Mohon tunggu...
Robert Musung
Robert Musung Mohon Tunggu... -

Menulis demi sebuah proses perubahan.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Indahnya Kebersamaan

24 Februari 2012   02:10 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:15 822
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sungguh betapa sepinya dunia ini jika hanya diisi dengan diri kita sendiri atau jika kita mengurung diri di dunia kita sendiri, atau jika merasa tersingkir dari kehidupan sosial dan komunitas. Maka saya tidak heran jika banyak orang rela mengorbankan apa saja demi sebuah komunitas. Itu semua terjadi karena di komunitas tersebutlah mereka merasa nyaman dan diterima. Jangan kita terlalu cepat menyalahkan komunitas-komunitas yang menurut kita hanya bernuansa negatif dan ingin mereka dihilangkan saja dari muka bumi. Kita perlu menyalahkan diri kita terlebih dahulu. Mengapa kita menjauhi mereka? Mengapa kita menghina dan mengucilkan mereka? Mengapa kita menganggap diri kita begitu tinggi statusnya sehingga merasa mereka tidak layak bergaul dengan diri kita?

Melalui perenungan ini, saya belajar bahwa manusia sama berharganya di mata Tuhan. Selain itu, saya kembali diingatkan mengapa Tuhan menciptakan manusia dengan beragam bentuk dan rupanya, karakter, sifat, sikap, dan lain-lain. Betapa indah jika semuanya bisa saling memahami dan membenahi. Bukankah itu tujuan Tuhan menciptakan kita. Besi menajamkan besi, manusia menajamkan sesamanya. Sebuah peribahasa yang menunjukkan bahwa manusia baru bisa menjadi manusia seutuhnya jika berelasi dengan sesamanya.

Jadi, janganlah menjauhi sesama kita hanya karena dia berbeda keyakinan dan prinsip dengan kita? Janganlah menjauhi mereka karena mereka “salah” di mata kita? Dekati, rangkul, benahi, dan temani mereka.

Jika hal tersebut kita lakukan, saya membayangkan suatu dunia yang begitu indah, Tidak ada lagi kejahatan, perselisihan, pembunuhan, penipuan, penghancuran dan yang ada hanya keindahan. Keindahan akan menyinarkan kemuliaan Tuhan yang menenangkan jiwa bagi siapapun yang merasakannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun