Mohon tunggu...
Rizki Muhammad Iqbal
Rizki Muhammad Iqbal Mohon Tunggu... Penulis - Suka makan ikan tongkol

Hari ini adalah besok pada hari kemarin

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Karnaval Kemunduran: Cinta dan Kota Tanpa Warna

9 Januari 2020   17:34 Diperbarui: 9 Januari 2020   17:47 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karya dari Anton Gudim (sumber dari provoke-online.com)

Di ambang pagi, sedikit malam; di antara lelap dan sadar, kita mencari pelarian, terlepas dari waktu. Kita salahkan keadaan sebagai satu upaya pembangkangan. Kita terlelap, dan terbangun di sebuah karnaval kemunduran. Betapa lucunya!

Banyak badut-badut berseragam yang berbahagia, muda, dan sia-sia. Bagai di komedi pasar seni; ilustrasi satir yang menyayat hati. Kita berdiri tegak dengan segenggam resistensi, dan eksistensi kita yang buta terhadap warna-warna, membawa kita pada sebuah kota tanpa warna.

Telah banyak senja yang kehilangan makna, telah merebak semua objek keindahan sebagai satu-satunya kemerosotan nilai, telah menguak semua keresahan sebagai penunjang pengakuan, telah berpencar angin bersama kata-kata yang mengingkari upaya kita; terhadap semua rasa yang tercipta; perihal masa yang membawa luka; tentang pemerbaik cita rasa sebagai wujud dusta; sebagai kemajuan yang mengorbankan kedamaian.

Bukan tentang asa, bukan tentang harapan, bukan cita-cita; kita hidup bukan tentang ada, namun tentang tiada; menjadi kita yang bukan kita, bukan rasa, namun duka yang tertutupi oleh kebohongan amerta; eksistensi yang buta dan mengeluh tentang semua.

Kita berjalan mundur, bersama harapan yang terkubur; hancur, tanpa alur. Tentang apa? Tentang kita: kita bersimpuh di ambang ada dan tiada, berdiri di atas semesta yang mengada-ada. Kita merajut asa, dalam kata-kata; hingga kita menua dan sirna bersama-sama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun