Mohon tunggu...
Rizky Ade
Rizky Ade Mohon Tunggu... Karyawan Swasta/Customer Relation Officer (CRO)/Dragon Mind Academy (DMA)

Olahraga,Musik dan Nonton Film/Open minded, senang bergaul dan sedikit humoris/Konten seputar sejarah, olahraga dan musik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Soft Skill : Investasi Karier yang Sering Diabaikan

22 Agustus 2025   10:00 Diperbarui: 22 Agustus 2025   10:00 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : https://app.klingai.com/global/text-to-image/new?ra=4

Sulit diukur.
Tak seperti sertifikat digital, soft skill tidak selalu punya bukti fisik. Tapi dampaknya terasa dalam jangka panjang.

  • Dianggap sebagai "bakat alami".
    Padahal, komunikasi, empati, atau kepemimpinan adalah keterampilan yang bisa diasah---sama seperti belajar bahasa asing atau mengoperasikan alat.

  • Apa Kata Dunia Kerja?

    Menurut survei LinkedIn, lebih dari 69% perusahaan global lebih memprioritaskan soft skill saat mencari kandidat baru. Bahkan, banyak HR menyebut kegagalan karyawan bukan karena tidak bisa kerja, tapi karena tidak bisa bekerja sama.

    Artinya, seberapa pun hebat kamu secara teknis, tanpa soft skill yang mumpuni, potensi besar itu bisa tertahan.

    Soft Skill = Investasi Jangka Panjang

    Meningkatkan soft skill bukan hanya soal karier. Ini adalah investasi hidup. Komunikasi yang baik membantumu membangun relasi sehat, kemampuan problem-solving membantumu melewati krisis, dan empati membuatmu menjadi rekan kerja, pemimpin, bahkan orang tua yang lebih bijak.

    Pelatihan soft skill bukan hal mewah. Justru inilah yang seharusnya jadi prioritas.

    Di era kerja yang makin kolaboratif, soft skill bukan pelengkap.
    Ia adalah pondasi.

    Mungkin, sekarang waktunya kita mulai mengubah cara pandang.
    Bahwa belajar tidak hanya soal teknis dan angka.
    Bahwa menjadi hebat bukan hanya soal tahu, tapi juga soal cara menyampaikan, cara memahami, dan cara memimpin.

    Dan semua itu---berakar dari soft skill.

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
    Lihat Humaniora Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun