Mohon tunggu...
Muhammad Rizky Fajar Utomo
Muhammad Rizky Fajar Utomo Mohon Tunggu... Lainnya - Personal Blogger

part-time dreamer, full-time achiever | demen cerita lewat tulisan | email: zawritethustra@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pandemik Covid-19: Gagap Republik dan Republik Gagap

7 April 2020   15:52 Diperbarui: 15 April 2020   09:37 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

            Berkaca dengan atmosfir perpolitikan Indonesia belakangan ini membuat saya gusar dengan keadaan republik ini. Gaung “NKRI Harga Mati” awalnya saya kira akan menjadikan negara ini kembali mendapatkan orientasinya dalam bentuk negara; Republik, namun ternyata yang terjadi sebaliknya, “NKRI Harga Mati” hanya digunakan untuk meraih suara, tak lebih dari itu padahal jelas republikanisme adalah sesuatu yang lebih dari itu. Pandemik COVID-19 ini membuka jelas selubung “NKRI Harga Mati”-nya para orang yang menggaungkannya; kita dapat melihat ke mana orientasi para pejabat publik akan membawa kita di tengah situasi yang seperti ini dan kita dapat melihat bagaimana isi pikiran para pejabat publik di tengah situasi ini.  Tulisan ini ke depannya saya harap dapat membuka diskursus dan diskusi lebih lanjut mengenai republikanisme, dan tentu saya rasa hal ini harus kita lakukan bersama agar paham betul bagaimana bernegara di bawah kata ‘republik’ bersama dengan paham republikanisme itu sendiri. Selain itu, tentu saja tulisan ini jauh dari kata sempurna dan saya sangat berkenan jika ada saran maupun kritikan yang hendak disampaikan. Terima kasih.

Sumber:

Eagleton, Terry, Fungsi Kritik (terj. Hardono Hadi). 2012. Yogyakarta: Kanisius

Robet, Robertus, dan Hendrik Boli Tobi, Pengantar Sosiologi Kewarganegaraan: Dari Marx sampai Agamben. 2017. Jakarta: Marjin Kiri.

Suseno, Franz Magnis, Filsafat Sebagai Ilmu Kritis. 2002. Yogyakarta: Kanisius

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun