Mohon tunggu...
Riyanto Suparno
Riyanto Suparno Mohon Tunggu... Swasta -

Safety Engineer yang hobi menulis dan berdiskusi rriyanto74@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Swiss Cheese Model: Menganalisa Keselamatan dan Kesiapan Mudik 2017

22 Mei 2017   09:15 Diperbarui: 22 Mei 2017   11:17 5501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: http://trend.fajar.co.id

http://patientsafetyed.duhs.duke.edu
http://patientsafetyed.duhs.duke.edu
Selain itu, model ini terdiri dari dua faktor yaitu Latent Failure dan Active Failure. Latent Failure adalah aspek yang tersembunyi dan tidak ada akibat langsung namun dapat diwaspadai. Sedangkan Active Failure adalah aspek yang langsung terlihat akibatnya jika terjadi sebuah kegagalan.

Dalam kaitannya pencegahan kecelakaan pada transportasi Bus, tentu saja model in bisa kita gambarkan seperti dibawah ini:

  • Budaya dan Pengaruh Organisasi

Budaya dan pengaruh organisasi jika dikaitkan dengan pencegahan kecelakaan Bus maka merupakan faktor Latent Failure. Efek dari kegagalan dari manajemen organisasi tidak dapat dirasakan secara langsung ketika kecelakaan terjadi namun tentu saja dapat diwaspadai.

Disini pentingnya pengaturan dan kebijakan manajemen dalam melaksanakan bisnis transportasi Bus guna mencegah kecelakaan sangat penting. Seperti mengganti armada Bus yang sudah tidak layak atau tidak menggunakan Bus yang tidak dalam kondisi baik. Manajemen organisasi harus mengedepankan keselamatan ketimbang keuntungan bisnis jika dirasa kondisi berpotensi menyebabkan kecelakaan kerja.

  • Kegagalan Pengawasan

Sering kali kecelakaan terjadi karena pengawasan yang tidak bekerja dengan baik sehingga Bus yang tidak layak operasi tetap dipakai. Beberapa investigasi kecelakaan Bus yang belakangan terjadi diakibatkan oleh kondisi Bus yang kurang baik.

Untuk itu pengelola bisnis harus menerapkan pengawasan yang baik pada saat mudik lebaran. Hal ini karena padatnya lalu lintas dan padatnya penumpang. Kondisi bus dan Supir harus dalam pengawasan yang baik. Maintenance atau jadwal perawatan armada Bus harus dijalankan maksimal meski jadwal Bus padat.

  • Kondisi Sebelum Tindakan tidak Aman

Hal ini berkaitan dengan Supir dan Kondektur atau karyawan Bus yang bekerja dapat mengalami kelelahan, serta timbulnya komunikasi dan koordinasi antar lini yang buruk. Hal ini tidak terlihat secara langsung namun dampaknya cukup signifikan.

Untuk itu pengelola bisnis harus menerapkan manajemen yang baik dengan menerapkan jam kerja yang aman serta membentuk sebuah sistem komunikasi yang baik antar karyawan.

  • Tindakan Tidak Aman

Aspek Unsafe Act atau tindakan tidak aman merupakan satu-satunya aspek yang dapat secara langsung terlihat akibatnya, Active Failure. Karyawan, dalam hal ini Supir, Kondektur, Staff maintenance, merupakan garda terdepan transportasi Bus yang dapat secara langsung dilihat akibatnya jika gagal bekerja. Contoh paling mudah adalah supir kelelahan atau ngantuk yang mengakibatkan kecelakaan.

Pengelola bisnis harus menerapkan manajemen yang baik dalam mencegah tindakan yang tidak aman. Ada beberapa contoh kecil yang bisa diterapkan, misalnya memberikan shift dan pergantian jam menyupir secara tepat, memberikan vitamin dan melakukan pengecekan Kesehatan agar selalu fit, mengadakan pengetesan obat-obatan terlarang atau alcohol dan lain sebagainya.

Demikian pemaparan tentang swiss cheese model dikaitkan dengan keselamatan pada transportasi Bus dan semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun