Mohon tunggu...
Sri Romdhoni Warta Kuncoro
Sri Romdhoni Warta Kuncoro Mohon Tunggu... Buruh - Pendoa

• Manusia Indonesia. • Penyuka bubur kacang ijo dengan santan kental serta roti bakar isi coklat kacang. • Gemar bersepeda dan naik motor menjelajahi lekuk bumi guna menikmati lukisan Tuhan.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menuju Puncak Mangir Batara Sriten, Dibentengi Khasiat Racikan Ibu Rachmat Sulistyo

6 Agustus 2018   08:25 Diperbarui: 6 Agustus 2018   08:43 801
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jelasnya, sungainya dibawah perut gunung. Untuk menaikkan air dibutuhkan teknologi serta biaya yang tidak sedikit. Sudah di lakukan di goa Bribin, wilayah lain di kabupaten ini. Fungsi embung Batara Sitren untuk menampung air hujan dipakai mengairi tanaman di kawasan tersebut.

Embung ini dilapisi membran berwarna hitam. Fungsinya agar air tidak meresap ketanah. Jika tanpa itu sama juga bohong. Apa itu Membran? Lapisan! Lapisan opo? Lapisan dari sejenis plastik.

dok.pribadi
dok.pribadi
Tentang nama Batara Sitren. Pada mulanya saya pikir bagian dari tokoh pewayangan mahabharata atau Ramayana. Ternyata bukan. Batara adalah kependekan dari Baturagung Utara. 

Ini nama jejeran bukit di wilayah itu (Pegunungan Baturagung utara). Sedang Sitren nama dukuh dipuncak tertingginya. Tiwas mikir kenceng. Kawasan ini secara administratif masuk wilayah kecamatan Nglipar kabupaten Gunungkidul-DIY.

Disini kita merasakan, membayangkan, mendapat inspirasi bahkan pacaran. Sebab saya menjumpai beberapa ABG bercengkerama. Betapa sepatutnya kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas takdir yang ditorehkan pada tiap individu. Termasuk kunjungan saya di puncak Mangir.

57fa743c-6e6c-4040-85aa-e583511308ea-5b679fddab12ae2507035156.jpeg
57fa743c-6e6c-4040-85aa-e583511308ea-5b679fddab12ae2507035156.jpeg
Dua jam lebih saya menjajah kawasan Puncak Mangir dengan embungnya. Saatnya pulang. Motor aku jalankan pelan-pelan sambil menikmati padukuhan Sitren. 

Baru beberapa meter sesuatu memaksaku berhenti. Ada apa sih? "Gaplek, bro!"  Gaplek? "Ya!" Aku matikan motor langsung mendatangi simbah-simbah yang sedang meceli gaplek dadi cilik-cilik (motongi gaplek jadi kecil-kecil). 

Gaplek, ketela pohon yang dijemur hingga kering. Inilah bahan dasar tiwul. Bertahun-tahun aku tidak melihat benda ini. Subhanallah, siang ini aku ketemu gaplek! Gaplek, bro! Dan satu lagi yang membuat terperangah, sang Saka Merah Putih berkibar dipelataran rumahnya simbah. Walau infrastruktur jalan masih acakadut, dukuh Sitren siap merayakan Agustusan. Merdeka mbah! Merdeka le![]

dok.pribadi
dok.pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun