Mohon tunggu...
Riska Yunita
Riska Yunita Mohon Tunggu... Bankir - Karyawan Swasta

Be your own kind of beautiful

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Selamat Hari Kasih Sayang, Pangeran

15 Februari 2020   14:04 Diperbarui: 15 Februari 2020   14:07 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berantakan. Kebasahan.

Dengan kondisi demikian kami masuk ke dalam restoran. Kulihat hanya kendaraan kami yang beroda dua yang terparkir di area parkir restoran. Dan benar saja, sesuai pemandangan di area parkir, di tengah restoran telah duduk berpuluh pasangan dengan pakaian cantik dan tampan dan wajah kering dengan riasan.

Sang pelayan memandang heran ke arah kami. Sepasang pria dan wanita dengan penampilan khas orang yang menerobos hujan di jalanan.

Sepatu kekasihku berdecit setiap ia melangkahkan kaki di tegel putih dengan desain elegan. Lenganku masih memperlihatkan buliran air hujan di beberapa bagian.

Setelah beberapa detik menjadi pusat perhatian, akhirnya kami duduk di sudut ruangan yang sudah kekasihku pesan.

Kami tak ada komentar. Duduk dan langsung memilih menu untuk segera di pesan. Waktu makan malam sudah cukup jauh terlewatkan.

Di tengah waktu kami menunggu pesanan datang, kami bicara banyak hal sebagaimana biasanya. Tak ada yang berbeda. Hanya tempatnya yang kali ini lebih istimewa. 

"Maaf karena harus membuatmu menunggu 4 tahun untuk akhirnya bisa datang ke tempat seperti ini. Dan maaf jika aku hanya bisa memesan tempat namun belum mampu memperlakukanmu sebagai putri," katanya di tengah waktu ketika kami berbincang.

"Aku tahu setiap wanita pasti menginginkan hal seperti ini. Tak terkecuali aku. Tetapi aku cukup sadar akan apa yang kita miliki saat ini. Jangan dipaksakan. Aku tak ingin kamu melakukan hal diluar batasan. Aku menyukai hal sederhana yang memang sesuai dengan diri dan lingkungan kita. Dan untuk semua yang kamu lakukan kali ini, aku sungguh berterima kasih. Terima kasih karena telah berkorban banyak hanya untuk membuatku bisa merasakan hal yang sama sebagaimana orang-orang yang ada di sini."

Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam ketika dia sudah berhasil mengantarku pulang dengan selamat. Dan  malam itu masih hujan namun dengan intensitas yang lebih ringan. Hanya ada rintik-rintik yang datang dengan jarang.

"Tidak pakai jas hujan?," tanyaku ketika ingin mengantarnya mengambil kendaraan yang terparkir di depan pagar pekarangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun