"Nah, itu Rohaye... Ada masanya tamu lo royal. Kadang ada yang pait. Ya, namanya juga hidup."
"Ho oh, bang. Sama kayak ojol ya. Gw dengar pada sepi?"
"Mayoritas iya. Harus disyukuri aja. Banyak atau dikit, yang penting udah usaha."
"Tjakep, bang. Gw juga kalo udah *** bakal pensi. Gw pengen hidup normal dan ***."
"Silakan. Itu pilihan, lo mau kerja apa aja bebas. Yang penting bisa buat anak atau keluarga."
"Kadang kalo bipolar gw kambuh, gw malu juga sama tetangga. Apalagi, kerja beginian pulang sering pagi. Jadi bahan omongan."
"Lah, emang tetangga lo yang kasih makan lo? Ga, kan?"
"Ya, ga sih."
"Ngapain harus malu? Hidup lo, ya lo yang atur sendiri. Mau lo kerja apa kek, urusan lo. Lo ga usah peduliin tetangga," saya menjelaskan. "Kecuali, lo dikasih makan sama tetangga lo tiap hari, kalo mereka nyinyir, ya pantes. Ini kan, ga?
"Ya begitulah," ujarnya sambil menarik napas.
"Ini ada cagak, belok kanan atau kiri?"