Mohon tunggu...
Ronald Dust
Ronald Dust Mohon Tunggu... Seniman - Seniman Musik dan Jurnalis

Seniman Musik dan Jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hentikan, Ayah! (Bagian 2)

6 April 2017   19:27 Diperbarui: 7 April 2017   03:00 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: pics4learning.com | Design: ronaldhutasuhut.com

Sambungan dari bagian 1

Ervina terbangun mendengar Jefri yang tiba-tiba terduduk berkeringat dan berteriak. “Ayah! Ayah kenapa?” Tanya Ervina panik. “Hufft.. ayah mimpi dikejar anjing bu, trus kesandung batu lagi.. haalah.” Jawab Jefri terengah-engah.

Hari-hari berlanjut seperti biasanya. Tapi hari ini tugas Jefri hanya bersih-bersih ruangan karena pak Joko sedang berada di Jepang untuk mempersiapkan impor peralatan mesin baru.

Di siang yang cerah itu, Jefri tengah membersihkan ruangan lobby kantor. Ketika Jefri memutar badannya sambil memegang tongkat pel, sikutnya tak sengaja menyenggol mug kopi pak Ben dan segera isinya bertumpahan memenuhi laptop pak Ben, seorang staff keuangan. Kebetulan pak Ben sedang menunggu kiriman paket di lobby.

Srrttt...cressss!

Aduh Jef, laptop gua korslet!” Teriak pak Ben. “Ma.. maaf.. tidak sengaja” Jefri yang kalap dengan cepat membersihkan noda kopi sementara pak Ben mencabut kabel-kabel listrik yang terdekat.

Untung ga ada file penting, tapi laporan cash flow bulan lalu cuma ada di sini nih”. Pak Ben tampak cemas dan Jefri merasa sangat menyesal.

Lydia, staff marketing,  menghampiri Jefri di tengah kekacauan tumpahnya mug kopi pak Ben. “Pak Jef, cepat ke sekolah putri bapak. Istri bapak barusan telpon katanya Sarah demam, panasnya tinggi..” Jefri terdiam menganga dengan mata yang berkaca.

Udah saya antar, Jef. Biar cepet” Kata Andro, teman dekat Jefri. “Udaah.. ayo!” Lanjutnya.

Jefri mengikuti Andro dan masih belum mengatakan apa-apa. Andro meminta Jefri menunggu di gerbang sementara ia mengambil motornya. Jefri tidak sadar bahwa ia sendiri punya motor. Andro hanya tidak ingin terjadi sesuatu pada Jefri. Jefri terlihat syok.Maklum,  ini pertama kalinya ia mendengar berita..... Sarah sakit!

Setibanya Jefri dan Andro di sekolah, Ervina dan Sarah sudah tidak di situ, mereka diantarkan seorang guru ke Puskesmas yang tidak jauh dari sekolah.

Sayaang! Kamu kenapa sayang? Sakit apa?!” Jefri terlihat sangat panik di Puskesmas. Ervina berusaha menenangkan suaminya itu. Setelah melihat kondisi Sarah yang masih bisa tersenyum lebar walaupun tubuhnya panas, Jefri mulai bisa tersenyum dan bersyukur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun