Mohon tunggu...
nizami
nizami Mohon Tunggu... Penulis - Rakyat

Jangan jahat sama kucing kampung, mungkin malaikat lagi nyamar.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Ujian Nasional: Kamu Mau Aku Pergi, Ya?

14 Desember 2019   08:01 Diperbarui: 15 Desember 2019   17:35 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pensil dan penghapus sudah duduk rapi diantara kertas ujian nasional,

Tahun akhir begitu menyeramkan bagi sebagian siswa, mereka yang bingung harus belajar untuk ujian nasional atau belajar untuk ujian pendidikan lanjut, bimbel tiap pulang sekolah, puluhan hafalan yang merepotkan, pulang sekolah, tidur siang, malam belajar lagi. 

Rutinitas yang terbatas, semua dilakukan demi secarik kertas. Pensil dan penghapus pun iri, lantas membully kertas mulia tersebut.

"Lho, kamu itu kapan sih lahirnya, berani banget mengatur manusia?" tanya pensil sambil menyeritkan dahinya.

"Aku lahir 1965,  dibedah oleh bidan bernama pemerintah, ayahku bernama negara dan ibuku itu standarisasi" Jawab kertas UN sambil tersenyum

"Lho, aku lahir tahun 1560!" Jawab pensil dengan lantang

"Aku lahir tahun 1770, di Eropa, bule tulen!" Sambung penghapus

"Ya apa salahku sih?" Lanjut kertas UN "Aku cuma menjalankan tugasku, kalian kalau mau marah marah, marah saja sama tuhan!"

Pensil dan pengapus terdiam

"Tapi kamu tidak sopan sama manusia! Kamu membuat mereka berbohong, mencontek, membenci mata pelajaran! Mereka juga bingung harus belajar mana, kamu atau ujian perguruan tinggi!"

"Wajar dong, aku ini mahal dan dokumen rahasia negara!" Bantah kertas UN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun