Bagiku setiap kegagalan, setiap hal yang tertunda, setiap perencanaan yang justru tidak terwujud merupakan cara Tuhan untuk menguji kesetiaanku apakah aku masih memiliki decak kagum atau tidak.
Di sini pun aku sekarang bahagia. Memasuki budaya baru (budaya Batak), berkenalan dengan orang baru (orang Batak) beserta karakternya yang unik adalah hal yang menakjubkan meski terkadang susah. Saya memulai perkulihan teologi dengan semangat baru dan tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan berahmat ini agar di dalamnya saya semakin mengenal dan mencintai panggilanku.
Di akhir kata saya mau bersyukur atas “pesona Ekaristi Tuhan di dalam gubuk tua itu yang membuatku berdecak kagum” pada-Nya dan menjadi awal petualangan hidup membiaraku.
Dalam segala kerapuhan saya mau mengulang apa yang dikatakan oleh pemazmur “Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku” bocah tengik.