Mohon tunggu...
Warisan Literasi Mama
Warisan Literasi Mama Mohon Tunggu... Freelancer - Meneruskan Warisan Budaya Literasi dan Intelektual Almarhumah Mama Rohmah Tercinta

Mama Rohmah Sugiarti adalah ex-writerpreneure, freelance writer, communications consultant, yogini, dan seorang ibu yang sholehah dan terbaik bagi kami anak-anaknya. Semoga Mama selalu disayang Allah. Alfatihah.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Andai M Nuh Seorang Konten Kreator

23 Mei 2020   00:28 Diperbarui: 23 Mei 2020   00:25 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inilah motor listrik Gesits yang laku dilelang dengan harga Rp.2,550 miliar - Sumber Foto: kompas.tv 

Membaca namanya pertama kali dalam sebuah judul berita, spontan membawa ingatanku pada mantan Menteri Pendidikan Nasional era presiden SBY yang juga sebelumnya pernah menjabat sebagai Menkominfo. 

Ternyata referensi ingatanku tersebut salah total. Nama M. Nuh yang kubaca pada judul berita sebuah media kali ini adalah nama seorang buruh harian lepas. Tiba-tiba ia menjadi sensasi dan berhasil menjadi terkenal berkat keluguannya yang sensasional. 

Tanpa sengaja, dirinya berhasil menjerumuskan tokoh-tokoh negara, tokoh politik, tokoh dunia hiburan yang tenama di negeri ini ke dalam sebuah jebakan prank terbesar sepanjang sejarah selama ini. Dan hebatnya hal itu dilakukan M. Nuh karena ketidaktahuan, kepolosan dan keluguannya terkait masalah ini.

Bagaimana tidak, dalam sebuah acara lelang yang digelar bebarengan dengan konser amal yang diinisiasi oleh MPR RI, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) M. Nuh berhasil menjadi seorang pemenang yang fenomenal.

Dalam lelang yang menyertai acara konser virtual 'Berbagi Kasih Bersama Bimbo' tersebut, tidak tanggung-tanggung M.Nuh berhasil memenangkan lelang sepeda motor bertanda tangan Presiden Jokowi dengan menyisihkan banyak pengusaha dan politisi tajir. 

Sebut saja diantaranya ada pengusaha Manado Gabriele Mowengkang yang menawarkan harga Rp 2,5 miliar, politisi PDIP Maruara Sirait Rp 2,2 miliar, dan Warren Tanoe Soedibyo Rp 1,550 miliar. M.Nuh didaulat menjadi pemenang karena berani membeli sepeda motor bertanda tangan Presiden Jokowi tersebut dengan harga penawaran tertinggi yaitu Rp.2,550 miliar.

Sontak setelah ketok palu keputusan pemenang dalam prosesi lelang yang dipimpin langsung oleh Ketua MPR, Bambang Soesatyo, dan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Nasional (Kadin) Rosan Roslani tersebut, nama M.Nuh langsung tenar bukan kepalang. Semua perhatian langsung terpusat pada M.Nuh yang saat itu mengaku sebagai pengusaha batubara dari Jambi yang tinggal di kampung Manggis.

Para kuli tinta pengejar aktualita berita pun segera memburu ke kampung tempat tinggal yang disebutkan M.Nuh. Namun ternyata mereka semua harus menelan kekecewaan dan penasaran yang tidak terkira. Setelah disisir di kampung Manggis, ternyata tak ditemukan adanya pengusaha batubara kaya yang bernama M. Nuh. Berdasarkan perburuan berdasarkan data kependudukan (KTP) hanya ditemukan adanya nama M. Nuh yang lahir di Jambi pada 19 Maret 1974, beragama Islam dan sudah beristri yang dalam status pekerjaannya tertera berprofesi sebagai Buruh Harian Lepas (BLH).

Ternyata benar, M. Nuh yang nama lengkapnya Muhammad Nuh inilah yang memenangkan lelang sepeda motor listrik Gesits bertanda tangan presiden Jokowi kemarin. Memang benar M .Nuh yang merupakan warga RT/RW 020/000, Desa Sungai Asam, Kecamatan Pasar Jambi, Provinsi Jambi inilah yang ternyata memenangkan lelang tersebut. Karena kenyataannya M. Nuh hanyalah seorang buruh harian lepas maka gampang diduga, dirinya tentu saja tak mampu membayar biaya Rp 2,550 miliar atas lelang motor Gesits bertanda tangan Jokowi yang dimenangkannya.

Terkuaknya kenyataan tersebut sontak membuat khalayak umum gempar. Lantas, mengadaptasi fenomena prank yang tengah mengemuka, kasus M. Nuh inipun disebut sebagai rekor sebuah prank terbesar, yang paling spketakuler dan fenomenal dalam sejarah prank di Indonesia selama ini.

Bagaimana tidak, M. Nuh disebut berhasil membuat prank terbesar sepanjang sejarah karena mampu menjadikan momen elit dan glamour yang diselenggarakan koalisi lembaga-lembaga negara penting seperti MPR RI, BPIP dan BNPB sebagai korban prank yang dibuatnya. Secara personal jika dibeberkan yang menjadi korban prank M. Nuh juga tokoh-tokoh yang tidak main-main. 

Deretan tokoh negara mulai dari Presiden, Wakil Presiden,  Ketua-ketua lembaga tinggi negara, Ketua-ketua komisi, Tokoh-tokoh politik, dan artis-artis terkenal dan semua yang terlibat dan berkepentingan dalam acara tersebut semuanya menjadi korban dari prank yang dilakukan M. Nuh tersebut.

Ilustrasi daftar korban prank yang dilakukan M. Nuh - Sumber foto: twitter.com/sociotalker 
Ilustrasi daftar korban prank yang dilakukan M. Nuh - Sumber foto: twitter.com/sociotalker 

Akibat perbuatan yang dilakukannya tersebut, sempat tersiar kabar M. Nuh ditangkap dan ditahan oleh pihak kepolisian. Namun info tersebut segera diklarifikasi oleh pihak kepolisian bahwa M. Nuh tidak ditahan melainkan sekedar diinterograsi mengenai kejadian yang terkait dengan dirinya tersebut. 

Sebagai wakil dari salah satu pihak penyelenggara, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) juga mengklarifikasi bahwa M. Nuh dianggap tidak bersalah karena prank yang dilakukannya tersebut dikarenakan dirinya tidak mengerti tentang apa sebenarnya prosesi lelang yang dilakukan pada acara tersebut.Entah bagaimana caranya, melalui koordinasi dan diskusi yang dilakukan kemudian, panitia penyelenggara pun akhirnya telah menetapkan kembali Warren Tanoe Soedibyo sebagai pemenang lelang dan benar bersedia membayar sebesar Rp.2,550 miliar seperti yang dimenangkan M. Nuh. 

Dengan penetapan Warren Tanoe Soedibyo sebagai pemenang yang nyata bersedia membayar nilai lelang seperti yang disebutkan tersebut maka kasus ini pun bisa dianggap selesai. 

Panitia penyelenggara lelang tetap mendapatkan dana sesuai nilai keputusan akhir lelang yang sudah ditetapkan, M. Nuh dimaafkan kerena perbuatan tersebut dianggap dilakukan karena ketidaktahuannya, dan pemenang pun tentunya bahagia mendapatkan motor yang diincarnya. Semua orang bahagia dan M. Nuh pun bisa bernafas lega. Tinggal tunggu beberapa waktu berlalu, maka berita tentang kasus M. Nuh ini akan surut dengan sendirinya.

Lihat Juga: Tidak Ditahan, M. Nuh dari Jambi Justru adalah Korban

Itulah kira-kira yang terjadi karena M. Nuh hanyalah orang biasa. Hanyalah seorang buruh harian lepas yang konon katanya salah dalam memahami sebuah acara. 

Akan sangat berbeda jika saja M. Nuh seorang konten kreator. Jika saja ia adalah seorang konten kreator, maka berbekal kekeliruan yang disebutkan oleh orang-orang sebagai prank terbesar sepanjang sejarah tersebut, M. Nuh akan bisa mendapatkan banyak penonton (viewer), penyuka (liker), pengikut (follower) dan juga pelanggan (subscriber)untuk konten-konten selanjutnya yang diharapkan nanti akan dibuatnya lagi.

Dengan modal kontroversial dan popularitas yang diciptakannya saat ini, maka selanjutnya M. Nuh mungkin tak perlu lagi menjadi buruh harian lepas yang tentu saja penghasilannya pas-pasan. 

Sayangnya M. Nuh hanyalah orang biasa. Berbeda dengan Ferdian Paleka, Indira Kalistha, AA Utap, dan Sarah Keihl yang seperrtinya rela melalukan apa saja asal bisa mendapatkan capaian seperti yang didapatkan M. Nuh saat ini.

Semoga saja kasus yang terjadi pada M. Nuh ini tidak segera ditiru dan dicontoh oleh para konten kreator lainnya demi mencari kekayaan pribadi melalui sensasi dan popularitas yang dibuatnya.

Lihat Juga: Kronologi Percakapan M Nuh Saat Memenangkan Lelang Motor Listrik Jokowi

Kebobolan verifikasi data sebenarnya peserta dalam lelang motor Presiden Jokowi kali ini juga seharusnya bisa menjadi pelajaran berharga bagi penyelenggaraan-penyelenggaraan lelang lainnya. 

Pembenahan data kependudukan seharusnya juga menjadi catatan penting dari kasus ini. Jika saja eksistensi dan fungsi dari e-ktp sudah berjalan dengan baik, maka tidak semestinya panitia sebuah lelang akbar dengan penawaran berkisar miliaran bisa salah dalam melakukan verifikasi status asli pesertanya. 

Kalau saja revitalisasi e-ktp sudah berhasil dilaksanakan maka tinggal cek dari NIK-nya saja maka panitia sebuah lelang tidak akan tertipu lagi, dan bisa menghindarkan diri dari kasus-kasus yang memalukan seperti ini. Tabik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun