Mohon tunggu...
Kartika E.H.
Kartika E.H. Mohon Tunggu... Wiraswasta - 2020 Best in Citizen Journalism

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, kopi nashittel (panas pahit kentel) serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ada yang Salah dengan Mata Air Bengawan Solo?

1 April 2024   10:14 Diperbarui: 1 April 2024   16:30 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sungai  Martapura yang Mirip dengan Sungai Bengawan Solo | @kaekaha

Pagi tadi, selepas turun dari masjid untuk shalat Subuh, saya sengaja jalan kaki untuk pulang menuju ke rumah.

Saya ingin sekali menikmati suasana pagi di kampung tempat saya tinggal di pinggiran kota seribu sungai Banjarmasin nan Bungas.

Kebetulan rute jalan menuju rumah saya itu, kalau pagi banyak terdapat titik kumpul masyarakat untuk melakukan berbagai aktivitas.

Ada pasar tungging pagi, itu lho ada pasar krempyeng khas Banjar. Ada juga penjual khusus ikan air tawar, ikan air laut, ada penjual kue tradisional khas Banjar dan yang paling saya sukai adalah orang-orang yang berderet maunjun alias memancing ikan di sungai kecil di pinggir jalan.

Eh jangan salah fokus dengan Sungai kecilnya ya, karena sungai-sungai di tempat kami itu terhubung dengan rawa-rawa yang luas, habitat dari banyak ikan-ikan konsumsi.

Jadi jangan heran meskipun penampang permukaan sungai di pinggir jalan kami itu relatif kecil semeter atau 2 meter saja, tapi suplai ikan yang hilir mudik di sungai ini regenerasinya ada terus, jadi kalau dipancing ikanya juga gede-gede terus yang kena!

Nah, saat sedang asyik melihat-lihat itulah, tiba-tiba saya malah salah fokus sama bapak-bapak tua yang baru saja mengangkat jorannya berikut ikan Sapat Siam yang ikut di tali pancingnya.

Si bapak, sambil mancing juga rengeng-rengeng alias bersenandung lagu Bengawan solo-nya Mbah Gesang. Beliau mengikuti suara lirih lagu keroncong yang terkenal sampai negeri Jepang tersebut dari bunyi perangkat smartphonenya.

Setelah selesai membereskan ikan Sapat Siam seukuran telapak orang dewasa yang beliau dapat ke dalam ember, beliau kembali duduk sambil mengawasi dua joran yang ada di depannya.

Tertarik dengan style beliau yang masih setia dengan musik keroncong, akhirnya saya membuka obrolan dengan beliau hingga akhirnya kami berdua ngobrol panjang lebar sambil mengawasi joran-joran beliau, mulai dari bab keroncong sampai Bengawan Solo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun