Mohon tunggu...
Rizky Pahlevi
Rizky Pahlevi Mohon Tunggu... Guru

Mencari keindahan dalam kesederhanaan, tapi tak pernah ragu melangkah ke pengalaman baru

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Sorotan Kesenjangan Pembinaan Atlet: Lindswell Kwok Kritik Pemulangan Atlet Wushu Lewat Zoom!

11 Juni 2025   17:07 Diperbarui: 11 Juni 2025   17:07 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lindswell menyoroti kesenjangan atlet atas pemberian jam tangan Rolex kepada pemain timnas Sepak Bola (Sumber: Bola. com)

Juara dunia wushu dan legenda olahraga Indonesia, Lindswell Kwok menyuarakan kekecewaannya terhadap keputusan pemulangan atlet pelatnas wushu Youth Olympic Games 2026 yang dilakukan secara daring melalui panggilan Zoom. Keputusan ini memicu polemik publik terkait kesenjangan perhatian dan anggaran pembinaan antarcabang olahraga (cabor) di Indonesia.

Dalam unggahan Instagram pribadinya, Lindswell mengungkapkan bahwa para atlet muda telah menjalani pelatihan intensif selama delapan bulan. Mereka meninggalkan sekolah dan rumah demi fokus latihan. Namun, pada akhir Maret pelatnas dibubarkan secara tiba-tiba dengan dalih efisiensi anggaran. "Para atlet ini sudah berjuang dengan penuh pengorbanan. Dibubarkan hanya lewat Zoom? Ini mencerminkan betapa kurangnya penghargaan terhadap perjuangan mereka," tulis Lindswell.

Pernyataan Lindswell muncul bersamaan dengan sorotan publik terhadap pemberian hadiah jam tangan mewah Rolex kepada pemain Timnas Indonesia oleh Presiden Prabowo Subianto, usai kemenangan tim di laga internasional. Menurut Lindswell, kritiknya tidak ditujukan kepada para pemain sepak bola maupun para penggemar, melainkan kepada pemerintah sebagai pemangku kebijakan. "Bukan soal siapa yang diberi hadiah, tetapi siapa yang memberi dan dalam kondisi apa. Ini tentang keadilan dalam pengelolaan olahraga nasional," tambahnya.

Sebagai pembanding, Lindswell menyoroti bahwa banyak cabor hanya menerima anggaran tahunan sebesar Rp10 hingga Rp30 miliar, sementara sepak bola memperoleh dukungan hingga Rp200 miliar dari pemerintah. Angka ini dikonfirmasi oleh Ketua Umum PSSI Erick Thohir dalam Kongres Biasa PSSI 2025, yang menyebut bahwa total kebutuhan pembinaan seluruh Timnas Indonesia mencapai Rp1 triliun, dengan Rp750 miliar di antaranya sudah tercukupi termasuk Rp200 miliar dari APBN.

Menurut Erick, tingginya dukungan dari pemerintah dan sponsor merupakan hasil dari kepercayaan terhadap sepak bola sebagai investasi yang menjanjikan. Namun, bagi Lindswell hal ini justru memperkuat ketimpangan yang selama ini dirasakan oleh para atlet dari cabor non-populer. "Ini bukan debat antar-rakyat, ini refleksi untuk negara. Semua cabor berhak mendapat dukungan yang adil dan proporsional," tegasnya. Ungkapan Lindswell mendapat respons luas dari warganet dan komunitas olahraga. Banyak pihak mendesak Kementerian Pemuda dan Olahraga serta Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kebijakan pembinaan atlet nasional.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun