Mohon tunggu...
Rizma Intan Nadya
Rizma Intan Nadya Mohon Tunggu... Mahasiswa S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga

Mahasiswa baru Universitas Airlangga, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Prodi Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Healthy

KB Menjadi Pilar Kesehatan Masyarakat

12 September 2025   23:51 Diperbarui: 12 September 2025   23:51 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

        Program Keluarga Berencana (KB) merupakan intervensi kesehatan masyarakat yang paling berdampak karena mencegah kehamilan tidak direncanakan, menurunkan kematian ibu-bayi, dan memperkuat kesejahteraan keluarga. WHO menegaskan bahwa seluruh metode kontrasepsi yang ada di pedoman telah melalui pengujian ketat soal keamanan dan efektivitas serta aman bagi sebagian besar individu (WHO, 2024). Manfaat makro ini penting di negara berpenduduk besar seperti Indonesia, di mana tujuan KB adalah keluarga kecil sejahtera dan penjarangan kelahiran untuk meningkatkan kualitas hidup. Hal ini sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dengan mengendalikan kelahiran

        Secara kuantitatif, dampak pencegahan kematian ibu oleh kontrasepsi telah lama terukur. Analisis multinegara di The Lancet memperkirakan bahwa pada 2008, kontrasepsi mencegah 272.040 kematian maternal dan pemenuhan kebutuhan KB yang belum terpenuhi dapat mencegah 104.000 kematian maternal per tahun (Singh, 2012). Sejalan dengan itu, pedoman WHO mengenai kesehatan ibu menekankan bahwa untuk mencegah kematian maternal, penting mencegah kehamilan yang tidak diinginkan (WHO, 2019).

        Namun, aspek kontra perlu diakui dan dikelola. Efek sampingnya ada, walau umumnya ringan dan dapat diatasi dengan ganti formulasi. Tinjauan klinis StatPearls menyebut efek samping tersering pil kombinasi adalah perdarahan terobosan, dan keluhan seperti mual, sakit kepala, kram perut, nyeri payudara sering mereda seiring waktu atau setelah mengganti sediaan (Abdollahi & Tadi, 2024) Di sisi lain, risiko kejadian pembuluh darah harus dipertimbangkan individual. Telaah Cochrane menunjukkan risiko trombosis vena 3,5 kali lebih tinggi pada pengguna pil kombinasi dibanding nonpengguna (Stegeman, 2013). Bukti terbaru dari kohor nasional Denmark yang dipublikasikan di The BMJ juga menemukan peningkatan relatif risiko stroke iskemik dan infark miokard pada beberapa kontrasepsi hormonal, sembari menegaskan bahwa risiko absolut tetap rendah (Lidegaard, 2012)

        Dimensi etika dan HAM turut menentukan apakah KB berdampak positif. WHO dan UNFPA menekankan layanan KB harus sukarela, tanpa diskriminasi, paksaan, atau kekerasan (WHO & UNFPA, 2019). Pendekatan berbasis hak melindungi remaja, kelompok miskin, dan kelompok rentan dari praktik koersif sekaligus memastikan informasi yang lengkap untuk pilihan sadar. Tanpa prinsip ini, kepercayaan publik bisa turun, akses merosot, dan tujuan kesehatan masyarakat tak tercapai.

         Dengan menimbang pro dan kontra, implikasinya bagi kesehatan masyarakat jelas bahwa manfaat KB dalam menurunkan kematian ibu dan beban sistem kesehatan sangat besar. Efek samping dan risiko vaskular relatif jarang tetapi nyata, sehingga skrining faktor risiko seperti merokok, hipertensi, trombofilia dan konseling berbasis bukti wajib dilakukan. Kemudian tata kelola yang menghormati HAM dan penguatan layanan termasuk pilihan non-hormonal seperti IUD tembaga atau metode barier, menjadikan program lebih aman dan dapat diterima. Pada akhirnya, KB akan tetap menjadi pilar kesehatan masyarakat bila dijalankan dengan standar klinis kuat, pemantauan keamanan, dan penghormatan penuh terhadap hak reproduksi setiap orang.

DAFTAR PUSTAKA

Abdollahi, M. & Tadi, P. (2024) 'Combined Oral Contraceptives'. StatPearls Publishing. Available at: https://www.statpearls.com/ (Accessed: 10 September 2025).

Lidegaard, O. et al. (2012) 'Hormonal contraception and risk of ischemic stroke and myocardial infarction: a nationwide cohort study', The BMJ, 344(e3420).

Singh, S. et al. (2012) 'The role of contraceptive use in preventing maternal deaths and unplanned pregnancies: a worldwide analysis of 2008 data', The Lancet, 380(9837), pp. 173--181.

Stegeman, B. H. et al. (2013) 'The risk of venous thrombosis in women using oral contraceptives containing drospirenone, levonorgestrel, or other progestogens: a systematic review and meta-analysis of observational studies', Cochrane Database of Systematic Reviews, (1), CD009571.

World Health Organization (WHO) & United Nations Population Fund (UNFPA) (2019) 'Family Planning/Contraception: Fact sheets.' Available at: https://www.who.int/ (Accessed: 10 September 2025).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun