"Lainnya kemana lagi, om?"
"Boleh sebut ya? Pantai Pelang Trenggalek, pantai Telengria, Watukarung Pacitan, pantai Sundak, Ngombaran, Drini Gunungkidul, jelajah air terjun di tengah hutan Slogohimo Wonogiri dan masih banyak lagi"
"Itu semua ditemani Tolak Angin juga, om?"
"Ya iyalah"
"Kenapa harus Tolak Angin?"
"Karena khasiatnya terbukti. Hanya petualang pinter yang minum Tolak Angin. Paham?"
Pedesaan dengan pemandangannya, persawahan, masjid, balai desa, puskesmas, pepohonan jati, hingga kadang teriakan, "Pakde!, wedusmu uchul. Mangan tanduranku" (Pakde! Kambingmu lepas. Makan tanamanku).
Sebab, tanjakan ekstrim terlihat sudah menyeringai dengan bahan cor beton. Itupun juga beberapa meter saja. Dan baru selesai dibuat. Karena masih saya temui beberapa penghalang sebagai peringatan agar jangan dilindas. Selanjutnya berubah makadam (hanya dicor beton sisi pinggir, sedang tengahnya batu karst yang ditata).Â
Melihat kondisi medan, saya merekomendasikan (dan mungkin banyak orang yang telah kesana) jangan bawa motor matic! Apalagi keluaran 2010 kebawah (bukan berarti diatas tahun tersebut aman. Walaupun kenyataannya nanti diatas ada beberapa motor matic lolos dari ekstremnya jalan. Tergantung perawatan juga jokinya), berboncengan pula. Oh no.... Berbahaya.Â