Mohon tunggu...
Syahrial
Syahrial Mohon Tunggu... Guru - Guru Madya

Guru yang masih belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Merayakan Momen Kebersamaan di Hari Raya

11 April 2024   06:31 Diperbarui: 11 April 2024   06:46 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari Raya Idul Fitri merupakan momen istimewa yang dinanti-nantikan oleh seluruh umat Muslim di penjuru dunia. Selain menjadi puncak dari pelaksanaan ibadah puasa di bulan Ramadhan dan ibadah haji, hari raya juga menjadi kesempatan emas bagi umat Muslim untuk berkumpul bersama keluarga, kerabat, tetangga, serta teman-teman. Tradisi saling mengunjungi dan bersilaturahmi pada momen hari raya telah menjadi kebiasaan turun-temurun yang mengakar kuat di tengah masyarakat Muslim.

Dalam khazanah keislaman, praktik saling mengunjungi dan bersilaturahmi pada hari raya memiliki landasan yang kuat dalam Al-Quran dan Sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Nabi Muhammad sendiri mempraktikkan hal ini dengan menempuh jalan yang berbeda saat berangkat dan pulang dari pelaksanaan shalat Ied. Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah radhiallahu anhuma, beliau berkata, "Adalah Nabi shallallahu alaihi wa sallam, pada hari Id menempuh jalan yang berbeda (antara pergi dan pulang)." (HR. Bukhari, no. 943)

Ulama besar seperti Al-Hafiz Ibnu Hajar al-Asqalani dalam kitab Fathul Bari menjelaskan bahwa tindakan Nabi Muhammad saw tersebut mengandung isyarat untuk mengunjungi kerabat dan sanak saudara, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia dengan menziarahi makam mereka. Lebih lanjut, beliau juga menyebutkan bahwa hal ini merupakan anjuran untuk bersilaturahmi pada hari raya dengan mengunjungi keluarga dan orang-orang terdekat.

Tradisi saling mengunjungi dan bersilaturahmi pada hari raya sejatinya bukanlah sekedar ritual kosong belaka. Ia memiliki hikmah dan manfaat yang sangat besar dalam kehidupan bermasyarakat. Pertama, dengan saling mengunjungi, kita dapat mempererat tali persaudaraan dan memperkokoh rasa kebersamaan sesama umat Muslim. Dalam suasana gembira hari raya, kita dapat saling bermaaf-maafan, menyingkirkan segala rasa dengki dan permusuhan, serta memulai lembaran baru dengan hati yang bersih dan suci bagaikan bayi yang baru lahir.

Kedua, tradisi ini menjadi sarana yang efektif untuk menjaga silaturahmi dengan kerabat dan orang-orang terdekat. Di tengah kesibukannya menjalani rutinitas sehari-hari, tidak jarang seseorang lupa untuk menyempatkan diri bertemu dan mengunjungi sanak saudara. Hari raya menjadi momentum yang tepat untuk saling mengunjungi, bertukar kabar, dan menjalin kembali ikatan kekeluargaan yang mungkin sempat merenggang akibat jarak dan kesibukan masing-masing.

Ketiga, dengan saling mengunjungi pada hari raya, kita dapat berbagi kebahagiaan dan kegembiraan dengan sesama umat Muslim. Bagi mereka yang kurang mampu secara ekonomi atau sedang mengalami kesulitan dalam kehidupannya, kunjungan dari saudara seiman dapat menjadi obat bagi hati yang gundah, membangkitkan semangat untuk terus berjuang menghadapi lika-liku kehidupan, dan mengingatkan bahwa kita semua adalah saudara yang saling memiliki.

Meskipun demikian, perlu digarisbawahi bahwa tradisi saling mengunjungi pada hari raya hendaknya dilakukan dengan tetap menjaga adab dan batasan-batasan syariah Islam. Sebagai umat Muslim yang taat, kita harus menjauhi segala bentuk kemaksiatan dan kemungkaran yang kerap menjadi masalah pada momen-momen tertentu, seperti mabuk-mabukan, berjudi, melakukan pergaulan bebas, atau terlibat dalam tindakan kriminal lainnya.

Selain itu, kunjungan pada hari raya juga tidak boleh dilakukan dengan cara yang berlebihan dan melampaui batas, seperti menghabiskan banyak waktu dan biaya hanya untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain tanpa tujuan yang jelas. Kita harus tetap proporsional dan memperhatikan skala prioritas, terutama bagi mereka yang memiliki keterbatasan finansial. Sebaiknya, kunjungan dilakukan secara efisien dan hemat, dengan mendahulukan kunjungan kepada kerabat terdekat terlebih dahulu.

Terlepas dari segala pertimbangan teknis dan situasional, esensi dari tradisi saling mengunjungi dan bersilaturahmi pada hari raya tetaplah sama, yaitu untuk mempererat tali persaudaraan, menyemaikan kebahagiaan di tengah masyarakat, serta meningkatkan rasa syukur dan kegembiraan atas nikmat Allah yang telah dilimpahkan. Selama dilakukan dengan niat yang tulus, cara yang benar, dan tetap berada dalam batasan-batasan syariah, tradisi ini akan senantiasa menjadi cerminan dari keindahan ajaran Islam yang rahmatan lil 'alamin (rahmat bagi seluruh alam semesta).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun