Mohon tunggu...
Humaniora

Unsur Intrinsik Cerpen Taufiqurrahman

25 Februari 2017   22:54 Diperbarui: 2 Maret 2017   04:00 1304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Unsur Intrinsik Cerpen

Nama : Taufiqurrahman

Kelas  : 10 D

  • Tema Cerpen
  • Percintaan (Cinta)
  • Cerpen “Sebuah Janji” merupakan cerpen yang bertemakan percintaan. Hal ini dapat kita ketahui dari kutipan di berbagai bagian cerita. Bagian cerita yang paling menggambarkan tema tersebut adalah isi surat Alex yang dibacakan pada bagian akhir cerita.
  • Contoh
  • Dear wina,
  •  Inget ga pertama kali kita kenalan? Pas itu lo nangis gara-gara di hukum ama osis. Dalam hati gue ketawa, kok ada sih cewek cengeng kayak gini? Hehe.. kidding. Lo dulu pernah bilang pengen liat pelangi tapi ga pernah kesampaian. Semoga lo seneng sama pelangi yang ada di bingkai foto. Mungkin gue ga bisa nunjukin pelangi saat ini coz gue harus ikut ortu yang pindah tugas. Tapi suatu hari nanti gue bakal nunjukin ke lo gimana indahnya pelangi. Tunggu gue dua tahun lagi. Saat waktu itu tiba, ga ada alasan buat lo ga mau jadi pacar gue.


  • Alur/Jalan Cerita
  • Alur Maju
  • Cerpen yang bertemakan percintaan ini memiliki jalan cerita yang maju. Hal ini dapat ditentukan melalui perpindahan hari dan perindahan waktu yang di gambarkan melalui kata “kemudian”.
  • Contoh
  • Kelas masih sepi. Hanya ada beberapa murid yang baru datang. Diliriknya bangku sebelah. Amel belum datang. Wina sendiri tumben datang pagi. Biasanya ia datang 5 menit sebelum bel, disaat kelas sudah padat akan penduduk. Semalam Wina nggak bisa tidur. Entah kenapa bayangan Alex selalu terbesit di benaknya. Apa benar Alex pindah sekolah? Kenapa harus pindah? Peduli amat Alex mau pindah apa nggak, batin Wina. “Argggg… Kenapa sih gue mikir dia terus?”


  • Latar
  • Latar Tempat:
  • - Ruang Kelas
  • - UKS
  • - Toilet Sekolah
  • - Tempat parkiran motor.
  • Contoh
  • - Kelas masih sepi. Hanya ada beberapa murid yang baru datang. Diliriknya bangku sebelah. Amel belum datang. Wina sendiri tumben datang pagi. Biasanya ia datang 5 menit sebelum bel, disaat kelas sudah padat akan penduduk.
  • - Hujan rintik-rintik membasahi bumi. Wina dan Alex berada di ruang UKS. Wina membaringkan diri tempat tidur yang tersedia di UKS.
  • - Byuuurr…. Fanta rasa stowberry menggalir deras dari rambut Wina hingga menetes ke kemeja putihnya. Wina nggak bisa melawan. Ia kini ada di WC perempuan. Apalagi ini jam terakhir. Nggak ada yang akan bisa menolongnya sampai bel pulang berbunyi.
  • - Wina menoleh untuk melihat siapa yang memanggilnya. Ternyata dari kejauhan Amel teman baiknya sejak SMP sedang berlari kearahnya. Dengan santai Wina membalikkan badannya berjalan mencari motor matic kesayangannya.

  • Latar Waktu
  • Pagi sebelum bel pelajaran
  • Waktu istirahat
  • Pulang sekolah
  • Jam pelajaran terakhir
  • Contoh
  • Kelas masih sepi. Hanya ada beberapa murid yang baru datang. Diliriknya bangku sebelah. Amel belum datang. Wina sendiri tumben datang pagi. Biasanya ia datang 5 menit sebelum bel, disaat kelas sudah padat akan penduduk.
  • Bel istirahat akan berakhir berapa menit lagi. Wina harus segera membawa buku tugas teman-temannya ke ruang guru sebelum bel berbunyi. Jabatan wakil ketua kelas membuatnya sibuk seperti ini.
  • Bel pulang berbunyi nyaring bertanda jam pelajaran telah usai. Cuaca yang sedemikian panas tak menyurutkan niat para siswa SMA Harapan untuk bergegas pulang ke rumah. Wina sendiri sudah membereskan buku-bukunya. Sedangkan Amel masih berkutat pada buku catatanya lalu sesekali menoleh ke papan tulis.
  • Byuuurr.. Fanta rasa stowberry menggalir deras dari rambut Wina hingga menetes ke kemeja putihnya. Wina nggak bisa melawan. Ia kini ada di WC perempuan. Apalagi ini jam terakhir. Nggak ada yang akan bisa menolongnya sampai bel pulang berbunyi.

  • Latar Suasana
  • Hujan
  • Sepi
  • Ricuh
  • Hening
  • Contoh
  • Hujan rintik-rintik membasahi bumi. Wina dan Alex berada di ruang UKS. Wina membaringkan diri tempat tidur yang tersedia di UKS.
  • Kelas masih sepi. Hanya ada beberapa murid yang baru datang. Diliriknya bangku sebelah. Amel belum datang. Wina sendiri tumben datang pagi.
  • Selang beberapa detik, Linda kembali mengguyur Wina dengan fanta jeruk. “Jauhin Alex. Gue tau lo berdua temenan dari SMP! Dulu lo pernah nolak Alex. Tapi kenapa lo sekarang nggak mau ngelepas Alex?!!”
  • Hening sejenak diantara mereka berdua. “Kayaknya gue pulang duluan deh.” Ucap Wina sambil buru-buru mengambil tasnya.


  • Tokoh dan Penokohan
  • Wina
  • Kasar
  • Pelupa
  • Jutek
  • Pengertian
  • Contoh
  • “Sial! Lari nggak pakek mata apa ya...” rutuk Wina. Dengan wajah masam ia mulai jongkok untuk merapikan buku-buku yang terjatuh.
  • Dengan semangat 45 Wina mulai mengayunkan kaki kanannya kearah kaki kiri cowok tersebut dengan keras.
  • Wina emang paling payah sama yang namanya mengingat sesuatu.
  • “Nggak gimana-mana. Pulang ya pulang.” jawab Wina jutek.
  • “Ngapaen lo kesini? Masih sakit kakinya? Apa cuma dilebih-lebihin biar kemaren pulang cepet? Hah? Jadi cowok kok banci baget!!!”
  • Amel terlihat menerawang. “Jujur, waktu gue tau Alex suka sama lo dan cuma nganggep gue sebagai temen kecilnya. Gue pengen teriak sama semua orang, kenapa dunia nggak adil sama gue. Tapi seiring berjalannya waktu gue sadar kalo nggak semua yang kita inginkan adalah yang terbaik untuk kita.” senyum kembali menghiasi wajah mungilnya.

  • Amel
  • Cerewet
  • Tulus
  • Amanah
  • Pengertian
  • Contoh
  • “Woe non, budeg ya? Nggak denger teriakan gue. Temen macem apaan yang nggak nyaut sapaan temennya sendiri.” ucap Amel dengan bibir monyong.
  • “Bad mood? Jelas-jelas lo tadi bikin gempar satu kelas. Udah nendang kaki cowok ampe tuh cowok permisi pulang, nggak minta maaf lagi.” jelas Amel panjang lebar.
  • “Nendang sih nendang tapi lo pakek tendangan super duper. Kasian Alex lho.”
  • “Kenapa lo nggak mau nerima dia? Gue tau lo suka Alex tapi lo nggak mau nyakitin gue.” sejenak Amel tersenyum. “Percaya deh, sekarang gue udah nggak ada rasa sama Alex. Dia cuma temen kecil gue dan nggak akan lebih.”
  • “Nih hadiah dari pangeran lo.” ( Amel adalah orang yang amanah karena Ia tidak menyimpan atau membuka hadiah tersebut sebelum diberikan pada Wina, walaupun Alex tidak akan kau apabila Ia tidak memberikannya).
  • Tapi seiring berjalannya waktu gue sadar kalo nggak semua yang kita inginkan adalah yang terbaik untuk kita.” senyum kembali menghiasi wajah mungilnya. “Dan lo harus janji sama gue kalo lo bakal jujur tentang persaan lo sama Alex. Janji?” lanjut Amel sambil mengangkat jari kelingkingnya.

  • Alex
  • Ramah
  • Baik
  • Peduli
  • Pengertian
  • Berani dan Percaya Diri
  • Contoh
  • “Hey Mel!” ucap Alex riang begitu orang yang dicarinya nongol.
  • Lalu cowok tadi menghampiri Wina dan membantunya untuk berdiri. “Lo nggak apa-apa kan, Win?”
  • Alex memegangi sapu tangan dingin yang diletakkan di sekitar pipi Wina.
  • “Ntar lo pulang gimana?” tanya Alex polos.
  • Tunggu gue dua tahun lagi. Saat waktu itu tiba, ga ada alasan buat lo ga mau jadi pacar gue.

  • Linda
  • Jahat
  • Kasar
  • Sadis
  • Contoh
  • “Belum kapok di guyur kayak gini?” balas cewek tersebut sambil menjambak rambut Wina. “Tha, mana fanta jeruk yang tadi?” ucap cewek itu lagi, tangan kanannya masih menjambak rambut Wina.
  • Linda terkenal sesaentro sekolah karena keganasannya dalam hal melabrak orang.
  • Plaakk.. Tamparan mulus mendarat di pipi Wina. “Tapi lo seneng kan?” teriak Linda tepat disebelah kuping Wina.

  • Mayang dan Thata (Sekutu Linda)
  • Jahat
  • Contoh
  • Kedua teman Linda, Thata dan Mayang dengan sigap mencoba menahan Wina. Tapi Wina malah memberontak. “Buruan Lin, ntar kita ketahuan.” kata Mayang si cewek sawo mateng. (Melakukan kekerasan pada Wina).
  • “Tha, mana fanta jeruk yang tadi?” ucap cewek itu lagi, tangan kanannya masih menjambak rambut Wina. Thata langsung memberi satu botol fanta jeruk yang sudah terbuka.


  • Sudut Pandang
  • Cerpen yang bertemakan percintaan ini menggunakan sudut pandang orang ketiga Maha Tahu. Hal ini dapat dibuktikan dengan kalimat yang ada pada cerita. Penulis tidak terlihat atau masuk ke dalam cerita, melainkan menggunakan nama tokoh dalam cerpen tersebut saat bercerita. Saat bercerita, penulis seakan tau apa yang akan dilakukan dan apa yang ada dalam hati setiap tokoh di cerpen tersebut.

Link Cerpen: http://eposlima.blogspot.co.id/2013/02/cerpen-persahabatan-sebuah-janji.html


Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun