Mohon tunggu...
Rolan Sihombing
Rolan Sihombing Mohon Tunggu... profesional -

Kita tidak perlu otak jenius untuk memulai perubahan. Kita hanya perlu hati tulus yang tergerak mengulurkan tangan kepada penderitaan anak-anak bangsa yang tidak seberuntung kita. -www.rolansihombing.wordpress.com-

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Masalah Pemanasan Global dan Aplikasinya Bagi Gereja-gereja di Indonesia

7 Oktober 2010   08:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:38 2042
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

[2] Sumber harian umum Seputar Indonesia tanggal 24 Maret 2007.

[3] Di sela acara pencanangan pendidikan berkelanjutan yang berbasis lingkungan pada tanggal 25 Juli 2005, Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso mengungkapkan bahwa kualitas udara kota Jakarta saat ini berada pada urutan ke tiga terburuk di dunia, setelah Meksiko dan Panama. Adapun komponen terbesar yang menyumbangkan polusi udara adalah asap kendaraan bermotor. Menurutnya asap kendaraan bermotor baik roda empat maupun roda dua, dapat menyumbangkan 80 persen polusi di Jakarta. Sedangkan 20 persen sisanya berasal dari industri. (Lihat http://www.tempointeraktif.com/hg/jakarta/ 2005/07/25/brk,20050725-64350,id.html)

[4] Lihat http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa/jawamadura/2006/11/21/brk,20061121-88098,id.html

[5] Iklim berbeda dengan cuaca. Iklim adalah akibat jangka panjang dari radiasi matahari pada rotasi bumi yang berbeda-beda menurut letak permukaan dan atmosfer bumi. Biasanya perhitungannya dilakukan setiap tahun dan menurut temperatur rata-rata setiap musim. Sedangkan cuaca adalah kondisi atmosfer khususnya di lapisan dekat tanah pada suatu tempat dan suatu waktu. Pengukuran cuaca ini berdasarkan temperatur, kelembaban, angin, gumpalan awan, matahari, dan curah hujan. Perubahan kondisi di atmosfer inilah yang disebut dengan cuaca.

[6] Lihat http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2007/07/19/brk,20070719-103997,id.html).

[7] Robert P. Borong, Etika Bumi Baru, (Jakarta: BPK, 1999), hal. 100

[8] Lihat NASA: Global Warming to Cause More Severe Tornadoes, Storms, Fox News, August 31, 2007. Atau lihat http://www.foxnews.com/story/0,2933,295272,00.html. Peter J.Webster, dari Institut Teknologi Georgia, mengatakan bahwa air hangat yang menguap dari lautan dapat menyebabkan badai tropis. Suhu air laut yang menghangat menyebabkan kecepatan angin dan tingkat kebasahan topan akan semakin meningkat. Antara tahun 1970 dan 2004 rata-rata temperatur air laut di daerah tropis meningkat satu derajat (lihat http://www.geografiana.com/dunia/fisik/intensitas-badai-siklon-kategori-terkuat-mengalami-peningkatan-3).

[9] Lihat http://earthshots.usgs.gov/LakeChad/LakeChad1973 untuk mendapatkan pencitraan satelit dari Danau Chad pada tahun 1973. Lihat juga http://earthshots.usgs.gov/LakeChad/LakeChad1997 untuk mendapatkan pencitraan satelit dari danau yang sama pada tahun 1997.

[10] Peneliti Center of Tropical Marine Ecology, Irendra Radjawali mengatakan kemiskinan akan meningkat tajam pada 2050 akibat perubahan iklim (lihat di http://www.tempointeraktif.com/hg/

nasional/2007/11/22/brk,20071122-112128,id.html).

[11] Nyamuk malaria dapat berkembangbiak pada suhu 25 derajat Celcius hingga 27 derajat Celcius.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun