Mohon tunggu...
Rizki Agung
Rizki Agung Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Jember

salam kenal @rzkikk

Selanjutnya

Tutup

Money

Upaya dalam Mewujudkan Kemandirian Pangan dengan Peningkatan Hasil Produktivitas Padi

20 Juni 2020   16:19 Diperbarui: 20 Juni 2020   16:20 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Selama ini pertanian merupakan salah satu sektor yang paling penting dan utama dalam suatu Negara.  Jika tidak ada sektor pertanian, maka mustahil suatu Negara dapat berdiri. Hal ini dikarenakan kebutuhan pokok sehari-hari masyarakat hampir sepenuhnya atau bahkan sepenuhnya berasal dari sektor pertanian. Agar terwujudnya kesejahteraan masyarakat, maka suatu Negara diharuskan mampu memenuhi permintaan akan kebutuhan pokok masyarakatnya. Salah satu kebutuhan yang wajib terpenuhi dan selalu tersedia yaitu kebutuhan pangan.

Menurut Elizabeth (2018), pangan ialah kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia, kualitas dan kuantitas dari kecukupan bahan pangan sangat berperan penting dalam menentukan kualitas dan tingkat intelegensi sumberdaya manusia. Kuantitas dan kualitas dari bahan pangan tersebut akan sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi, pengetahuan, dan budaya di dalam masyarakat.

Negara kita Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki jumblah penduduk yang cukup besar dan terus mengalami peningkatan. Melihat hal tersebut maka seiring dengan berjalanya waktu, kebutuhan akan bahan pangan masyarakat akan semakin meningkat, hal ini dikarenakan adanya ketidakseimbangan antara pertumbuhan penduduk dengan pemenuhan bahan pangan. Sehingga pada akhirnya salah satu cara dalam menghadapi hal tersebut mau tidak mau Negara kita harus melakukan impor bahan pangan dari Negara lain.

Menurut Azahari (2016), pemenuhan bahan pangan masyarakat jika terus menerus dengan mengimpor dari Negara lain, maka Negara kita tidak akan dapat mencapai kemandirian pangan. Kemandirian pangan sendiri merupakan hal yang mutlak bagi suatu Negara. Ketergantungan dari impor dan ketidakmampuan suatu Negara dalam mencapai kemandirian pangan maka akan menyebabkan ketahanan nasional menjadi terganggu.                

Di Indonesia hampir seluruh penduduknya menjadikan beras sebagai makanan pokok atau utama. Melihat hal ini maka perlu adanya suatu upaya dalam peningkatan produktivitas hasil pertanian khususnya komoditas padi. Sebenarnya padi sendiri merupakan tanaman pertanian yang banyak tumbuh dan dibudiayakan di Negara kita indonesia. Tanaman padi juga memiliki kesesuaian tumbuh pada Negara kita, hanya saja Negara Kita kurang mampu dalam hal peningkatan hasil produktivitas dari tanaman tersebut. Hal inilah yang membuat Indonesia masih melakukan impor beras dari Negara lain.

Untuk dapat mencapai kemandirian pangan maka perlu adanya upaya peningkatan hasil produktivitas padi. Upaya-upaya dalam peningkatan produktivitas padi guna mewujudkan kemandirian pangan tersebut harus dilakukan dengan efisien.  Upaya  tersebut umumnya dapat dilakukan melalui kebijakan-kebijakan dan inovasi dalam penanaman padi.

Indonesia merupakan Negara yang kaya akan sumber daya alam yang begitu melimpah Kekayaan alam Indonesia sangatlah melimpah, tetapi untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat khususnya beras, Indonesia masih melakukan impor dari luar negeri. Hal tersebut terjadi karena Indonesia masih minim dalam kemampuan mengolah sumberdaya alamnya, khususnya tanaman padi sebagai pangan pokok. Maka dari itu untuk dapat mewujudkan kemandirian pangan, maka perlu adanya strategi dan kebijakan kebijakan yang harus diterapkan serta inovasi inovasi dalam pembudidayaan tanaman pangan yaitu padi (Rahayu dan Febriaty).

Permintaan akan kebutuhan beras di Indonesia seiring waktu akan terus meningkat, sehingga akan memungkinkan terjadinya kesenjangan antara produksi dan konsumsi beras. Permintaan yang semakin meningkat tersebut dapat dipenuhi dengan impor beras dari Negara lain. Akibat dari adanya impor beras tersebut maka akan memiliki dampak negatif yakni dapat merugikan Negara kita Indonesia. Kerugian yang diakibatkan dari adanya impor beras tersebut yaitu berupa harga beras domestik akan mengikuti harga beras dunia, hal ini jelas dapat merugikan masyarakat Indonesia (Siswanto dkk, 2018).

 Untuk dapat mewujudkan ketahanan pangan yang lestari, maka upaya peningkatan produksi beras perlu untuk terus ditingkatkan, upaya peningkatan produktivitas padi ini dapat meliputi intensifikasi dan ekstensifikasi penanaman padi. Intensifikasi padi dapat dilakukan dengan penerapan penanaman padi dengan menggunakan teknologi pemilihan varietas dan teknik budidaya padi. Sedangkan ekstensifikasi yaitu meliputi pembukaan lahan penanaman padi baru melalui pembangunan jaringan irigasi dan percetakan sawah baru, penanaman padi gogo, serta pembukaan lahan rawa. (Suwarno, 2016)

 Upaya peningkatan produktivitas padi dalam mewujudkan kemandirian pangan juga dapat dilakukan dengan menggunakan inovasi-inovasi dan metode dalam penanaman padi. Dalam penanaman padi terdapat teknik penanaman yang efektif dalam peningkatan hasil produktivitas padi, metode tersebut yaitu meliputi jajar legowo dan SRI (System of Rice Intencification).

Metode SRI (System of Rice Intencification) dianggap sebagai metode yang dapat menguntungkan dan efektif dalam peningkatan produktivitas padi. Hasil padi yang diperoleh dengan menggunakan sistem SRI ini berkisar antara 5-8 ton/ha.

Pengelolaan budidaya padi dengan menggunakan metode SRI ini dilakukan dengan pemberian air irigasi secara terputus-putus (intermittent) yang berdasarkan alternatif antara periode genangan dangkal (batas atas) dan cukup kering (batas atas). Batas atas irigasi pada tanaman padi ialah macak-macak atau genangan 2 cm. Sedangkan batas bawah irigasi adalah saat kondisi air pada lahan terlihat seperti menyerupai retak rambut (Puteriana dkk, 2017).

 Selain metode SRI terdapat juga metode penanaman padi Jajar Legowo. Metode penanaman padi jajar legowo merupakan metode penanaman padi yang dilakukan dengan memanipulasi jarak tanam untuk meningkatkan hasil produktivitas tanaman padi. Penerapan metode jajar legowo pada penanaman padi ini dapat meningkatkan produktivitas padi, hal ini dapat dilihat dari banyaknya rumpun padi yang tumbuh dikarenakan optimalnya unsur hara yang diterima oleh tanaman padi yang berasal dari sinar matahari ataupun dari pemberian pupuk. Hal tersebut dapat disebabkan adanya jarak tanam antar tanaman padi sehingga tanaman padi bisa mendapatkan unsur hara dengan optimal karena sedikitnya persaingan yang terjadi antar tanaman (Feronika dkk, 2019).

Dengan penerapan kebijakan dan inovasi-inovasi dalam bidang pertanian maka dapat diharapkan dapat mengurangi impor beras dari Negara lain dan dapat mewujudka kemandirian pangan nasional. Kebijakan dan inovasi dalam mewujudkan kemandirian pangan tersebut harus dilakukan dengan berkelanjutan. Dengan tewujudnya kemandirian pangan nasional maka akan tercapainya kesejahteraan masyarakat dan Negara. 

Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa pemenuhan kebutuhan pangan yaitu beras, jika dilakukan dengan impor dari Negara lain secara terus menerus akan memiliki dampak negatif, yaitu dapat merugikan masyarakat, karena harga beras domestik akan mengikuti harga beras dunia. Oleh karena itu perlu adanya upaya upaya dalam mewujudkan kemandirian pangan. Upaya - upaya tersebut dapat dengan melakukan penerapan kebijakan-kebijakan ataupun inovasi dalam budidaya tanaman pertanian terutama padi contohnya seperti, penerapan sistem tanam padi jajar legowo dan SRI (System of Rice Intensification), pembukaan dan perluasan lahan baru serta kebijakan dan inovasi-inovasi lainya. Dengan dilakukanya kebijakan dan inovasi-inovasi tersebut maka diharapkan dapat mewujudkan kemandirian pangan nasional.

Referensi

Azahari, D. H. 2016. Membangun Kemandirian Pangan dalam Rangka Meningkatkan Ketahanan Nasional. Analisis Kebijakan Pertanian. 6(2) : 174-195.

Elizabeth, R. 2018. Strategi Pencapaian Diversifikasi dan Kemandirian Pangan : Antara Harapan dan Kenyataan. Iptek Tanaman Pangan. 6(2) : 230-242.

Feronika, I., Muhammad Syahrul, H., Junirman, L., & Fina, R. 2019. Pelatihan Metode System of Rice Intensification (SRI) dengan Model Tanam Jajar Legowo. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. 3(2) : 220-226.

Puteriana, S. A., Donny, H., & Tri, B. P. 2017. Kajian Sistem Pemberian Air Irigasi Metode Konvensional dan Metode SRI (System of Rice Intensification) Pada Daerah Irigasi Pakis Kecamatan Pakis Kabupaten Malang. Jurnal Teknik Pengairan. 7(2) : 236-247.

Rahayu, S. E. 2019. Analisis Perkembangan Produksi Beras dan Impor Beras di Indonesia. SNK. 

1 (1) : 219-226.

Siswanto, E., Bonar, M. S., & Harianto. 2018. Dampak Kebijakan Perberasan pada Pasar Beras dan Kesejahteraan Produsen dan Konsumen Beras di Indonesia. 23(2) : 93-100.

Suwarno. 2016. Meningkatkan Produksi Padi Menuju Ketahanan Pangan yang Lestari. Jurnal Pangan. 19(3) : 233-243.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun