanya dibuang, Anda bisa membantu menyuburkan tanaman di rumah dan berkontribusi mengurangi beban lingkungan.
Mengapa Pupuk Organik dari Limbah Dapur Jadi Pilihan Banyak Orang?
Tren berkebun di rumah terus meningkat. Data Google Trends menunjukkan pencarian “cara membuat pupuk organik” mengalami lonjakan sejak 2020. Selain sebagai solusi praktis bagi pecinta tanaman, pupuk organik dari limbah dapur menawarkan manfaat nyata:
- ✅ Mengurangi Sampah: Mengolah limbah sendiri bisa mengurangi setidaknya 1–2 kg sampah per minggu.
- ✅ Lebih Hemat: Tidak perlu lagi membeli pupuk kimia yang harganya kian naik.
- ✅ Tanaman Lebih Sehat: Kandungan unsur hara lengkap membuat tanaman lebih subur secara alami.
“Membuat pupuk organik sederhana adalah langkah kecil yang dampaknya besar untuk ketahanan pangan keluarga,” ujar Prof. Dr. Arief Darjanto, pakar pertanian berkelanjutan dari IPB.
Bahan-Bahan Sederhana yang Bisa Anda Gunakan
- 🟢 Kulit buah dan sayuran seperti kentang, wortel, pisang
- 🟢 Ampas kopi dan sisa teh
- 🟢 Cangkang telur yang sudah dicuci
- 🟢 Air cucian beras atau air tajin
- 🟢 Sedikit air bersih
- 🟢 Wadah tertutup (ember bekas, botol plastik besar)
Catatan Penting: Hindari limbah minyak, daging, atau ikan untuk menghindari bau busuk dan hama.
Langkah-Langkah Praktis: Cara Membuat Pupuk Organik di Rumah
1. Kumpulkan Limbah Organik
Potong kecil semua sisa dapur agar cepat terurai. Cangkang telur dihancurkan agar mudah menyatu.
2. Campurkan dengan Air
Masukkan bahan ke wadah, tambahkan air cucian beras secukupnya. Jika punya EM4 atau bioaktivator lain, bisa diteteskan untuk mempercepat proses.
3. Simpan dan Fermentasi
Tutup rapat, simpan di tempat teduh. Aduk setiap 3 hari agar proses fermentasi lancar. Waktu fermentasi normal sekitar 2–3 minggu.
4. Saring dan Gunakan
Setelah 3 minggu, cairan pupuk bisa disaring dan digunakan dengan pengenceran 1:10 (1 bagian pupuk, 10 bagian air).
Cara Penggunaan Pupuk Cair Alami
Untuk mendapatkan hasil maksimal, penggunaan pupuk cair alami dari limbah dapur perlu disesuaikan dengan jenis tanaman yang Anda rawat. Misalnya, untuk tanaman sayuran berdaun seperti kangkung, bayam, atau sawi, pupuk sebaiknya diberikan sekali dalam seminggu. Caranya cukup mudah, cukup disiramkan langsung ke area akar tanaman sehingga nutrisi dapat terserap optimal dan daun tumbuh lebih hijau serta lebat.
Sementara itu, untuk tanaman berbunga seperti mawar, melati, atau anggrek, frekuensi pemberian pupuk sedikit berbeda. Cukup semprotkan larutan pupuk ke bagian daun dan batang tanaman setiap sepuluh hari sekali. Penyemprotan ini dapat membantu merangsang pertumbuhan bunga dan membuat warnanya lebih cerah tanpa mengganggu keseimbangan media tanam.
Sedangkan bagi Anda yang merawat tanaman hias indoor seperti monstera, aglaonema, atau calathea, pupuk cair bisa diberikan lebih jarang. Cukup satu kali dalam dua minggu dengan dosis yang lebih ringan dibanding tanaman outdoor. Tujuannya agar tanaman tetap subur namun tidak terlalu lembab, mengingat tanaman dalam ruangan biasanya tumbuh dalam media yang lebih terbatas.
Dengan pola pemupukan yang tepat ini, berbagai jenis tanaman dapat tumbuh sehat secara alami tanpa perlu pupuk kimia tambahan.
Ampas saringan juga bisa dimanfaatkan sebagai kompos padat di pot atau kebun.
Tips Penting Agar Hasil Maksimal
- ✅ Aduk rutin agar tidak busuk
- ✅ Jangan terlalu banyak air agar pupuk tidak bau
- ✅ Simpan di tempat teduh, tidak terkena hujan langsung
- ✅ Kombinasikan bahan agar nutrisi beragam
Lebih Dari Sekedar Pupuk, Ini Solusi Lingkungan
Pakar pengelolaan sampah KLHK, Novrizal Tahar, menyebut pengolahan limbah dapur di rumah bisa mengurangi beban TPA secara signifikan.
“Jika 50 persen rumah tangga Indonesia mengolah limbah organik menjadi pupuk, kita bisa mengurangi 10 juta ton sampah per tahun,” katanya dalam diskusi publik KLHK, Mei 2025.
Gerakan Kecil, Dampak Besar
Mulai dari dapur Anda sendiri, ubah sisa sayuran dan ampas dapur menjadi pupuk bermanfaat. Tidak butuh teknologi rumit, cukup ketekunan sederhana. Dengan langkah kecil ini, Anda tidak hanya membantu tanaman di rumah tumbuh subur, tapi juga ikut menjaga bumi tetap sehat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI