Tahukah kamu?
Helen Keller, seorang perempuan luar biasa yang buta, tuli, dan bisu, berhasil mencapai sesuatu yang dianggap mustahil oleh banyak orang. Lahir pada tahun 1880, Keller kehilangan penglihatan dan pendengarannya pada usia 19 bulan karena sebuah penyakit. Meski menghadapi tantangan yang begitu besar, ia menjadi orang pertama dengan kondisi tersebut yang berhasil meraih gelar Sarjana Seni. Keller lulus dari Radcliffe College, Cambridge pada tahun 1904, menunjukkan keteguhan hati dan kecerdasan yang luar biasa. Pencapaiannya membuka jalan bagi pemahaman yang lebih besar serta kesempatan bagi penyandang disabilitas, meninggalkan jejak yang tak terlupakan dalam sejarah.
 Masa Kecil yang Penuh UjianÂ
Sejak kecil, Helen Keller hidup dalam kegelapan dan keheningan. Kondisi itu membuatnya sulit berkomunikasi dengan keluarga maupun orang di sekitarnya. Namun, semangat dan rasa ingin tahu dalam dirinya tak pernah padam.
Pertemuan dengan Anne Sullivan
Titik balik hidup Keller datang ketika ia bertemu dengan Anne Sullivan, seorang guru yang juga memiliki keterbatasan penglihatan. Dengan kesabaran dan metode unik, Sullivan mengajarkan Helen bahasa melalui isyarat di telapak tangan. Dari sanalah, dunia yang sebelumnya gelap dan sunyi perlahan terbuka bagi Keller.
Pencapaian Akademik yang Bersejarah
Dengan bimbingan Sullivan, Keller akhirnya bisa belajar membaca, menulis, bahkan berbicara. Puncaknya, ia berhasil lulus dari Radcliffe College, Cambridge pada tahun 1904 dengan gelar Sarjana Seni. Prestasi ini menjadikannya sosok inspiratif di mata dunia, karena ia membuktikan bahwa keterbatasan fisik bukanlah penghalang untuk meraih pendidikan tinggi.
Aktivis dan Pejuang Sosial
Tak berhenti di situ, Helen Keller aktif memperjuangkan hak-hak penyandang disabilitas. Ia menulis banyak buku, memberi ceramah di berbagai negara, dan ikut dalam gerakan sosial untuk memperjuangkan kesetaraan, perdamaian, hingga hak-hak perempuan.
Warisan dan Inspirasi
Helen Keller telah tiada, namun warisannya tetap hidup. Kisah perjuangan dan keteguhannya terus menginspirasi jutaan orang di seluruh dunia. Ia membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah akhir, melainkan awal dari perjuangan untuk menemukan kekuatan yang lebih besar.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI