Mohon tunggu...
Roberto Armando
Roberto Armando Mohon Tunggu... Novelis - pemerhati politik

penulis

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Salah Memahami Slogan NA-IC, Mahyeldi Menepuk Air di Dulang

3 Desember 2020   21:06 Diperbarui: 3 Desember 2020   22:06 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nasrul Abit-Indra Catri saat mengikuti sesi debat Cagub dan Cawagub Sumbar edisi kedua, Kamis (3/12). | dokpri

Dalam debat calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar edisi kedua pada Kamis (3/12), Mahyeldi "menyerang" Nasrul Abit-Indra Catri (NA-IC) dengan pertanyaan tentang slogan pasangan calon yang diusung Gerindra Itu. Namun, Mahyeldi salah memahami slogan tersebut sehingga pertanyaannya pun salah. Akhirnya, dia menepuk air didulang sehingga tepercik mukanya sendiri.

Sebelum bertanya kepada NA-IC, Mahyeldi memberikan latar belakang pertanyaannya: Kita sudah mengetahui bahwasanya tahun 2021 ini APBD provinsi itu kami dapat informasi turun Rp1 triliun. Dan kemudian juga, kita yakin juga secara nasional juga akan kekurangan uang, dana, untuk itu. Maka oleh sebab itu, dan sementara Bapak tadi bicara masalah unggul. Semuanya unggul. Semuanya unggul.

Lalu, dengan penuh semangat, yang terdengar dari nada suaranya yang meninggi dan bernada cemooh, Mahyeldi bertanya: Itu gimana caranya itu? Dari mana sumbernya dananya itu? Bagaimana mengkoordinasikan dana semuanya itu kalau semuanya unggul? Kalau tidak ada prioritas, bagaimana nanti? Maka oleh sebab itu, kita khawatir nanti apa yang direncanakan itu tidak akan terlaksana karena akan menjadikan Sumbar unggul semuanya, sementara keadaannya, uangnya begitu. Kita pun di Sumatra Barat juga begitu. Kabupaten/kota pun juga.

Mahyeldi kemudian mengulang pertanyaannya dengan sedikit tawa, yang tentu saja mengandung ejekan (buya kok mengejek): Maka oleh sebab itu, bagaimana cara Bapak itu untuk mengkoordinasikan, untuk mensinergikan, kemudian bagaimana sumber-sumber uang yang akan digunakan untuk menjadikan Sumbar yang unggul itu?

Karena pertanyaan Mahyeldi ringan dan salah pula, Nasrul Abit menjawab dengan tenang: Jadi, kita di dalam membangun suatu daerah bukan hanya tertumpu pada provinsi. Kalau kita melihat itu memang struktur APBD provinsi sangat kecil. Tapi, kita kan punya juga pusat. Maka, dalam uraian kami pertama, pemerintah itu nanti berkoodinasi dengan kabupaten/kota, dengan pusat juga. Pusat dalam hal ini harus berperan. Sumatra Barat ini hanya 10 persen yang kita punya. Sembilan puluh persen pusat semua. 

Di samping itu, sektor swasta juga bisa ikut membantu kita. Dan unggul juga bukan dalam semua. Unggul di pemerintahan, unggul di kesehatan, unggul di sumber daya manusia, unggul infrastruktur, sosial, budaya, dan kemasyarakatan. Artinya, kita ke depan harus membangun itu jangan hanya APBD saja. Provinsi, kabupaten/kota, seperti yang kami sampaikan tadi, koordinasi, komunikasi, sinkronisasi, program provinsi dan kabupaten harus kita lakukan. Sinkronisasi kabupaten/kota, provinsi, dan pusat harus kita lakukan. Itulah nanti cara kami untuk mengatasi itu. Dan apa yang kami buat di sini, insyallah jika kita jadi gubernur, akan kami implementasikan.

Dari latar belakang pertanyaan sekaligus pertanyaannya, Mahyeldi jelas tidak memahami slogan NA-IC. Slogan NA-IC adalah Sumbar Unggul untuk Semua. Saya kira orang yang memiliki intelektual paling rendah pun dapat memahami arti slogan itu, yakni Sumbar yang unggul untuk semua kalangan, bukan Sumbar yang unggul untuk satu kalangan tertentu.

Slogan itu dibuat berdasarkan harapan bahwa Pemerintah Provinsi Sumbar di bawah kepemimpinan NA-IC adalah pemerintah yang hadir untuk melayani seluruh masyarakat Sumbar, bukan sebagian masyarakat, bukan untuk kalangan tertentu saja. 

NA-IC ingin Pemerintah Provinsi Sumbar hadir untuk semua kalangan tanpa melihat etnis, agama, warna kulit, pilihan politik, dan perbedaan lainnya, agar program-program dan bantuan-bantuan pemerintah dirasakan secara merata oleh seluruh masyarakat Sumbar. Singkatnya, slogan Sumbar Unggul untuk Semua itu berarti bahwa NA-IC tidak akan diskriminatif dan tidak pandang bulu dalam memimpin.

Kalau latar belakang pertanyaan sekaligus pertanyaan Mahyeldi seperti itu, slogan NA-IC adalah Sumbar Unggul di Semua Bidang. Kalau seperti itu slogan NA-IC, barulah pertanyaan Mahyeldi itu betul, wajar, dan masuk akal. Namun, slogan NA-IC tidak begitu. Karena itu, Nasrul Abit menjawab, "Dan unggul juga bukan dalam semua. Unggul di pemerintahan, unggul di kesehatan, unggul di sumber daya manusia, unggul infrastruktur, sosial, budaya, dan kemasyarakatan."

Dari jawaban Nasrul Abit itu jelas ada program prioritas. Meskipun ada program prioritas, bukan berarti bahwa NA-IC tidak menyentuh semua bidang dalam kehidupan masyarakat karena pada tiap bidang kehidupan ada hajat hidup orang. Namun, NA-IC memprioritaskan atau mengutamakan bidang-bidang yang sangat penting, bidang-bidang strategis, bidang-bidang yang berkaitan erat dengan banyak bidang lainnya, bidang-bidang penentu hajat hidup orang banyak.

Bagi saya, pertanyaan Buya Mahyeldi tersebut memperlihatkan bahwa beliau mendahulukan sentimen dan cemoohan daripada logika dan penalaran atas slogan NA-IC. Oleh sebab itu, tidak salah jika Mahyeldi kembali mengingat pepatah lama orang Minang: mangango dulu baru mangecek. Pikirkan dulu, pahami dulu, baru bertanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun