Mohon tunggu...
Roman Rendusara
Roman Rendusara Mohon Tunggu... Memaknai yang Tercecer

Roman Rendusara adalah nama pena. Tinggal di Kepi, Desa Rapowawo, Kec. Nangapanda, Ende Flores NTT. Mengenyam pendidikan dasar di SDK Kekandere 2 (1995). SMP-SMA di Seminari St. Yoh. Berchmans, Mataloko, Ngada (2001). Pernah menghidu aroma filsafat di STF Driyarkara Jakarta (2005). Lalu meneguk ilmu ekonomi di Universitas Krisnadwipayana-Jakarta (2010), mengecap pendidikan profesi guru pada Universitas Kristen Indonesia (2011). Meraih Magister Akuntansi pada Universitas Widyatama-Bandung (2023). Pernah meraih Juara II Lomba National Blog Competition oleh Kemendikristek RI 2020. Kanal pribadi: floreside.wordpress.com.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

'Kampung Artis': Bisnis Transaksi Seks di Ende

21 November 2011   01:17 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:24 4139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_150488" align="alignleft" width="216" caption="Google"][/caption] Lagi – lagi saya menulis tentang Ende. Sebuah kabupaten di pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Ada apa dengan Ende? Gelombang ekonomi dan bisnis di kabupaten yang memiliki 191 desa serta 23 kelurahan ini semakin menjalar. Namun ada bisnis menarik yang merangsang keingintahuanku. Sebut saja ‘kampung artis’.

Mendengarsebutan ‘kampung artis’ memori kita sudah terbentuk dengan sebuah kompleks perumahan yang sebagian atau seluruhnya berprofesi sebagai artis atau pegiat seni. Cibubur, Jakarta Timur sering dikenal dengan kampong artis. Atau juga kompleks perumahan elit Pondok Indah, Tangerang sering disebut perumahan para artis. Makna kampong artis di Ende tidak jauh berbeda. Para penghuninya juga terlihat cantik dan seksi layaknya para artis umumnya. Namun dugaku, mungkin mereka juga artis.

“Kampung Artis”. Letak persisnya di pinggir jalan sekitar 500 meter arah kampong Nangaba, kecamatan Ende. Dari kota Ende sekitar 10 km arah barat. Atau sebelum masuk lokasi pasar Nangaba kalau dari arah Bajawa (Ngada). Posisi tempat ini dipantau sangat strategis. Selain sedikit jauh dari perumahan warga juga terletak di pesisir pantai. Sepintas ‘kampung artis’ sebagai tempat hiburan dan rekreasi pantai biasa. Di pinggir jalan raya ia hanya ditutupi dengan barisan pohon tanaman pagar. Di depan gerbang masuk kita disapa ramah oleh seorang pemuda berbadan tegap dan kekar. Pakaiannya rapi dilengkapi sepatu hitam mengkilat. Layaknya seorang bodyguard. “Saya asli orang Raba” tuturnya ketika saya coba bertanya. Raba adalah juga sebuah kampong di dekat Nangaba. Tidak terlalu banyak saya perhatikan aktivitas di dalamnya karena saya hanya dari luar pagar.

Tidaklah salah seseorang membuka usaha dengan modalnya. Setelah berbincang dengan seorang teman, saya mendapat informasi bahwa ‘kampung artis’ adalah tempat berlangsungnya transaksi seks yang sudah tersohor di kota Ende. Kalau dulu orang Ende hanya kenal ‘rumah liar’ yang terletak di belakang Gereja Syalom. Tapi sekarang ada tempat baru yakni ‘kampung artis’ Nangaba. Di dalamnya tersedia layanan seks dengan harga yang sangat murah. Per-jam hanya Rp. 40. 000. Awal masuk kita disuguhkan dengan berbagai merk wanita berparas cantik dan seksi. Melihat raut dan tipenya bukan asli orang Ende. Mereka mungkin berasal dari luar pulau Flores. Benakku semakin menggelitik. Siapa pemilik tempat ini? Seorang sumber mengatakan, pemiliknya adalah seorang yang cukup berpengaruh di Ende. Ia mantan anggota DPRD Ende.

Saya kaget bukan main. Seorang wakil rakyat membuka bisnis selangkangan seperti ini. Persoalan dosa dan tidak itu urusan akhirat. Bagaimana dengan moral masyarakatnya nanti? Atas pertanyaan ini mungkin saya hanya bisa menemukan jawabannya pada ombak pantai yang bercumbu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun