Di malam yang gelap akan makna dan takdir, aku termenung dan tersadar akan sesuatu yang mengganjal dalam isi kepalaku, bahwa apa yang kurasakan sekarang telah melewati sebuah serangkaian hal yang menurutku aneh dan tak bisa kupercaya.
Semuanya menjauh, tapi tak mengapa, memang inginku begini, terlalu banyak yang harus ku sesali, dan terlalu banyak pula kesalahan yang kubuat ini. Menyendiri, hidup di tengah kegilaan makna dan hilangnya rasa berada, tapi tak mengapa diriku begini karena memang mauku.
Tali nadir takdir yang tadinya ku percaya seakan runtuh tak tersisa oleh lekangnya waktu. Tak ada tempat yang pas untuk makhluk seperti diriku ini. Tak ada pelarian lagi, hanya keputusasaan yang mendekapku, dengan santainya mereka berkata tentang hal ini, dan tak hanya itu, begitu mudahnya mereka mengeluarkan singa yang berada di mulut mereka, Â dan terlalu gampang untuk seorang manusia mengeluarkan hewan.
Tak lekang hadirnya moment sepercik cahaya dalam hidup, dan mulai meninggalkanku lagi untuk hitungan waktu.
Waktu terus bergulir, dan tak akan ada waktu lagi, yang sama halnya dengan kemarin. Tak ada, dan tak akan ada lagi. Semua musnah secara bersamaan. Yang hanya ku bisa hanyalah menunggu waktu yang tepat untuk menyerah dan tiada lagi.
Semuanya terasa menyebalkan, aku di paksa bertahan dan menerima apa yang kulakukan, sedang aku tak melakukan apapun selain menyakiti diriku. Tak apa memang tak mengapa tapi akankah pantas pecundang seperti diriku ini menanggung beban yang begitu berat sehingga diriku merasa jauh dan tertinggal dari orang lain.
Jauh sebelumnya memang tak seburuk ini dan tak separah sekarang. Tapi akankah pantas diriku menerimanya, tapi kenyataannya memang begini, ini adalah hal yang harus ku tanggung sendiri, meski aku tidak menyukainya, aku harus bertanggung jawab, meski ini sakit dan tak mungkin bagi pecundang bagiku untuk terus melanjutkan hidup dan bertahan sebagaimana mestinya.
Hidup ini begitu aneh dan kadang tak masuk di akal, tapi inilah realita yang harus ku telan setiap harinya. Dan aku akan berkata dengan lantang : jika ini akan menjadi perjalanan panjang yang menyakitkan yang akan ku nikmati setiap detik demi detiknya.
Tak akan ada cahaya lagi, dan tak mungkin akan ada api, tapi aku akan membakar diriku hingga cahaya itu muncul dan menghabisi diriku.
Meski tak ada takdir yang menempel pada diri ini, aku berusaha untuk bangkit dan menjalani kehidupanku dengan caraku sendiri.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI