Mohon tunggu...
nizami
nizami Mohon Tunggu... Penulis - Rakyat

Jangan jahat sama kucing kampung, mungkin malaikat lagi nyamar.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

"Mengalah" Berarti Kalah?

24 Oktober 2019   15:48 Diperbarui: 28 Oktober 2019   21:46 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mahesa adalah pemerhati politik yang ogah turun kejalan, teriak-teriak demi menyantap nasi kotak dari donatur, tapi bukan artinya Mahesa tidak memperdulikan negeri Ibu Pertiwi indah ini.

"Hei kamu! Kerjaan nya seharian di depan laptop saja! Ayo kita ke depan gedung, kita suarakan aspirasi!" Ajak Adrian

"Silahkan saja" Jawab Mahesa, tidak melarang dan tidak mengiyakan.

"Tapi kita kan anak muda, kita harus menyalurkan isi kepala kita tentang bobroknya pemerintahan saat ini!" Lanjut Adrian, "Atau jangan-jangan kamu itu penganut orda lama ya?!"

"Apa maksudmu?" Mahesa berdiri dari kursi nya "Mana bisa aku mengulang kejadian Adam memakan buah terlarang!"

Adrian mengangkat suara nya "Kamu yang diam saja, membiarkan negeri ini tertindas, apa jadinya bangsa ini kalau anak muda nya cuma main komputer seharian!!"

"Lantas apa mau mu?" Mahesa duduk santai kembali, dan menyeruput teh chamomile nya.

"Lho, Kok kamu malah santai dan minum-minum teh?! Bagaimana kita bisa jadi negara maju kalau begini?!"

"Ya, lanjutkan" Mahesa menyeruput teh nya sampai habis

"Negara akan terus merugi jika punya anak muda sepertimu, main laptop, minum teh, apa maksudnya seperti itu?!" Terlihat urat Adrian di lehernya 

"Kamu juga menolak diajak reuni 212 oleh ku, kenapa?!" Telunjuk Adrian kini mengarah ke mata Mahesa "Kita ini anak muda harus mau berjuang demi bangsa, bukan cuma tidur dan menikmati teknologi negara orang seperti yang kamu lakukan sekarang, kalau orang tua mu mati, kamu pasti akan jadiu gelandangan!"

"Baiklah, kawanku. Aku mencintai negara ini dan semua komponen nya, aku menolak ikut ajakanmu karena aku banyak tugas dan ayah ibuku masih hidup tapi mereka krisis serta punya hutang enam belas milyar, jadi aku tak bisa memikirkan apapun kecuali menabung dan membantu mereka dengan uangku yang sedikit"

Adrian diam menunduk.

"Kawanku, tenanglah, kalau tadi aku marah, apa bedanya kamu dan aku?" Lanjut Mahesa, "Lagi pula, ikan dan ubur-ubur itu sama-sama berenang, kan? Tapi perlu kau ingat cara berenang mereka berbeda"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun