Mohon tunggu...
Risya TopanBasuki
Risya TopanBasuki Mohon Tunggu... Administrasi - mahasiswa

Risya Topan Basuki, asal Kediri lahir pada tanggal 11 Januari 2000 dengan memiliki hobi sepak bola, futsal. dan bulutangkis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Posyandu pada Program Stunting di Desa Kalasan Kabupaten Kediri

8 Desember 2022   07:27 Diperbarui: 11 Desember 2022   19:10 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kehamilan merupakan suatu fase yang ditunggu-tunggu kehadirannya oleh banyak pasangan suami istri karena melalui fase ini mereka akan mempunyai seorang buah hati pelengkap kehidupan rumah tangga mereka dimana kehamilan merupakan suatu rangkaian peristiwa yang baru terjadi bila ovum dibuahi dan pembuahan tersebut berkembang sampai menjadi fetus yang aterm. Saat hamil seorang wanita akan banyak mengalami perubahan pada kondisi fisik tubuhnya, perubahan tersebut mungkin relative pada tiap-tiap wanita. 

Saat hamil merupakan saat-saat paling membahagiakan bagi seorang calon ibu dan juga merupakan saat-saat perjuangan karena ia harus membawa beban berat selama sembilan bulan kemana pun ia pergi yaitu calon buah hatinya. Proses terjadinya kehamilan sendiri terjadi saat sel sperma laki-laki bertemu dengan sel telur matang dari wanita bertemu (kemudian terjadi proses pembuahan). 

Pertemuan itu terjadi setelah melakukan hubungan suami dengan istri dan akan bisa berhasil jika di lakukan oleh perempuan dewasa pada masa suburnya. Edukasi Centing Serasi telah menunjukkan manfaat yang positif terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap dari kader mengenai penerapan gizi. Seimbang pada masa pandemic Covid-19.

 Edukasi gizi dan kesehatan reproduksi dapat meningkatkan kecermatan ibu dalam implementasi praktik gizi seimbang, pola asuh serta peningkatan kesehatan reproduksi melalui pemilihan metode kontrasepsi yang tepat terutama dalam periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) (Markulis dan Strang, 2015). Berbagai model intervensi untuk mencegah terjadinya stunting pada balita sudah banyak dilakukan. Namun prevalensi stunting belum menurun secara signifikan. 

Hal ini dapat disebabkan umumnya model yang digunakan baru menargetkan pada perubahan pengetahuan dan sikap. Salah satu model yang digunakan adalah Emotional Demonstration (Emo Demo), yaitu metode edukasi masyarakat melalui pendekatan baru yang mengacu pada teori Behavior Centered Design (BCD) (Amareta dan Ardianto, 2017). Edukasi yang telah dilakukan pada kegiatan pengabdian kepada maysrakat dalam bentuk pesan berseri juga dapat dilakukan secara efektif dengan adanya komitmen dari kader posyandu untuk melaksanakan seluruh kegiatan dan memenuhi tata tertib yang ditetapkan selama proses edukasi berjalan.

Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana dapat diasumsikan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Pendidikan yang rendah tidak menjamin seorang ibu tidak mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai gizi keluarganya. Adanya rasa ingin tahu yang tinggi dapat mempengaruhi ibu dalam mendapatkan informasi mengenai makanan yang tepat untuk anak. 

Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal saja, akan tetapi dapat diperoleh melalui pendidikan non-formal. Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang, semakin banyak aspek positif dan dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap makin positif terhadap objek tertentu. 

Pengetahuan tentang gizi pada orang tua dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu diantaranya adalah umur diamana semakin tua umur sesorang maka proses perkembangan mentalnya menjadi baik, intelegensi atau kemampuan untuk belajar dan berpikir abstrak guna, menyesuaikan diri dalam situasi baru, kemudian lingkungan dimana seseorang dapat mempelajari hal-hal baik juga buruk tergantung pada sifat kelompoknya, budaya yang memegang peran penting dalam pengetahuan, pendidikan merupakan hal yang mendasar untuk mengembangkan pengetahuan, dan pengalaman yang merupakan guru terbaik dalam mengasah pengetahuan.

Oleh karena itu diperlukan sebuah metode edukasi dapat dilakukan melalui berbagai cara baik diberikan oleh kader mapun peer group. Metode edukasi melalui peer group juga banyak dilakukan karena memberikan pengaruh signifikan dalam meningkatkan pengetahuan, sikap, perilaku yang dapat meningkatkan status kesehatan pada berbagai kelompok di masyarakat (Komalasari, Permatasari, Supriyatna, 2020; Permatasari, 2017). Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan tuntutan kondisi pandemi Covid-19 yang membutuhkan edukasi menggunakan berbagai aplikasi digital yang memudahkan penyampaian pesan kepada kelompok sasaran. 

Beberapa contoh aplikasi yang telah dikembangkan dalam memberikan edukasi gizi dan kesehatan adalah aplikasi 'SIMENCAR' yang digunakan untuk memberikan edukasi mengenai kesehatan reproduksi yaitu diberikan pada remaja putri pada masa prapubertas sebagai persiapan periode menarche (Risidiana, Purwati, Permatasari, 2020). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun