Mohon tunggu...
Rizki Mubarok
Rizki Mubarok Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Seorang Melankolis Muda yang Gemar Bertualang dalam Sakralitas Peradaban Semu

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Kampung Garunggang Hilir: Pesona Kampung Sereh di Ujung Barat Kota Bandung

18 April 2024   08:20 Diperbarui: 18 April 2024   08:25 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Dokumentasi Pribadi

Halo fren, gua mau sedikit bercerita hasil perjalanan gua ke salah satu kampung "terpencil" di ujung barat kota Bandung. Bagaimana kisahnya? lemme ta talk about my experience Gua berangkat pada hari Selasa 16 April 2024. Sebenarnya tidak pernah menyangka gua bisa nge datengin tempat ini, alhamdulillah berkat pekerjaan gua bisa dipertemukan oleh orang orang baik di kampung ini.

Perjalanan gua pada waktu itu adalah ke Kampung Garunggang Hilir, Desa Sirnajaya, Kabupaten Bandung Barat. Bisa dibilang sekitar 3-5 km dari Kecamatan Gunung Halu lah ya.

Setelah gua menjalankan tugas pekerjaan, gua beristirahat di salah satu rumah di Desa Garunggang Kaler. Namanya Kang Zaenal atau Pak Ustad (sebutan akrab beliau). Rumahnya sangat minimalis sekali yang dibangun dengan kayu papan dan dibawah serta sebelah kanan nya ada kolam ikan miliknya.

Sepanjang jalan menuju rumahnya, gua menjumpai beratus hektar lahan perkebunan yang dikelola oleh salah satu perusahaan milik swasta dan perhutani. Jalan yang sangat rusak membuat perjalanan gua membuat motor gua rada sulit untuk menuju kesana. Maklum, penduduk disini rata rata motor rakitan yang khusus dipakai di tempat terjal seperti ini.

Lanjut ke cerita tadi. Sekitar 1-2 km dari rumahnya gua menjumpai ke salah satu Kampung yang bernama Garunggang Hilir. Kang Zaenal menceritakan bahwa kampung tersebut seperti kampung private. Karena untuk mencapai ke kampung tersebut gua perlu melewati jalanan terjal yg sangat sulit menggunakan kendaraan dan harus melewati sungai yang disekelilingnya akan disuguhi pemandangan perkebunan dan hutan yang sangat indah.


Perlu waktu 30 menitan bagi gua untuk menuju kesana, karena ketika ingin kesana kita harus sangat hati hati. Sebab, jalan yang dilalui hanya setapak dan kanan kiri nya merupakan jurang. 

Kampung Garunggang Hilir, dengan jumlah rumah tidak lebih dari 30 rumah benar benar seperti kampung private. Sebab, keseharian penduduknya bekerja di ladang miliknya atau miliki orang lain yang ada disana.

Oiya, komoditas utama untuk mata pencaharian mereka adalah sebagai petani sereh. Ada sebuah tempat untuk mengelola perkebunan sereh yang kemudian hasilnya akan diproduksi menjadi minyak atau sabun sereh.

Dari hasil pemantauan gua di tempat kerja Pak Dayat (salah satu warga disini), sereh yang diproduksi ada dua, yaitu sereh alami dan sereh wangi. Biasanya pemiliknya tidak memperjualbelikan ke pasar akan tetapi akan langsung mengekspor hasil sereh tersebut ke beberapa negara di luar Indonesia.

Harga nya sangat terjangkau sekali, untuk satu kuintal sereh (belum di olah) itu seharga 50-100 ribu dan untuk hasil sereh yang dikelola bisanya per kilo nya dibandrol seharga 150 ribu. Perlu 5 kuintal sereh untuk menghasilkan 3-4 kilo sereh.

Meskipun demikian, harga yang sangat murah membuat penduduk disana bekerja dengan upah 15-25 ribu perhari. Sistem pengupahan nya menggunakan sistem per penyulingan. Maksudnya adalah jika dalam sehari seorang warga dapat menyuling 3-4 kilo sereh (hasil penjemuran) maka akan diupah, jika tidak maka pemilik usaha tersebut tidak akan mengupahnya. Tergantung bagaimana kebijakan pemilik usaha sereh tersebut.

Gua mengamati keseharian Pak Dayat. Beliau bercerita bahwa upah tersebut sebenarnya sangatlah minim sekali karena ia biasa bekerja dari jam 6 pagi sampai waktu menjelang magrib. Bahkan karena akses nya cukup jauh, ia pernah berangkat kerja disaat subuh tiba dan pulang saat tengah malam.

Sereh menjadi komoditas yang paling banyak di olah oleh penduduk disini. Sebab, selain untuk di jual biasanya para penduduk disini menggunakan minyak sereh sebagai pengobatan. Khasiat sereh yang bagus membuat para penduduk di kampung Garunggang Hilir tidak perlu pergi ke rumah sakit. 

Terbukti, salah seorang warga disini, Abah Kandi sampai saat ini masih hidup sehat dan bisa beraktivitas meskipun usia nya sudah 90 tahunan atau hampir menginjak satu abad.

Pak Nanat (selaku RT) menceritakan bahwa pengolahan sereh sudah ada sejak dahulu, bisa dibilang pekerjaan ini turun temurun. Ia menceritakan pengolahan sereh dilakukan yaitu dimulai dengan memanen sereh yang biasanya perlu waktu 3-4 bulan waktu sehabis tanam, lalu sereh tersebut akan di angkut ke tempat pengolahan dan langsung di jemur supaya sereh tersebut benar benar kering.

Perlu waktu berhari hari untuk mengeringkan nya (tergantung cuaca), jika cuaca bagus sereh tersebut bisa dijemur 2-3 hari saja, akan tetapi jika cuaca sedang tidak bagus bisa sampai seminggu. Setelah sereh tersebut kering, sereh tersebut langsung dimasukkan ke tempat penyulingan.

Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, kurang lebih butuh 2-3 kuintal untuk mencapai 1-2 kilo sereh yang bisa dikelola. Hasil penyulingan tersebut otomatis sudah langsung diserap dan menggunakan alat sederhana yaitu wadah gentong berukuran 30 cm yang dibawah nya sudah ada penyaring. Hasilnya akan langsung di kelola kembali menjadi sereh yang kemudian akan diproduksi menjadi minyak atau bisa juga sabun sereh. Hasil limbahnya, akan langsung dibuang ke sungai atau kubangan di dekat pengelolaan tersebut.

Ya, mungkin bagi gua sereh dikenal sebagai bahan obat bagi para lansia yang dimakan supaya gigi mereka tetap kuat dan wangi atau mungkin sebagai minyak urut belaka.

Ternyata setelah gua mengobrol panjang, ada puluhan jenis sereh dengan kegunaan yang bervariasi. Ada yang bisa di buat lalapan makanan, pengobatan, jamu, bahkan bisa juga untuk perawatan kulit. Sayang, waktu gua ke kampung tersebut sangatlah sebentar. Akan tetapi, dua hari gua disana menemukan banyak inspirasi dan wawasan baru. 

Sambutan warga di Kampung Garunggang Hilir sangatlah baik, mereka murah senyum dan enak jika diajak berbincang tentang apapun. Itulah sedikit cerita perjalanan gua "menemukan" kampung yang tidak pernah gua sangka sangka akan gua singgahi.

Terakhir, salah satu nasihat dari Kang Zaenal, bahwa ketika gua hidup gua harus banyak bereksplorasi tentang apapun. Karena akan banyak tempat tempat yang tidak pernah direncanakan dan akan banyak orang orang yang kita temui. Sebab, bersilaturrahmi adalah salah satu khasiat untuk memperpanjang usia dan selalu ada kebaikan yang kita dapat.

Jangan pernah berhenti untuk berusaha, jangan pernah lupa untuk bersyukur dengan kenikmatan yang punya, dan jangan pernah lelah untuk menebar kebaikan kepada siapapun Sekian cerita gua kali ini, Sampai jumpa di cerita berikutnya! Terimakasih

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun