Mohon tunggu...
Rizki Mubarok
Rizki Mubarok Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Seorang Melankolis Muda yang Gemar Bertualang dalam Sakralitas Peradaban Semu

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Kampung Garunggang Hilir: Pesona Kampung Sereh di Ujung Barat Kota Bandung

18 April 2024   08:20 Diperbarui: 18 April 2024   08:25 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Dokumentasi Pribadi

Meskipun demikian, harga yang sangat murah membuat penduduk disana bekerja dengan upah 15-25 ribu perhari. Sistem pengupahan nya menggunakan sistem per penyulingan. Maksudnya adalah jika dalam sehari seorang warga dapat menyuling 3-4 kilo sereh (hasil penjemuran) maka akan diupah, jika tidak maka pemilik usaha tersebut tidak akan mengupahnya. Tergantung bagaimana kebijakan pemilik usaha sereh tersebut.

Gua mengamati keseharian Pak Dayat. Beliau bercerita bahwa upah tersebut sebenarnya sangatlah minim sekali karena ia biasa bekerja dari jam 6 pagi sampai waktu menjelang magrib. Bahkan karena akses nya cukup jauh, ia pernah berangkat kerja disaat subuh tiba dan pulang saat tengah malam.

Sereh menjadi komoditas yang paling banyak di olah oleh penduduk disini. Sebab, selain untuk di jual biasanya para penduduk disini menggunakan minyak sereh sebagai pengobatan. Khasiat sereh yang bagus membuat para penduduk di kampung Garunggang Hilir tidak perlu pergi ke rumah sakit. 

Terbukti, salah seorang warga disini, Abah Kandi sampai saat ini masih hidup sehat dan bisa beraktivitas meskipun usia nya sudah 90 tahunan atau hampir menginjak satu abad.

Pak Nanat (selaku RT) menceritakan bahwa pengolahan sereh sudah ada sejak dahulu, bisa dibilang pekerjaan ini turun temurun. Ia menceritakan pengolahan sereh dilakukan yaitu dimulai dengan memanen sereh yang biasanya perlu waktu 3-4 bulan waktu sehabis tanam, lalu sereh tersebut akan di angkut ke tempat pengolahan dan langsung di jemur supaya sereh tersebut benar benar kering.

Perlu waktu berhari hari untuk mengeringkan nya (tergantung cuaca), jika cuaca bagus sereh tersebut bisa dijemur 2-3 hari saja, akan tetapi jika cuaca sedang tidak bagus bisa sampai seminggu. Setelah sereh tersebut kering, sereh tersebut langsung dimasukkan ke tempat penyulingan.

Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, kurang lebih butuh 2-3 kuintal untuk mencapai 1-2 kilo sereh yang bisa dikelola. Hasil penyulingan tersebut otomatis sudah langsung diserap dan menggunakan alat sederhana yaitu wadah gentong berukuran 30 cm yang dibawah nya sudah ada penyaring. Hasilnya akan langsung di kelola kembali menjadi sereh yang kemudian akan diproduksi menjadi minyak atau bisa juga sabun sereh. Hasil limbahnya, akan langsung dibuang ke sungai atau kubangan di dekat pengelolaan tersebut.

Ya, mungkin bagi gua sereh dikenal sebagai bahan obat bagi para lansia yang dimakan supaya gigi mereka tetap kuat dan wangi atau mungkin sebagai minyak urut belaka.

Ternyata setelah gua mengobrol panjang, ada puluhan jenis sereh dengan kegunaan yang bervariasi. Ada yang bisa di buat lalapan makanan, pengobatan, jamu, bahkan bisa juga untuk perawatan kulit. Sayang, waktu gua ke kampung tersebut sangatlah sebentar. Akan tetapi, dua hari gua disana menemukan banyak inspirasi dan wawasan baru. 

Sambutan warga di Kampung Garunggang Hilir sangatlah baik, mereka murah senyum dan enak jika diajak berbincang tentang apapun. Itulah sedikit cerita perjalanan gua "menemukan" kampung yang tidak pernah gua sangka sangka akan gua singgahi.

Terakhir, salah satu nasihat dari Kang Zaenal, bahwa ketika gua hidup gua harus banyak bereksplorasi tentang apapun. Karena akan banyak tempat tempat yang tidak pernah direncanakan dan akan banyak orang orang yang kita temui. Sebab, bersilaturrahmi adalah salah satu khasiat untuk memperpanjang usia dan selalu ada kebaikan yang kita dapat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun