Mohon tunggu...
Rofidah Nur F
Rofidah Nur F Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi PIAUD UIN Malang

Dipaksa, terpaksa, terbiasa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

"Ada untuk Anak" Salah Satu Bentuk Attachment dan Pengasuhan terhadap Anak

22 September 2021   21:51 Diperbarui: 22 September 2021   21:55 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di usianya 17 bulan ini Ia sudah mampu berlarian ke sana ke mari serta kosakata yang diucap sudah cukup banyak. Ia pun kini klayu yang dalam istilah jawa dapat diartikan sebagai tidak mau ketinggalan dengan kakungnya, yaitu bapak saya. 

Pernah Ia menangis hingga berlinang air mata sambil memanggil "kung, kung!!", karena ketika itu bapak saya sedang keluar rumah sebentar. Hal ini terjadi sebab setiap harinya Ia sangat dekat dengan kakung. 

Salah satu kegiatan yang rutin dilakukan setiap hari adalah jalan-jalan pagi dan sore digendong kakung. Kebetulan juga rumah kami bersebelahan dan terdapat pintu tembusan di belakang, sehingga memudahkan Ia wira-wiri untuk menghampiri kakungnya.

Apakah manfaat dari attachment?

Awal kehidupan yang dimulai sejak janin dalam kandungan dan tehun pertama kehidupan merupakan fase terpenting bagi perkembangan otak anak. Peristiwa yang dialami bayi dengan pengasuhnya merupakan momen krusial dalam pembuatan sirkuit otak dan jutaan koneksi di dalam otak. 

Tak lupa interaksi dan komunikasi yang terjadi secara berulang akan membuka jalan antara memori dan belajar serta logika untuk dapat berkembang. Dapat disimpulkan bahwa otak bayi sangatlah rumit namun juga rentan (Winston & Chicot, 2016).

Lee & Lok, (2012) menuturkan bahwa menurut penelitian ikatan orang tua dan anak akan berpengaruh terhadap perkembangan hubungan interpersonal anak saat ia tumbuh besar. 

Akan akan tumbuh menjadi pribadi dengan self-esteem yang tinggi, percaya diri, memahami dan mengatur diri dengan baik, serta memiliki keterampilan sosial dan pemecahan masalah yang baik. Selain itu, anak juga dapat membangun persahabatan yang berkualitas. 

Lantas apa yang terjadi jika tidak terbentuk attachment?

  • Berkurangnya pertumbuhan pada otak kiri yang mengakibatkan peningkatan risiko depresi.
  • Meningkatnya sensitivitas pada sistem limbik yang dapat mengakibatkan gangguan kecemasan.
  • Berkurangnya pertumbuhan pada hipokampus yang dapat berkontribusi menjadi gangguan memori dan gangguan belajar.

Dalam mengantisipasi adanya hal yang tidak diinginkan, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membentuk attachment dengan anak, antara lain: 

  1. Menggendong anak
  2. Lakukan kontak mata dengan anak
  3. Ajak anak berbicara
  4. Lakukan aktivitas menyenangkan bersama anak
  5. Tidak mendidik anak secara manja
  6. Ada untuk anak ketika ia mengalami perasaan buruk
  7. Menjadi orang tua yang kuat, tegar, bijaksana, dan baik hati

Berusaha menjadi orang tua terbaik bagi anaknya adalah harapan para orang tua. Dengan terjalinnya ikatan kasih sayang sejak anak dalam kandungan yang terus dipupuk hingga anak tumbuh dewasa merupakan sebuah penyokong bagi perkembangan anak.

Semoga yang sedikit ini dapat bermanfaat bagi teman-teman pembaca. Salam hangat dari saya untuk teman-teman, semoga sehat selalu!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun