Mohon tunggu...
Rizky Setiawan
Rizky Setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa yang suka mengulik apa yang terjadi di media sosial.

Freelancer Photographer

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Tiktok sebagai Ruang Bebas dalam Berekspresi

16 Juli 2020   09:48 Diperbarui: 16 Juli 2020   09:56 1341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Latar Belakang

Dunia maya memiliki peran besar pada masa pandemi atau karantina dalam mengurangi penyebaran virus Covid 19. Dunia maya (online, daring) menyampaikan pesan lebih cepat, tampil pendek dan tanpa harus bertemu (Ispiandriano, 2015). Hal ini menjadi jalan alternatif bagi masyarakat dalam melakukan aktivitasnya seperti bekerja, melakukan KMB, pergerakan sosial, bahkan entertainment dilakukan dengan bantuan internet. Disamping itu, banyak waktu yang fleksibel dan relatif luang saat berada di kediaman. Hal itu menuntut banyak masyarakat untuk dapat memulai hal baru dalam dunia maya. 

Masyarakat banyak berkreasi di dalam dunia maya seperti membuat konten hiburan bahkan hingga menggunakan sosial media sebagai tempat curhat tentang kehidupan sehari-hari. Hal ini seakan-akan membuat sosial media sebagai tempat yang bebas untuk mengekspresikan diri tanpa batasan. Salah Satu platform yang sangat mendukung hal tersebut ialah aplikasi Tiktok.

Tiktok merupakan aplikasi penyunting gambar berskala kecil dan juga membuat para penggunanya memiliki identitas tersendiri dan juga bisa saling menampilkan hasil dalam bentuk audio visual di dalam aplikasi tik tok maupun di platform lain. Tiktok membuat ruang maya dalam internet yang memungkinkan penggunanya dapat saling berinteraksi dan melakukan perputaran informasi atau bahkan mengekspornya sejauh mungkin. 

Walau trafiknya tidak sebesar media sosial, tapi Tiktok menjadi unggulan dalam evoke list dari bidangnya. Aplikasi ini mulai populer pada tahun 2018 dan sempat dibekukan di Indonesia pada pertengahan tahun itu juga karena alasan terdapat banyak konten negatif terutama bagi anak-anak dan mulai meledak lagi pada awal tahun 2020 hingga saat ini. Kepopuleran tersebut dilihat dari banyaknya pengguna dan banyak hal baru yang dibuat dalam aplikasi tersebut.

Dari keterpurukannya dulu, kini para Tiktokers (sebutan pengguna aplikasi tiktok, semacam identitas ringan) kembali membuat konten-konten menarik, bermanfaat juga mulai dari berbagai macam dance challenge, tutorial, tips unik, hingga curhatan yang dinilai cukup personal pada kehidupan mereka. Melihat hal tersebut, Masyarakat internet menggunakan Tiktok di luar priority activity nya, artinya dengan kata lain mengisi waktu "kosong", terlebih masa pandemi ini membuat time workflow masyarakat menjadi lebih fleksibel dan tidak menguras banyak tenaga. Ada sebagian orang menggunakan tiktok sebagai media konten secara personal. Banyak hal yang masyarakat lakukan di dalam atau lewat aplikasi tiktok.

Hal tersebut memperlihatkan bahwa Tiktok menjadi ruang yang membuat para penggunanya merasa bebas dalam membuat apapun bahkan hingga sesuatu yang personal sekalipun. Ia juga menunjukkan terdapat adanya berbagai macam faktor yang menjadi penyebab munculnya sikap yang berbeda terhadap pengguna sosial media antara satu platform dengan platform yang lainnya. Seperti netizen Instagram yang dinilai suka nyinyir, netizen Twitter dengan kebebasan berekspresi melalui tulisannya, dan netizen Tiktok dengan kebebasan berekspresi melalui konten audiovisual.

Menurut Nazar ada beberapa alasan mengapa di saat seperti ini orang menggunakan aplikasi tiktok yaitu:

  • Pertama karena mudah untuk digunakan, tidak perlu membutuhkan skill mengedit videonya yang rumit namun memerlukan kreatifitas yang tinggi. 
  • Kedua, banyaknya konten yang menarik dan fresh. Hal ini disebabkan oleh bertambah banyak pengguna membuat konten yang disajikan pun beragam dan lebih menarik, begitu pula konten yang sedang viral di tiktok menjadi tersebar luas ke aplikasi sosial media lainnya. 
  • Ketiga, sedang menjadi tren di berbagai kalangan. Selayaknya media sosial, dalam membuat konten pun kini tak dapat lagi melihat usia, semua kalangan dapat ikut berpartisipasi di dalamnya. 
  • Keempat, berpotensi untuk menjadi terkenal. Jika video yang muncul ada pada beranda dengan sendirinya orang akan mengenali dan jika dinilai konten yang disuguhkan memiliki nilai yang bagus di mata mereka, maka terdapat kesempatan untuk menjadi terkenal. 
  • Kelima, banyaknya challenge yang berasal dari aplikasi tiktok, sehingga orang-orang yang penasaran menjadi penasaran dan akhirnya mencoba.

Hubungan Antara Komunikasi Geografi dan Platform Tiktok

Komunikasi Geografi merupakan komunikasi sebagai konteks yang melalui atau dalam ruang. Ruang dan tempat pada komunikasi dinilai sangat penting, maka dari itu Komunikasi dan ruang saling berkaitan satu sama lain, komunikasi bisa mempengaruhi ruang, begitupun ruang menciptakan komunikasi. Pada tahap ketiga pendekatan komunikasi dan ruang, model spasial memperkenalkan konsep bahwa ruang dapat diciptakan dan dapat diubah (Dhona,2018).

Keterlibatan teknologi membuat komunikasi semakin efektif dan efisien. Kini proses komunikasi bisa terjalin lewat jaringan internet yang jauh lebih mudah dijangkau. Manusia menciptakan ruang dalam internet dari interaksi manusia itu sendiri. Manusia menyebut ruang tersebut sebagai dunia maya. Dimana realitasnya seolah-olah nyata karena interaksi manusia itu sendiri. 

Dunia internet atau dunia maya juga menciptakan ruang-ruang tersendiri untuk pengguna-pengguna ataupun konteks-konteks tertentu. Internet memampukan terciptanya cyber space dan disitulah berbagai aktivitas terjadi (Ibrahim, Nuraeni, 2016). Biasanya "ruang-ruang" dapat disebut sebagai platform maupun aplikasi. Ruang-ruang tersebut diciptakan sesuai kategori kebutuhan manusia itu sendiri. Beragamnya konteks ruang maya ditentukan dari kategori interaksi manusia itu sendiri.

Dalam pandangan bidang Komunikasi geografi, Aplikasi tiktok menciptakan lingkungan kecil ruang maya bagi penggunanya. Ruang maya dalam Tiktok diciptakan dari proses komunikasi berupa interaksi satu arah dari kreator maupun audiens. Pola komunikasi dalam Tiktok dibuat dalam bentuk konten-konten dalam format video itulah yang dibuat oleh para kreator lalu kemudian di saksikan oleh audiens. Oleh karena itu tercipta komunikasi dua arah dalam kolom komentar sebagai feedback secara langsung dan bersifat umum. Itulah mengapa pola komunikasi dalam tiktok mempengaruhi aplikasi Tiktok seperti adanya kebebasan dalam berekspresi.

Sebagai ruang bebas berekspresi juga, konten kreator berlomba-lomba untuk membuat sebuah konten yang memiliki nilai kesamaan dengan penontonnya. Karena jika semakin memiliki kesamaan dengan apa yang biasa dilakukan atau dirasakan oleh penonton, maka mereka memiliki keterikatan dan merasa bahwa konten yang diberikan pun sesuai dengan dirinya. Sehingga mereka bergabung dalam sebuah kolom komentar dan dari situlah awal mula adanya interaksi yang tercipta karena memiliki kesamaan terhadap minat konten yang disajikan.

Audiens dan Kreator Tiktok

Dalam hal ini Tiktok menjadi ruang buat orang-orang untuk dapat berinteraksi satu sama lain dengan media utamanya adalah video yang dikreasikan oleh para penggunanya. Konten video yang dibuat dapat berupa hanya sekedar hiburan sampai cerita-cerita pribadi dari para pengguna itu sendiri. Tiktok pun memperlihatkan bahwa adanya perputaran informasi dan saling berbagi dalam hal pengetahuan. Hal ini menunjukkan Tiktok menjadi ruang yang cukup bebas bagi penggunanya untuk mengekspresikan dirinya.

Apalagi pada masa pandemi COVID-19, orang-orang mempunyai banyak waktu luang karena semua tugas dan pekerjaan dapat dikerjakan di rumah masing-masing. Timbulnya rasa bosan menjadi salah satu pemicu utama pemakaian aplikasi Tiktok pada masa mewabahnya virus Corona. 

Lagi-lagi, pada aplikasi ini juga terdapat tantangan-tantangan yang dapat diikuti oleh para penggunanya. Sehingga banyak dari pengguna yang mengikuti tantangan-tantangan tersebut untuk ikut berkarya bersama dengan pengguna lainnya. Hal ini dapat dilihat pada #lathichallange yang cukup viral. Bentuk dari tren ini adalah sebuah video dimana seseorang akan mengubah penampilan dirinya menjadi sosok yang menyeramkan dengan diiringi reff pada lagu Lathi yang diciptakan oleh salah satu grup musik yaitu Weird Genius.

Selain itu, Tiktok juga kini dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Aji, aplikasi Tiktok memenuhi kebutuhan siswa, menarik minat siswa karena keterbaruannya, memiliki fitur yang dapat diimplementasikan pada pembelajaran, dan yang terakhir tiktok memiliki kesamaan dengan perkembangan kematangan dan pengalaman serta karakteristik yang ada pada peserta didik yang merupakan generasi milenial, yang tak dapat terlepas dari adanya gawai. Termasuk di dalamnya menjadi keterampilan dalam bermain peran, dalam hal ini menekankan pada aspek suprasegmental siswa dalam memerankan sebuah naskah drama, dialog, bahkan monolog. 

Di sisi lain dalam keterampilan bahasa Indonesia, dalam aspek keterampilan menyimak, karena aplikasi Tiktok juga terdapat audio visual yang dapat mengakomodasi. Serta menjadi keterampilan berbicara dalam menyampaikan ide, gagasan, pikiran serta perasaan yang disusun dan dikembangan sesuai dengan kebutuhan yang menyimak. Serta sebagai keterampilan membaca dan menulis yang dapat dilakukan oleh siswa untuk menganalisis dari video dan audio yang ada dalam Tiktok.

Sifat bebas ruang Tiktok menjadi menguntungkan bagi penggunanya untuk berekspresi, namun tidak menutup kemungkinan menjadi boomerang karena penggunanya itu sendiri. Karena sifatnya yang bebas dan semua orang dapat mengakses akun dan dapat bebas berkomentar dengan pendapatnya, yang berbagai macam dan belum tentu semua berpendapat positif. Dari semua itu, Tiktok mempengaruhi manusia menjadi lebih berekspresi di dalam Tiktok, begitupun dari kebebasan berekspresi dapat membentuk ciri ruang Tiktok.

Terciptanya ruang pada aplikasi di Tiktok dapat dilihat pada interaksi satu arah dalam bentuk video yang dilakukan oleh Tiktokers. Dimana para pengguna yang dimaksud disini adalah para audiens dan para kreator. Seperti yang diketahui, tiap ruang memiliki karakteristik tersendiri yang dapat berpengaruh pada siapapun yang ada di "dalam" ruang tersebut. Para audiens dan kreator "membentuk" Tiktok menjadi sebuah ruang yang bebas untuk mengekspresikan diri mereka. 

Bebas dalam artian mereka cukup terbuka dan lebih leluasa untuk membuat konten yang mereka inginkan . Tak hanya percaya diri dalam "joget-joget", Bahkan beberapa kreator juga menceritakan hal yang cukup personal tentang kehidupan, seperti pengalaman, menceritakan kesedihan, pengetahuan tanpa merasa adanya batas-batas tertentu. Selayaknya manusia, konten yang disuguhkan memiliki korelasi dengan orang lain yang sedang merasakannya juga. Jika dilihat kembali jumlah penyuka dan komentar dalam konten itupun akan banyak. Seperti contoh-contoh akun dibawah ini:

Beragam kategori konten tiktok yang disuguhkan kepada audiens, contohnya seperti jenis konten edukasi pada akun Hariyo Ardhito (@hariyoaa), konten H ariyo membahas seputar kehidupan diantaranya membahas bisnis, percintaan, dan kehidupan di Prancis.

Kemudian akun Ibra (@2beha10ribu) konten yang diposting pun tentang memasak, walaupun seorang laki-laki tidak menghalau untuk membuat konten yang biasanya dilakukan oleh kaum hawa. Dengan adanya konten seperti ini juga menghapus stigma bahwa untuk bisa memasak tidak hanya dilakukan oleh wanita saja namun pria juga bisa untuk melakukan kegiatan seperti itu.

Konten tentang kesehatan kulit wajah oleh Dr. Yessica Tania (@Dr.ziee) yang menjawab dan memecahkan pertanyaan pada masalah kulit yang umum terjadi. Dengan begitu orang-orang yang memiliki masalah dengan kulitnya akan menonton konten yang menurut dirinya mengalami kesamaan pada dirinya.

Hadirnya sebagian konten-konten di atas merupakan bentuk kebebasan dalam membuat konten terlebih Tiktok yang menjadikan tempatnya konten itu berada. Penonton pun bebas untuk memilih konten yang seperti apa yang cocok untuk mereka tonton. Semakin berhubungan konten dengan penonton maka konten tersebut akan banyak ditonton oleh orang-orang. Sehingga dalam kolom komentar pun akan bersahutan antara satu dengan yang lainnya.

Beberapa faktor timbulnya rasa kebebasan untuk berekspresi pada Tiktok ialah Tiktok membuat beberapa fitur sederhana yang mudah digunakan oleh para kreator sehingga mereka dapat membuat konten senyaman mungkin. Seperti misalnya memberikan caption pada video, mengubah suara pengguna, menambahkan musik latar, dan masih banyak lagi.

Selain itu seperti yang dilansir di Oase.id, Tiktok juga digunakan sebagai sarana untuk menghibur diri dari rasa bosan serta menjadi panggung untuk menunjukkan ataupun mengasah bakat-bakat yang ada. Feedback yang baik pun menjadi pemicu seseorang untuk lebih percaya diri terhadap apa yang dibuat dan secara otomatis ia akan semakin bersemangat untuk membuat konten terus menerus.

Feedback yang diberikan dari para pengikut merupakan faktor penting dalam bernaung di aplikasi tiktok . menjadi salah satu faktor ruang tiktok menjadi hidup. komentar - komentar seperti pujian, kritik, ucapan semangat bahkan berdiskusi menjadi kategori yang banyak digunakan. Dalam ruang tiktok, para audiens bebas berkomentar asas freedom of speech diterapkan di ruang ini.

Kesimpulan

Jadi jika melihat keseluruhan, aplikasi tiktok sendiri menjadi ruang maya yang memungkinkan terjadinya komunikasi. Dunia maya pun membuat ruang-ruang tersendiri untuk penggunanya. Dalam konteks tiktok, audio dan visual menjadi bahan interaksi mereka. Konten yang beragam semakin membuat warna-warni kreativitas Tiktok itu sendiri, terlebih kebebasan berekspresi sangat dijunjung tinggi di ruang tiktok. Penggunanya bisa saling berinteraksi dan melakukan perputaran informasi satu sama lain dalam tiktok, atau bahkan mengekspornya sejauh mungkin.

Saran

Saran dari penulis ialah perlunya analisis mengenai sebuah platform media sosial seperti halnya ialah Tiktok. Penelusuran mengenai sistem dari aplikasi sendiri dinilai penting karena hal ini dapat mempengaruhi berbagai macam faktor, contohnya seperti mengenai konten apa saja yang akan sering muncul pada beranda yang ada di aplikasi pengguna, fitur-fitur, dan lain sebagainya. Diharap peneliti selanjutnya dapat meneliti Tiktok dari berbagai aspek, juga Komunikasi Geografi di berbagai bidang atau sesuatu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun