Mohon tunggu...
Rizqi Putra
Rizqi Putra Mohon Tunggu... UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Mahasiswa Semester 6 di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengelola TI Bukan Pilihan, Tapi Keputusan Bisnis Kritis

16 Mei 2025   21:45 Diperbarui: 16 Mei 2025   19:14 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Mengelola TI adalah Keputusan Bisnis Kritis. (Sumber: Freepik.com)

Mengelola TI Bukan Pilihan, Tapi Keputusan Bisnis Kritis 

Di era digital yang semakin kompleks, tata kelola teknologi informasi (TI) bukan lagi sekadar pelengkap, melainkan elemen strategis dalam menentukan keberhasilan organisasi. Dalam artikel "Towards an Implementation of Information Technologies Governance" yang dipresentasikan dalam 2022 IEEE Mexican International Conference on Computer Science (ENC), penulis Elisabeth Rodrguez Armenta dan Adriana Lorena Iiguez Carrillo dari Universitas Guadalajara mengangkat pentingnya implementasi tata kelola TI yang sistematis dan terstandarisasi dalam konteks organisasi di Meksiko. Artikel ini menjadi semakin relevan ketika dikaitkan dengan data dari INEGI yang menyatakan bahwa pada tahun 2020 terdapat sekitar 5 juta perusahaan aktif di Meksiko, namun sebagian besar belum mengimplementasikan tata kelola TI secara menyeluruh dan terukur.

Minimnya penerapan tata kelola TI menyebabkan banyak perusahaan rentan terhadap gangguan sistem, kehilangan data, dan ketidaksesuaian antara tujuan strategis dan operasional. Dalam konteks ini, artikel tersebut tidak hanya memberikan penjelasan teoritis, tetapi juga mempresentasikan langkah-langkah praktis dan alat evaluasi yang konkret, termasuk pengembangan sistem ERP berbasis standar global seperti ISO 38500, COBIT 2019, dan ITIL.

Pendekatan ini penting karena saat ini sebagian besar perusahaan menghadapi tantangan dalam memetakan nilai investasi TI terhadap capaian bisnis. Dalam laporan lain oleh ISACA (2021), hanya 34% organisasi global yang menyatakan memiliki praktik tata kelola TI yang matang. Hal ini memperkuat urgensi untuk mempercepat pengadopsian praktik terbaik yang dapat menjembatani kesenjangan antara teknologi dan strategi bisnis. Oleh karena itu, artikel ini membuka ruang refleksi penting: sejauh mana perusahaan benar-benar memahami dan menerapkan prinsip-prinsip tata kelola TI yang efektif?

Artikel karya Rodrguez Armenta dan Iiguez Carrillo menyajikan analisis yang menyeluruh mengenai bagaimana tata kelola TI seharusnya diimplementasikan dengan menekankan bahwa pengelolaan TI bukan hanya kegiatan teknis, melainkan strategi organisasi yang menyatu dengan visi bisnis. Salah satu kontribusi penting artikel ini adalah pemaparan roadmap implementasi tata kelola TI berdasarkan model Kordel (2004), yang terdiri dari delapan langkah mulai dari pembentukan kerangka kerja hingga pengukuran hasil dan evaluasi berkelanjutan. Ini menunjukkan bahwa penerapan tata kelola TI bukan proses instan, tetapi siklus yang harus dikelola secara iteratif dan terukur.

Dalam implementasinya, penulis menyoroti pentingnya penggunaan Balanced Scorecard (BSC), atau Cuadro de Mando Integral (CMI), sebagai alat ukur keberhasilan. Alat ini memungkinkan organisasi mengukur kemajuan secara kuantitatif pada berbagai bidang, seperti efisiensi biaya TI, kecepatan dukungan teknis, dan kepuasan pelanggan. Pemanfaatan indikator ini menjadi kunci agar TI dapat dilihat sebagai aset strategis dan bukan beban biaya semata. Seperti diungkapkan Kaplan & Norton (1992), "Anda tidak bisa mengelola apa yang tidak bisa Anda ukur,"---sebuah prinsip yang diadopsi penuh dalam pendekatan artikel ini.

Lebih jauh, artikel ini memaparkan model kematangan tata kelola TI dari level 0 (tidak ada proses) hingga level 5 (proses optimal dan berkelanjutan). Data hasil aplikasi kuisioner pada perusahaan yang diteliti menunjukkan bahwa sebagian besar masih berada di bawah standar praktik yang ideal. Hal ini mengindikasikan urgensi adopsi kerangka kerja seperti COBIT 2019 dan ISO 38500 yang telah terbukti membantu organisasi dalam mengelola risiko, meningkatkan integritas sistem, serta memastikan kontinuitas layanan TI.

Tak kalah penting, penulis juga menyentuh aspek manajemen risiko, dengan membedakan antara risiko tinggi dan rendah, serta penanganannya---dihindari, dikurangi, dialihkan, atau diterima. Ini menunjukkan kesadaran bahwa tata kelola TI tidak hanya soal teknologi, tetapi juga soal manajemen organisasi secara keseluruhan. Kepercayaan terhadap sistem TI menurut artikel ini bergantung pada empat pilar utama: availability, integrity, confidentiality, dan authenticity, yang semuanya menjadi pondasi keandalan sistem informasi.

Dengan pendekatan terstruktur dan referensi terhadap standar global, artikel ini memberikan peta jalan yang sangat aplikatif bagi perusahaan, terutama di pasar negara berkembang, untuk mentransformasi fungsi TI menjadi mitra strategis bisnis.

Artikel "Towards an Implementation of Information Technologies Governance" oleh Rodrguez Armenta dan Iiguez Carrillo memberikan kontribusi penting terhadap pemahaman dan penerapan tata kelola TI di lingkungan organisasi yang masih berkembang. Dengan mengintegrasikan teori, standar internasional, serta rencana pengembangan sistem ERP berbasis evaluasi kuantitatif dan kualitatif, artikel ini menyuguhkan peta yang aplikatif dan realistis. Di tengah kondisi di mana hanya sebagian kecil perusahaan---bahkan secara global---yang menerapkan tata kelola TI secara matang, artikel ini menjadi seruan untuk bergerak dari pengelolaan reaktif menuju tata kelola yang strategis dan terukur.

Perusahaan perlu menyadari bahwa TI bukan lagi hanya "alat bantu", melainkan tulang punggung yang menentukan arah keberhasilan bisnis jangka panjang. Implementasi tata kelola TI yang kuat tidak hanya akan meningkatkan efisiensi, tetapi juga menciptakan nilai tambah yang kompetitif dan berkelanjutan bagi organisasi di era digital ini.

Referensi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun