Di zaman sekarang, kita semakin sering mendengar orang menuntut haknya sebagai warga negara. Mulai dari hak atas pendidikan yang berkualitas, layanan kesehatan yang memadai, hingga fasilitas umum yang nyaman dan bersih. Memang, menuntut hak adalah hal yang wajar dan sah. Tapi, pernahkah kita berhenti sejenak dan bertanya: sudahkah kita menjalankan kewajiban sebagai warga negara?
 Hak dan Kewajiban, Dua Sisi Mata Uang yang Tak Bisa Dipisahkan
Hak dan kewajiban itu ibarat dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Kita punya hak untuk mendapatkan fasilitas publik yang baik, tapi kita juga punya kewajiban untuk menjaga fasilitas itu agar tetap terawat. Contohnya, kita ingin jalanan bersih dan rapi, tapi masih banyak yang membuang sampah sembarangan. Kita ingin pelayanan publik cepat dan ramah, tapi kadang malas antre atau bahkan enggan membayar pajak.
Kalau kita hanya menuntut hak tanpa menjalankan kewajiban, siapa yang akan menjaga dan merawat hak-hak tersebut? Akibatnya, fasilitas yang kita inginkan justru menjadi rusak dan pelayanan menjadi buruk.
 Contoh Nyata Ketidakseimbangan Hak dan Kewajiban
Banyak kasus yang bisa kita temui sehari-hari yang menggambarkan ketidakseimbangan ini. Misalnya:
- Pengemudi yang melanggar aturan lalu lintas, seperti menerobos lampu merah, yang akhirnya membahayakan keselamatan orang lain. Padahal, setiap pengemudi punya kewajiban untuk mematuhi aturan demi keamanan bersama.
- Warga yang menuntut pelayanan kesehatan gratis, tapi tidak ikut program imunisasi atau tidak menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
- Pejabat yang korupsi, merugikan hak rakyat atas pemerintahan yang bersih dan adil.
Ketidakseimbangan ini bukan hanya soal individu, tapi juga soal bagaimana sistem dan penegakan hukum berjalan. Jika hukum tidak ditegakkan dengan adil, maka rasa tanggung jawab warga pun bisa menurun.
 Literasi Kewarganegaraan: Kunci Membangun Kesadaran
Sayangnya, pendidikan kewarganegaraan di sekolah seringkali hanya sebatas hafalan materi tanpa pemahaman mendalam. Padahal, literasi kewarganegaraan yang baik akan membuat kita sadar bahwa menjadi warga negara yang baik berarti tahu hak dan juga menjalankan kewajiban.
Kalau pendidikan kewarganegaraan dibuat lebih menarik dan dekat dengan kehidupan sehari-hari, misalnya lewat kegiatan sosial, diskusi kelompok, atau simulasi, maka kesadaran akan pentingnya hak dan kewajiban akan tumbuh dengan sendirinya.
 Peran Kita Semua dalam Membangun Negara
Kesadaran bernegara bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau tokoh masyarakat. Kita semua punya peran besar. Mulai dari hal kecil, seperti membuang sampah pada tempatnya, membayar pajak tepat waktu, tertib berlalu lintas, hingga aktif dalam kegiatan sosial di lingkungan sekitar.
Pemerintah juga harus tegas menegakkan hukum secara adil dan transparan agar masyarakat merasa dihargai dan bertanggung jawab. Media dan sekolah bisa terus mengedukasi masyarakat tentang pentingnya keseimbangan antara hak dan kewajiban.
 Mulailah dari Diri Sendiri!
Jangan hanya menuntut hak, tapi lupakan kewajiban. Kalau setiap orang mulai dari diri sendiri untuk menjalankan kewajiban dengan sepenuh hati, Indonesia pasti bisa menjadi negara yang lebih tertib, adil, dan sejahtera.
Seperti kata Bung Hatta, "Kurang cerdas bisa diperbaiki, kurang cakap bisa diasah, tapi kalau tidak jujur, tidak ada obatnya." Mari kita jujur pada diri sendiri: sudahkah kita menunaikan kewajiban sebelum menuntut hak?
 Yuk, jadi warga negara yang bertanggung jawab! Indonesia maju dimulai dari kita semua.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI