Dari selentingan cerita, motor ini telah dipurnatugaskan. Karena munculnya motor baru yg hadir dikeluarga itu.
Mungkin, daripada tersia-sia dan terlunta lunta tidak diperhatikan, maka lebih baik dipindahtangankan.
Servis dengan pergantian olie dilakukan. Mekaniknya ketika tap olie kali pertama terperangah melihat ujudnya yg hitam stadium 4. Sudah berabad-abad belum di tap....?
3 X servis dilakukan pre touring.
Untuk memantapkan keyakinan jika motor layak diajak tour aku uji ke kawasan dengan tanjakan: Selo(transit para pendaki sebelum naik ke gunung Merbabu atau Merapi)kab.Boyolali-Jawa Tengah dan Cemoro Sewu(titik kumpul para pendaki sebelum naik gunung Lawu)kab.Magetan-Jawa Timur. Kedua medan dilibas Suprit tanpa halangan berarti. Siip!
- Nyali. Paling penting dari semuanya.
- Duit. Penting nomer selanjutnya setelah 'Nyali'. Emang kamu demit yg tidak butuh duit?
Akhirnya, Selasa pagi 14 Februari 2017 jam 10.00 wib dengan diawali 'bismillahirrohmanirrohiim' Honda CBR150 dan Suprit 100 NL membelah lautan jalan Surakarta. Kearah Timur menuju tawangmangu-Karanganyar.
Rute yang aku ajukan adalah Solo-Karanganyar(tawangmangu)-Magetan(Sarangan)-Madiun-Nganjuk-Kediri-Malang.
Motor aku geber 70-80 km/jam bila kondisi jalan memungkinkan-itu sudah maksimal: Suprit 2006 milikku tak mampu mencapai 90 kpj. Kenapa ya?
Kami bertiga hanya berhenti ketika sholat-isi tangki bahan bakar-hujan deras(untuk beberapa kondisi hujan kami terjang karena situasional-pakai jas hujan)-ngisi lambung biar tidak limbung alias makan.