Mohon tunggu...
Rodiyah
Rodiyah Mohon Tunggu... Dosen - Dosen/Guru

I am an animal lover. I love challenges

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Budaya Positif

13 Februari 2023   22:15 Diperbarui: 13 Februari 2023   22:21 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Latar Belakang

Budaya positif merupakan suatu pola perilaku dan tindakan yang diterima dan dilaksanakan secara umum dalam suatu lingkungan, termasuk lingkungan pendidikan. Dalam dunia pendidikan, budaya positif diperlukan untuk membangun lingkungan belajar yang nyaman serta membangun kepercayaan diri dan rasa tanggung jawab peserta didik. Selain itu, Budaya positif dapat membantu membangun rasa saling menghormati dan mempererat hubungan antar siswa dan antara siswa dan guru . Hal tersebut akan meningkatkan fokus belajar peserta didik dalam mencapai potensi mereka secara maksimal.

Budaya positif di lingkungan pendidikan akan memfasilitasi perkembangan positif bagi peserta didik dan guru. Hal ini dapat dicapai melalui kultur dan norma yang menekankan pada perilaku positif, pengembangan keterampilan dan kemampuan, dan memfokuskan pada hasil yang bermakna. Budaya positif dalam pendidikan dapat membantu menciptakan lingkungan belajar yang nyaman, aman, dan kondusif, untuk dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

dok.pribadi
dok.pribadi

dok.pribadi
dok.pribadi

dok.pribadi
dok.pribadi

dok.pribadi
dok.pribadi

dok.pribadi
dok.pribadi

dok.pribadi
dok.pribadi

Budaya positif di lingkungan pendidikan sangat penting karena memiliki beberapa manfaat seperti: meningkatkan hasil belajar, membentuk karakter positif peserta didik, menciptakan iklim sekolah yang nyaman, meningkatkan motivasi belajar, mencegah tindakan negatif (bullying, pelecehan, dan perilaku kasar lainnya), dan menjaga kedamaian dan harmoni.

Dalam lingkungan pendidikan yang sangat kompetitif saat ini, penting bagi sekolah untuk memfokuskan perhatian pada budaya positif sehingga peserta didik dapat menikmati proses belajar dan mengembangkan diri dengan baik. Penerapan budaya positif di lingkungan pendidikan memegang peranan yang sangat urgen dalam menciptakan lingkungan belajar yang sehat dan menyenangkan bagi para peserta didik. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk melaksanakan budaya positif di sekolah, antara lain:

  • Membangun lingkungan  inklusif dan ramah: Lingkungan inklusif dan ramah akan membuat peserta didik merasa nyaman dan diterima, sehingga mereka dapat fokus belajar dan mengembangkan diri.
  • Mempromosikan toleransi dan kebersamaan: Peserta didik harus diajarkan untuk menghormati perbedaan dan menghargai pandangan dan keyakinan yang berbeda dari orang lain. Ini akan membantu mereka untuk bekerja sama dan bekerja bersama dalam lingkungan yang harmonis.
  • Mendukung peserta didik untuk mengejar impian mereka: Guru dan staf sekolah harus memberikan dukungan dan motivasi kepada peserta didik untuk mengejar impian dan cita-cita mereka.
  • Mempromosikan aktivitas positif: Menyediakan berbagai aktivitas positif seperti kegiatan olahraga, seni, dan budaya dapat membantu siswa mengembangkan minat dan keterampilan mereka.
  • Menjaga lingkungan yang sehat: Lingkungan yang  sehat akan membantu peserta didik untuk merasa nyaman dan fokus belajar.

Dengan melakukan tindakan-tindakan tersebut, budaya positif akan terus ditingkatkan dan diterapkan dalam lingkungan pendidikan, membantu peserta didik untuk belajar dan tumbuh secara optimal. Secara keseluruhan, pelaksanaan budaya positif dalam lingkungan pendidikan dapat membantu membangun lingkungan belajar yang kondusif dan menyenangkan bagi para peserta didik. Ini akan membantu mereka untuk berkembang dan mencapai potensi mereka sepenuhnya.

Budaya positif meliputi 6 hal yaitu, perubahan paradigma stimulus-respons, konsep disiplin positif, keyakinan kelas, pemenuhan lima kebutuhan dasar manusia, lima posisi kontrol dan segitiga restitusi. Perubahan paradigma stimulus-respon menekankan pada penekanan respon positif daripada respon negatif, seperti memuji dan memberikan apresiasi atas keberhasilan peserta didik, daripada memberikan teguran atas kegagalan mereka. 

Konsep disiplin positif menekankan pada pengembangan perilaku yang baik daripada hanya fokus pada memerangi perilaku buruk. Ini dapat dilakukan dengan memberikan pujian atau reward bagi peserta didik yang memiliki perilaku baik, dan mengarahkan mereka untuk memperbaiki perilaku buruk mereka. 

Keyakinan kelas melibatkan membangun rasa percaya diri dan keyakinan siswa di lingkungan belajar. Hal ini dilakukan dengan membantu siswa untuk menemukan kekuatan dan potensi mereka, dan memberikan mereka kesempatan untuk berbicara dan bekerja sama dalam kelas. 

Pemenuhan lima kebutuhan dasar manusia melibatkan memenuhi kebutuhan fisik, emosional, sosial, intelektual, dan spiritual siswa. Ini dapat dilakukan dengan memberikan mereka waktu untuk berkreasi dan bersosialisasi, mengajar mereka untuk mengatasi emosi dan memfasilitasi diskusi tentang isu-isu yang penting bagi mereka. 

Lima posisi control melibatkan memberikan kendali dan kepercayaan kepada siswa dalam proses pembelajaran. Ini bisa dilakukan dengan memberikan mereka peluang mengambil keputusan dan membuat pilihan sendiri, dan memfasilitasi diskusi tentang topik yang mereka minati. Segitiga restitusi melibatkan membangun kembali hubungan yang rusak setelah terjadi konflik atau masalah. Ini dapat dilakukan dengan mengajar peserta didik tentang cara meminta maaf dan memaafkan, dan membantu mereka untuk bekerja sama dalam mengatasi masalah.

Menciptakan budaya positif di lingkungan pendidikan membutuhkan kesadaran dan komitmen dari semua pihak, termasuk guru, peserta didik, dan pihak sekolah. Budaya yang positif diharapkan dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan memotivasi siswa untuk lebih baik, serta dengan memiliki budaya positif, lingkungan pendidikan dapat memberikan kontribusi yang besar dalam membangun siswa menjadi individu dengan karakter baik serta memiliki perilaku positif sehingga dapat membantu siswa untuk meraih hasil belajar yang lebih baik serta membentuk pribadi yang berbudi pekerti luhur dan berkarakter.

Tujuan

Tujuan dari aksi nyata penerapan budaya positif di lingkungan belajar adalah untuk membentuk dan memperkuat budaya positif dalam lingkungan belajar sehingga para guru dapat mempraktikkan budaya positif dalam kegiatan belajar-mengajar mereka dan membentuk generasi pendidik yang berkualitas.. Beberapa tujuan spesifik dari aksi nyata penerapan budaya positif di lingkungan belajar antara lain:

  • Membuat motivasi dan semangat siswa dalam beajar meningkat
  • Meningkatkan rasa tanggung jawab dalam diri siswa terhadap proses belajar-mengajar.
  • Menciptakan iklim belajar yang nyaman dan menyenangkan.
  • Meningkatkan kepercayaan diri dan kreativitas peserta didik.
  • Mengurangi tingkat stres dan tekanan pada peserta didik.
  • Meningkatkan hubungan baik antar peserta didik dan guru.
  • Mengembangkan rasa saling memahami dan toleransi antar siswa yang berbeda latar belakang.
  • Membangun situasi dan kondisi belajar yang nyaman dan memfasilitasi pengembangan potensi siswa secara optimal.

Tolak Ukur

Tolak ukur aksi nyata penerapan budaya positif di lingkungan belajar adalah ukuran yang digunakan untuk menilai tingkat keberhasilan dalam menerapkan budaya positif di lingkungan belajar. Beberapa tolak ukur aksi nyata penerapan budaya positif di lingkungan belajar antara lain:

  • Tingkat partisipasi dan rasa antusias siswa dalam belajar.
  • Tingkat motivasi dan semangat siswa dalam belajar.
  • Tingkat kedisiplinan siswa dalam belajar.
  • Tingkat rasa tanggung jawab siswa dalam belajar.
  • Tingkat kepercayaan diri seta kreativitas siswa.
  • Tingkat hubungan baik antar peserta didik dan guru.
  • Tingkat rasa saling memahami dan toleransi antar siswa yang berbeda latar belakang.
  • Tingkat kualitas belajar dan hasil belajar siswa.

Dengan menggunakan tolak ukur ini, pihak sekolah atau institusi pendidikan dapat mengevaluasi tingkat keberhasilan implementasi budaya positif di lingkungan belajar dan membuat perbaikan yang diperlukan untuk memastikan lingkungan belajar yang kondusif dan memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik.

Linimasa Tindakan

Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan dalam mengimplementasikan aksi nyata penerapan budaya positif dalam lingkungan belajar:

  • Menentukan tujuan bersama: Guru dan siswa harus bersama-sama menentukan tujuan bersama dalam kelas. Ini dapat membantu menumbuhkan rasa tanggung jawab bersama untuk mencapai tujuan tersebut.
  • Menciptakan iklim belajar yang kondusif: Guru  membantu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sekaligus positif dengan memfasilitasi diskusi dan interaksi antar siswa.
  • Mendorong partisipasi aktif peserta didik: Guru harus memotivasi siswa untuk ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran melalui pemberian tugas sesuai dengan minat dan bakat mereka.
  • Meningkatkan rasa percaya diri siswa: Guru harus mendukung dan membimbing siswa dalam menumbuhkan rasa percaya diri dan kreativitas mereka.
  • Mendorong kerja sama dan kebersamaan: Guru harus memfasilitasi kegiatan kelompok dan diskusi kelompok untuk menumbuhkan kerja sama dan kebersamaan dalam proses belajar-mengajar.
  • Menumbuhkan sikap toleransi dan menghormati: Guru harus mengajarkan dan mempromosikan sikap toleransi dan menghormati antar peserta didik dalam lingkungan belajar.
  • Melakukan evaluasi berkala: Guru harus melakukan evaluasi berkala untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembentukan keyakinan kelas dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk memperbaikinya.
  •  

Dukungan

Dalam menerapkan budaya positif di lingkungan belajar, dukungan yang dibutuhkan antara lain:

  • Dukungan pihak sekolah: Sekolah memberikan dukungan dan sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan program penerapan budaya positif di lingkungan belajar.
  • Dukungan dari pihak orang tua: Orang tua harus memberikan dukungan dan memahami pentingnya budaya positif bagi perkembangan anak mereka.
  • Dukungan dari guru: Guru harus memahami pentingnya budaya positif dan mampu memimpin dan mempraktikkan budaya positif di kelas.
  • Dukungan dari peserta didik: Peserta didik harus memahami pentingnya budaya positif dan mampu mempraktikkan budaya positif dalam interaksi sosial mereka.
  • Dukungan dari masyarakat: Masyarakat harus memahami pentingnya budaya positif dan mampu mempraktikkan budaya positif dalam interaksi sosial mereka.

Ketika semua pihak memberikan dukungan dan bekerja sama, maka penerapan budaya positif di lingkungan belajar dapat dilakukan dengan lebih baik dan efektif. Itulah mengapa penting untuk menciptakan kesadaran serta memotivasi semua pihak agar dapat memberikan dukungan yang diperlukan dalam menerapkan budaya positif di lingkungan belajar.

Deskripsi Aksi Nyata

Sebagai pendidik kita semua memahami bahwa pembelajaran lebih bermakna dan efektif bagi siswa karena merasa nyaman dan merasa diterima dalam lingkungan belajar yang positif. Budaya positif juga dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa untuk lebih berani untuk berbicara dan berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran. Ini dapat membuat mereka memahami materi secara optimal dan meningkatkan keterampilan mereka. Dengan demikian, budaya positif dapat membantu membentuk lingkungan belajar yang menyenangkan dan memotivasi, yang akan membantu memperkuat proses pembelajaran dan membantu peserta didik untuk mencapai potensi terbaik mereka.

Beberapa hal berikut berkaitan dengan konsep budaya positif, yaitu:

  • Perubahan paradigma dari stimulus-respon
  • Perubahan paradigma dari stimulus-respon ke lingkungan yang positif memang sangat penting dalam membangun budaya positif. Dalam paradigma stimulus-respon, lingkungan belajar hanya difokuskan pada respon murid terhadap stimulus yang diberikan oleh guru, sedangkan dalam lingkungan yang positif, fokus lebih pada pembentukan lingkungan belajar yang memfasilitasi perkembangan dan pembelajaran murid.
  • Konsep disiplin positif
  • Konsep disiplin positif merupakan pendekatan yang berfokus untuk memotivasi dan mendukung siswa dalam mencapai tingkah laku yang baik dan bertanggung jawab. Ini berbeda dari pendekatan disiplin tradisional yang berkaitan dengan hukuman dan pembatasan. Disiplin positif memfokuskan pada tiga motivasi perilaku manusia, yaitu menghindari ketidaknyamanan atau hukuman, menerima penghargaan atau persetujuan dari orang lain, menjadi orang yang mereka inginkan, dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka yakini. Ini membantu membentuk tingkah laku yang positif dan bertanggung jawab karena peserta didik memiliki alasan dan dukungan untuk melakukan hal-hal yang baik. Disiplin positif juga membantu meningkatkan kepercayaan diri dan rasa hormat peserta didik terhadap diri mereka sendiri dan orang lain. Ini membantu menciptakan lingkungan belajar yang positif dan nyaman, yang memfasilitasi pembelajaran dan perkembangan peserta didik.
  • Keyakinan kelas
  • Keyakinan kelas merupakan konsep penting dalam membangun budaya positif di sekolah. Keyakinan kelas adalah pernyataan-pernyataan universal tentang perilaku dan tingkah laku yang diharapkan dari peserta didik. Pernyataan tentang keyakinan kelas sebaiknya berbentuk positif dan tidak terlalu banyak sehingga semua anggota kelas dapat dengan mudah memahaminya. Keyakinan kelas juga harus dapat diterapkan di lingkungan sekolah, dan semua anggota kelas harus berpartisipasi dalam pembentukan keyakinan kelas dengan mengemukakan pendapat mereka sendiri dan bersedia merevisi keyakinan kelas dari waktu ke waktu. Dengan memiliki keyakinan kelas yang jelas dan diterima oleh semua warga kelas, peserta didik akan memiliki pemahaman yang jelas tentang tingkah laku yang diharapkan dari mereka, sehingga mereka dapat berperilaku sesuai dengan harapan dan membangun budaya positif di kelas. Keyakinan kelas juga membantu menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman, yang memfasilitasi pembelajaran dan perkembangan peserta didik.
  • Pemenuhan lima kebutuhan dasar manusia
  • Dalam sebuah lingkungan sekolah, pemenuhan kebutuhan dasar manusia sangat penting untuk terbentuknya lingkungan yang positif dan kondusif bagi pembelajaran. Ketika kita mendapatkan apa yang kita inginkan, sebenarnya kita sedang memenuhi satu atau lebih kebutuhan dasar kita, yaitu kelangsungan hidup, cinta dan rasa memiliki, kebebasan, kesenangan, dan kekuasaan.
  • Sebagai guru atau pengajar, mengetahui dan memahami kebutuhan dasar manusia akan membantu dalam memfasilitasi terciptanya lingkungan yang positif di dalam kelas. Dengan memenuhi kebutuhan dasar murid, mereka akan merasa lebih nyaman dan dapat berfokus pada proses belajar. Ini juga dapat membantu mengatasi permasalahan perilaku yang bertentangan dengan nilai-nilai kebajikan. Untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia, seorang guru harus memahami dan memperhatikan tindakan peserta didiknya. Guru juga harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertukar pikiran dengan teman sebayanya , memperoleh cinta dan kasih sayang, bebas beraktivitas, bersenang-senang, dan memiliki kekuasaan yang sesuai dengan batas-batas yang ditentukan. Dengan kata lain, guru dapat bekerja sama dengan murid untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka melalui aktivitas belajar yang menyenangkan dan menantang, memfasilitasi hubungan saling pengertian dan saling menghargai, dan membantu mereka mengejar kebebasan dan kekuasaan dalam pemecahan masalah. Dengan memperhatikan dan memenuhi kebutuhan dasar manusia, peserta didik akan merasa nyaman dan memiliki motivasi untuk belajar. Ini akan membantu mereka untuk membentuk perilaku positif dan membuat lingkungan kelas menjadi kondusif bagi proses pembelajaran.
  • Lima Posisi Kontrol
  • ada 5 posisi kontrol yang diterapkan, yaitu:
  • Penghukum (Punisher) - Dalam posisi ini, pihak yang berkuasa menggunakan tekanan dan hukuman untuk memotivasi orang lain. Ini seringkali tidak efektif dan dapat menimbulkan rasa tidak aman dan tidak diterima bagi yang dikontrol.
  • Pembuat Orang Merasa Bersalah (Guilt Inducer) - Dalam posisi ini, pihak yang berkuasa menggunakan rasa bersalah untuk memotivasi orang lain. Ini dapat membuat orang merasa tidak nyaman dan mempengaruhi hubungan dengan orang lain.
  • Teman (Friend) - Dalam posisi ini, pihak yang berkuasa menggunakan hubungan baik dan dukungan untuk memotivasi orang lain. Ini dapat membantu menciptakan lingkungan yang positif dan memperkuat hubungan dengan orang lain.
  • Monitor (Surveillance) - Dalam posisi ini, pihak yang berkuasa menggunakan pemantauan untuk memastikan bahwa orang lain melakukan tugas mereka. Ini dapat membantu memastikan bahwa tugas dilakukan dengan baik, tetapi juga dapat membuat orang merasa dipantau dan tidak bebas.
  • Manajer (Manager) - Dalam posisi ini, pihak yang berkuasa membantu orang lain memenuhi kebutuhan mereka dan memotivasi mereka untuk melakukan tugas. Ini memfokuskan pada pemberian bantuan dan dukungan untuk membantu orang lain memenuhi potensi mereka.
  • Posisi kontrol yang paling efektif adalah posisi Manajer, di mana pihak yang berkuasa membantu orang lain memenuhi kebutuhan dan memotivasi mereka untuk melakukan tugas. Ini membantu membangun hubungan positif dan memfasilitasi pengembangan potensi serta keterampilan dari orang lain.
  • Segitiga Restitusi
  • Segitiga Restitusi adalah sebuah teknik untuk membantu individu memahami dan meresolusi konflik yang terjadi antara mereka. Ini didasarkan pada teori bahwa setiap perilaku manusia memiliki alasan dan tujuan tertentu. Segitiga Restitusi memfokuskan pada tiga aspek penting untuk memahami dan meresolusi konflik:
  • Memperkuat Identitas (Kita Semua Melakukan yang Terbaik) - Ini membantu individu memahami bahwa setiap tindakan yang diambil oleh individu lain sebenarnya adalah usaha terbaik mereka untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka.
  • Validasi perilaku yang salah (setiap perilaku memiliki alasan) - Ini membantu individu memahami bahwa setiap perilaku yang tidak sesuai dengan harapan mereka sebenarnya didasarkan pada keyakinan dan motivasi internal individu tersebut.
  • Bertanya tentang keyakinan (kita semua memiliki motivasi internal) - Ini membantu individu memahami bahwa setiap perilaku memiliki motivasi dan keyakinan internal yang mendasari, dan membantu mereka untuk mengejar solusi yang dapat memenuhi kebutuhan dasar mereka semua.
  • Dengan memahami aspek-aspek ini, peserta didik dapat lebih mudah menemukan solusi yang dapat memenuhi kebutuhan dasar mereka dan mengatasi konflik yang mungkin terjadi.

Konsep budaya positif sangat penting untuk diterapkan dalam proses pembelajaran di sekolah agar siswa merasa nyaman dan memahami bahwa setiap perilaku memiliki alasan. Dengan budaya positif, guru dapat membantu peserta didik mengembangkan disiplin diri yang berorientasi pada proses belajar dan merdeka belajar. Selain itu, dengan menghargai keunikan setiap peserta didik dan melihat perilaku mereka sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka, guru dapat membantu siswa memahami bahwa sumber tingkah laku manusia adalah menghindari ketidaknyamanan, memperoleh imbalan/apresiasi, dan menjadi pribadi yang diinginkan sesuai dengan nilai-nilai yang diyakininya.

Budaya positif yang terbentuk melalui pemahaman dan penerapan konsep-konsep seperti kebutuhan dasar manusia, lima posisi kontrol, dan segitiga restitusi, akan memberikan banyak manfaat bagi peserta didik, guru, dan sekolah secara keseluruhan. Budaya positif yang menghargai keunikan setiap individu, memfokuskan pada proses belajar dan pemahaman akan motivasi dan alasan perilaku peserta didik, serta mewujudkan merdeka belajar, dapat membantu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan meningkatkan prestasi siswa. Penerapan budaya positif akan membantu menciptakan iklim sekolah yang harmonis dan saling menghormati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun