"Dunia Sudah Mati Rasa?": Ketika Gaza Membara dan Nurani Global Membeku
"The only thing necessary for the triumph of evil is for good men to do nothing."
--- Edmund Burke
Bayangkan: rumah sakit dibom, anak-anak dikubur hidup-hidup oleh puing rudal, tempat ibadah dihancurkan. Bukan di masa lalu, bukan dalam film distopia---tapi di depan mata, di Gaza, hari ini.
Namun, dunia hanya menonton. Para pemimpin dunia bicara dengan kata "menyesalkan", "mengimbau", "mengajak berdamai"---seolah tragedi ini hanya kebocoran pipa air, bukan pembantaian massal. Sementara TV, media sosial, dan platform streaming memperlihatkan penderitaan nyata, tanpa filter, setiap hari. Tapi rasa empati... perlahan mati. Apa sebenarnya yang sedang terjadi pada dunia ini?
1. Teologi: Dunia yang "Melupakan Tuhan"
Dalam teologi Abrahamik (Islam, Kristen, Yahudi), manusia adalah khalifah, penjaga bumi dan sesama. Ketika manusia justru membiarkan penindasan terjadi, mereka mengkhianati amanah ilahiah.
- Dalam Islam: "Barangsiapa di antara kamu melihat kemungkaran, hendaklah ia mencegah dengan tangan, jika tidak mampu maka dengan lisan, jika tidak mampu juga maka dengan hati, dan itu selemah-lemahnya iman." (HR Muslim)
- Dalam Kekristenan: "Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku." (Matius 25:40)
Diam terhadap penderitaan adalah bentuk kejahatan spiritual. Ketika dunia diam terhadap Gaza, berarti dunia telah mematikan kompas moral transenden.
Sebagian besar negara yang mengaku "religius" ternyata lebih takut kehilangan kontrak senjata dan minyak daripada kehilangan muka di hadapan Tuhan. Dunia bukan hanya lupa pada Gaza. Dunia mungkin telah melupakan Tuhan.
2. Filsafat: Kegagalan Etika dan Hancurnya Nurani Publik
a. Hannah Arendt dan "Banalitas Kejahatan"
Hannah Arendt, dalam analisisnya tentang kejahatan Nazi, menyebut bahwa kejahatan ekstrem bisa dilakukan tanpa rasa kebencian, hanya karena kepatuhan birokratis dan apatisme massa. Inilah yang kita saksikan hari ini: genosida berlangsung dalam sistematisme birokrasi militer Israel, dan dunia membungkam dalam nama "prosedur diplomatik."