Mohon tunggu...
Ronald Wan
Ronald Wan Mohon Tunggu... Freelancer - Pemerhati Ekonomi dan Teknologi

Love to Read | Try to Write | Twitter: @ronaldwan88

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

[Ngawur] Suhu Politik Indonesia, Dilihat dari Kacamata Ekonomi

25 Mei 2017   08:07 Diperbarui: 25 Mei 2017   09:16 847
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemerintahan Jokowi sudah berlangsung kurang lebih tiga tahun. Dalam masa ini ada beberapa terobosan yang belum pernah dilakukan oleh pemerintahan sebelumnya.

Pencabutan Subsidi BBM dan Pembubaran Petral

Pada masa 100 hari pertama, pemerintahan Jokowi mencabut subsidi BBM. Untuk melakukan import BBM pada masa itu, Pertamina menggunakan Petral sebuah perusahaan yang berlokasi di Singapura untuk melakukan pembelian BBM dan minyak mentah.

Kebutuhan BBM per hari adalah sekitar 1,6 juta barrel (BPH) sedangkan kemampuan produksi minyak mentah Indonesia adalah 800 ribu BPH. Berarti ada kekurangan 800 ribu barrel per hari. Jika kita asumsikan bahwa tingkat keuntungan orang yang terlibat termasuk Petral USD 1 per barrel, berarti mereka mendapat keuntungan USD 800 ribu per hari atau 10,4 miliar rupiah (kurs Rp 13.000). Satu bulan kurang lebih 312 miliar rupiah.

Jika keuntungan hanya USD 1 per barrel BBM

Akhirnya Petral dibubarkan dan keuntungan Pertamina melonjak naik

Penangkapan ikan ilegal

Ibu Susy, sangat gencar melakukan perlawanan terhadap penangkapan ikan ilegal. Kapal asing dan nasional yang terlibat ditenggelamkan. Moratorium ijin kapal dan juga melarang transhipment (pemindahan muatan ikan di tengah laut).

Penangkapan ikan oleh nelayan tradisional langsung meningkat. 

Gerakan melawan penangkapan ilegal ini menyebabkan beberapa negara seperti Filipina, Taiwan, Thailand dan RRC kelimpungan karena biasanya sangat gampang untuk mencuri ikan di Indonesia. Bahkan beberapa waktu yang lalu sempat terdengar berita, beberapa perusahaan pengolahan ikan di Filipina bangkrut karena tidak ada bahan baku.

Susy banyak memperoleh penghargaan internasional berkat gerakan ini. RRC dan beberapa negara lain,  juga mulai melakukan pengetatan untuk mencegah pencurian ikan di wilayah lautnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun