Mohon tunggu...
Mandalla Syaputra Wijaya
Mandalla Syaputra Wijaya Mohon Tunggu... -

kawulo alit..sek pengen urep tentrem ..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tuan Berdasi Kemaluan!

28 Oktober 2013   09:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:56 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ranjang ini saksi bisu tragedi terulang
Lendirmu adalah sidik relief kegetiran malam
Kemaluan tak lagi punya arti sakral
Gemerlap lampu mengantarkan hidung belang ke angan tak berujung
Aroma birahi membumbung tinggi menutup cahaya suci
Nista ini ritual penyambung nyawa
Waktu terus bergulir dan kau masih tanpa daya
Terlentang pasrah diterjang hingga rapuh harapan
Liur meleler dari tuan yang menghunuskan teluh
Cakrawala pilu bercampur bau bacin di keranda kamarnya
Selongsong pelir menghujam ketidakberdayaan
Tuan penguasa berkuda sembari berkoar untuk kemakmuran dan keadilan
Omong kosong tuan sampai detik ini masih tanpa solusi
Diluar sana tuan hendak membubarkan, di ranjang ini tuan terus menggali
Tuan ciptakan pengangguran, tuan ingin lepas tangan
Akhiri saja dengan indah tuan....
Lalu pulanglah berbekal kesetiaan untuk perempuan yang menunggumu di istana.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun