Mohon tunggu...
Ronald Wan
Ronald Wan Mohon Tunggu... Freelancer - Pemerhati Ekonomi dan Teknologi

Love to Read | Try to Write | Twitter: @ronaldwan88

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Belajar dari Jerome Powell tentang Arti Independen

18 September 2019   10:45 Diperbarui: 18 September 2019   10:54 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jerome Powell Ketua The Federal Reserve AS (CNBC.com)

Jeff Sessions

Jeff Sessions adalah Jaksa Agung AS yang bertugas sejak 9 Februari 2017 sampai November 2018. Anggota kabinet Donald Trump yang sangat  mendukung kebijakan Trump mengenai pengetatan imigrasi.

Di sisi lain ketika Trump meminta Sessions untuk menghentikan investigasi Robert Mueller, Session menolaknya. Robert Mueller adalah anggota FBI yang melakukan investigasi tentang keterlibatan Rusia dalam memenangkan Trump di pemilu.

Sessions percaya bahwa penyelidikan ini dilakukan secara profesional. Walaupun sebenarnya Sessions merasa frustrasi dengan penyelidikan Mueller menurut sumber CNN. Tetap saja penyelidikan ini tidak dihentikan. Inilah sikap independen.

Dilamar bukan Melamar   

Dalam mencari calon hakim agung, ketua the fed atau jaksa agung. Presiden AS sejauh pengetahuan saya tidak membuka lamaran. Tetapi melakukan pencarian orang yang dianggap bisa mendukung kebijakannya. Tentu saja pencarian ini dibantu oleh orang-orang kepercayaannya. Boleh dikatakan orang ini dilamar bukan melamar untuk mengisi suatu posisi.

Berbeda dengan Indonesia, seperti ketika membaca berita di Kompas.com bahwa banyak caleg gagal yang mendaftar menjadi calon anggota Badan Pemeriksa Keuangan 2019-2024. Terus terang saya kaget karena BPK adalah penjaga pintu bagi penyelenggaraan negara yang baik dengan tugas untuk memeriksa pengelolaan keuangan negara.

Para caleg gagal tersebut tidak salah memang. Karena memang tidak ada aturan untuk melarang politisi melamar menjadi calon anggota. Tetapi apakah akan efektif pengawasan yang dilakukan?

Saya membayangkan seperti ketika kucing disuruh mengawasi kucing agar tidak makan ikan di meja.

Begitu juga pemilihan komisioner KPK yang penuh kontroversi. Panitia seleksi menunggu lamaran masuk baru kemudian melakukan proses seleksi. Sama juga dengan Komisi yang lain setahu saya, semua melamar.

Ketika seseorang melamar suatu posisi seperti ini memang bisa saja tujuannya mulia untuk mengabdi kepada negara dan bangsa. Namun lebih besar kemungkinan bukan itu, bisa saja ingin mencari pekerjaan, mencari kekuasaan atau malah panjat sosial dan ingin menjadikan lembaga yang seharusnya independen ini menjadi batu loncatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun