Kita memasuki bulan Oktober atau biasa disebut sebagai Bulan Rosario, dimana umat Katolik secara khusus mendoakan Rosario sebagai bentuk devosi kepada Bunda Maria.
Bulan ini ditetapkan setelah kemenangan dalam Pertempuran Lepanto pada 7 Oktober 1571, dimana kemenangan tersebut dikaitkan dengan perantaraan Bunda Maria dan doa Rosario.
Pada bulan ini, kegiatan doa akan bergilir di setiap rumah. Satu hal yang identik dengan bulan Rosario yaitu setelah selesai doa, akan ada acara makan minum. Agenda lama yang wajib disiapkan oleh tuan rumah.
Kalau kami di Mok, Kota Komba, untuk mengiringi kopi pahit, hidangan andalan yang selalu disiapkan adalah Kokis Ene. Sudah pernah dengar namanya? Kalau belum, saya kasih tau. Jadi Kokis Ene itu semacam kue goreng. Bahannya dari pisang masak diulek dengan tepung dan air.
Tidak banyak bahan. Tiga itu saja. Eits tapi ada minyak goreng juga. Cara buatnya juga simpel kok. Habis dicampur merata, Ya tinggal digoreng. Tidak rumit.
Hidangan satu ini sudah menjadi bagian dari keunikan bulan Rosario. Tapi tidak sembarang rumah menyiapkan hidangan ini. Soalnya kalau hidangan Kokis Ene terus, maka bersiaplah rumah akan dipenuhi anak-anak kecil.
Mereka, selain karena ditekan guru-guru di sekolah, Kokis Ene juga menjadi alasan pergi doa giliran. Karena memang hidangan ini rasanya enak sekali.
Kadang juga saat sebelum pembawa doa mengucapkan doa penutup, sudah ada anak-anak yang menuju dapur untuk menyiapkan Kokis Ene dan kopi.
Dan yang uniknya lagi, mereka yang pelayan tidak minum bersama orang tua. Dapur akan menjadi kuasa mereka. Maka segala yang berkaitan dengan Kokis Ene akan mereka habiskan. Hahaha lucu mereka.
Tapi kini Kokis Ene sudah jarang terlihat. Bukan karena tidak mau buat, tapi stok pisang sudah tidak ada. Hidangan berubah. Kini yang terlihat pada piring adalah biskuit. Kalau tidak, kue. Rindu sekali dengan kokis Ene.
Kita doakan, semoga Pisang cepat pulih dari sakitnya. Supaya Kokis Ene ada lagi. Anak-anak rindu Kokis Ene. Enaknya sampe gigitan terakhir. Ya walaupun waktu kecil juga begitu.