Mohon tunggu...
Rivaldi Pasya
Rivaldi Pasya Mohon Tunggu... Mahasiswa UNIKOM

Hey Kompasianer! Saya adalah mahasiswa tingkat 3,Jurusan Ilmu Komunikasi,Di Universitas Komputer Indonesia yang berlokasi di jalan.dipatiukur Kota Bandung Saya masih awal dan awam dalam bidang penulisan ini,jadi,saya sangat menerima masukan yang membangun dan kritis bilamana terdapat kekeliruan dalam tulisan-tulisan saya.

Selanjutnya

Tutup

Book

Belajar Tenang di Tengah Kegaduhan Digital:Refleksi Stoikisme dari Buku Filosofi Teras.

5 Oktober 2025   20:07 Diperbarui: 5 Oktober 2025   20:07 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Book. Sumber ilustrasi: Freepik

Data dari We Are Social (2024) menunjukkan bahwa rata-rata pengguna internet di Indonesia menghabiskan lebih dari 7 jam per hari di depan layar, dan lebih dari separuhnya merasa "lelah secara mental" akibat paparan media sosial berlebihan.

Dalam konteks ini, Stoikisme bisa menjadi obat kesadaran --- semacam "vitamin mental" yang menolong kita untuk mengambil jarak dari hiruk-pikuk digital.

Mengendalikan Apa yang Bisa Dikuasai

Salah satu prinsip dasar Stoikisme adalah Dikotomi Kendali (The Dichotomy of Control). Henry Manampiring mengutip ajaran Epictetus:

"Sebagian hal berada dalam kendali kita, sebagian lagi tidak. Jika kita fokus pada hal yang berada di luar kendali, kita akan menjadi budak kehidupan."
(Manampiring, 2018, hlm. 42)

Jika diterjemahkan ke kehidupan digital, maknanya sangat dalam:
Kita tidak bisa mengontrol opini publik, tidak bisa mencegah semua orang menilai kita, atau mengatur algoritma media sosial. Tapi kita bisa mengontrol respon kita terhadap semua itu.

Misalnya, ketika seseorang mengomentari unggahan kita dengan nada sinis, kita bisa:

  • membalas dengan tenang,

  • mengabaikan,

  • atau sekadar tersenyum lalu lanjut hidup.

Reaksi yang kita pilih itulah yang menentukan kualitas batin kita --- bukan situasi eksternalnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun