Mohon tunggu...
Aristia PM
Aristia PM Mohon Tunggu... Guru - Hanya seorang guru yang belajar nulis

Skenario terbaik berasal dari takdir Sang Pencipta

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Novel | Lorosae | Bab 5 | Daun Pisang

15 Januari 2019   20:06 Diperbarui: 15 Januari 2019   20:29 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ratih mengambil sebungkus abon ikan dari kopernya, pemberian Kak Diah tempo hari. Ditaburkannya abon ikan di atas tumpukan nasi dan mie instan kecap yang tidak digoreng.

"Bang! Beli! Bangun, ayo makan!", teriak Kang Arya dari ruang tengah.

Tak ada jawaban.

"Beuh! Geus beurang teh can hudang keneh deui wae?!", Kang Arya gemas. Ia berdiri dan membangunkan teman-teman barunya itu. Bang Jacky dan Beli Gusti bukan muslim, wajar kalau mereka bangun siang. Tapi Bang Ahmad? Dengan terburu-buru Bang Ahmad lari mengambil air wudhu. Dia kesiangan sholat shubuh!

Perlu beberapa menit untuk mengumpulkan semua orang agar bisa sarapan pagi sama-sama.  Pagi itu, semua makan dengan lahap, kecuali Bang Jacky. Wajahnya nampak sedih sambil menyuapkan nasi ke mulutnya. Semua makan dengan tangan bersih, tanpa sendok. Makan bersama dalam satu hamparan daun pisang. Ratih dan Nia makan berhadap-hadapan. Porsi mereka terpisah dari para laki-laki.

"Ini abon apa?", tanya Beli Gusti. 


"Abon ikan, Beli. ", jawab Ratih. 

Beli Gusti tenang menyantap sarapan pagi. Dia tak akan menyentuhnya jika yang tersaji abon sapi. 

"Kalian dah pada mandi?", tanya Beli Gusti kepada Ratih dan Nia, sambil asik memilah-milah abon ikan.

"Udah, dong! Mandi tadi shubuh, mumpung kalian masih tidur. Takut ada yang ngintip.", jawab Nia.

Beli Gusti tertawa. Hampir saja ia tersedak karena geli mendengar jawaban Nia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun