Mohon tunggu...
Rochella Gracia
Rochella Gracia Mohon Tunggu... Siswa SMA

hobi saya mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bahasa Luka

19 Mei 2025   20:07 Diperbarui: 19 Mei 2025   20:06 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jika luka adalah bahasa, mungkinkah disetiap detik aku terus berteriak diam-diam?
Aku dan kamu yang terus berteriak ditengah gemuruh nya suasana hati.
Rintik air mata yang tak tahan mengumpat di balik kelopak mata kita berdua, gugur perlahan.

Jika rasa sayang dapat ditakar dalam kata, akankah kita sanggup bertahan dalam retaknya hati?
Pada akhirnya, mungkin kita akan paham.
Bahwa cinta bukan hanya sekedar saling mendengar, melainkan menyelami dalamnya hati.

Bagiku yang masih awam perihal asmara, ia ku pandang bagai lelaki yang elok dan nirmala.
Kita belum mampu saling mengerti, bukan karena cinta yang tak ingin tumbuh, melainkan karena kita yang belum tahu bagaimana cara menyiramnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun