Mohon tunggu...
Rizal Mutaqin
Rizal Mutaqin Mohon Tunggu... Founder Bhumi Literasi Anak Bangsa

Semua Orang Akan Mati Kecuali Karyanya

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Penyakit Adalah Tamu

18 September 2025   10:55 Diperbarui: 18 September 2025   10:55 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Catatan Harian (sumber: @rimut.id)

Penyakit sering kali dipandang sebagai beban dan musibah yang mengganggu aktivitas serta merampas kebahagiaan. Namun, KH. Abdul Hamid memberikan sudut pandang yang menyejukkan hati: penyakit adalah tamu. Seperti halnya tamu, ia datang tidak untuk selamanya, melainkan hanya sementara. Datangnya pun membawa tujuan tertentu yang sering kali tak kita sadari pada awalnya.

Dalam kehidupan, setiap orang pasti akan merasakan sakit, entah ringan maupun berat. Ketika penyakit hadir, kita diajak untuk berhenti sejenak, merenung, dan menyadari betapa besar nikmat sehat yang sebelumnya kita abaikan. Inilah salah satu berkah yang dibawa penyakit: mengajarkan kita untuk lebih bersyukur. Sebab, sehat adalah karunia yang sering kali baru terasa berharganya ketika sudah hilang.

Selain itu, penyakit juga menjadi sarana pembersihan diri. Dalam ajaran agama, rasa sakit dapat menggugurkan dosa-dosa kecil yang kita lakukan tanpa sadar. Dengan demikian, ujian kesehatan sejatinya adalah wujud kasih sayang Allah, agar kita pulang dalam keadaan lebih suci. Perspektif ini membantu kita memandang sakit bukan sebagai hukuman, melainkan kesempatan untuk memperbaiki diri.

Tak hanya itu, sakit juga mengajarkan kesabaran dan empati. Saat tubuh lemah, kita belajar menundukkan ego, bergantung pada doa, serta lebih menghargai perhatian orang lain. Dari pengalaman itu, kita bisa lebih mudah memahami penderitaan sesama, sehingga tumbuh rasa kasih sayang dan solidaritas yang lebih dalam.

Sebagaimana tamu yang datang lalu pergi, penyakit pun tidak menetap selamanya. Yang terpenting adalah bagaimana kita menyikapinya: dengan sabar, ikhlas, dan tetap penuh harapan. Jika mampu mengambil hikmah dari setiap ujian kesehatan, maka kita tak hanya memperoleh kesembuhan jasmani, tetapi juga ketenangan batin dan kedekatan spiritual dengan Sang Pencipta.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun