Bukan Perihal Dibayar, namun Kesempatan untuk Belajar

"Kamu nulis di kompasiana itu dibayar gak sih?"

Pertanyaan demikian datang dari seorang kawan ketika dia melihat hasil tulisan saya di kompasiana yang saya bagikan di media sosial pribadi. 

Jawaban saya saat itu sederhana saja, "Tidak."

Namun timbul rasa penasaran ketika saya mendapati beberapa kawan lain juga mulai menanyakan hal yang serupa. Jadilah saya bertanya kepada salah satu diantara mereka.

"Mengapa kamu bertanya tentang dibayar atau tidak?"

"Karena kamu terlihat menikmati kegiatan menulismu. Apa mungkin alasannya karena menulis itu bisa menghasilkan?", begitu jawabnya.

Setelah mendengar pernyataan itu lucunya saya merasa sepemikiran. Asumsikan saja kita orang awam yang memang tidak terlalu tahu tentang dunia blogging atau semacamnya. Tidak munafik jika apapun di zaman sekarang selalu diusahakan untuk bisa menghasilkan secara finansial bukan?

Lihat saja para youtuber yang marak dewasa ini. Sebagian mungkin berawal dari hobi dan melihat kesempatan yang ada untuk bisa menjadikannya hal yang menghasilkan. Ataupun ada yang memiliki kemampuan namun hanya ada di balik layar. Yang demikian pun tetap bisa menghasilkan. Begitu juga mungkin orang awam berpikir tentang kegiatan menulis.

Saya adalah kompasianer debutan yang baru bergabung beberapa bulan. Menemukan kompasiana pun saat itu berawal dari kebutuhan kompetisi yang ingin saya ikuti. Dan tulisan pertama saya di kompasiana saat itu  menjadi tulisan pertama juga yang saya ikuti dalam kompetisi intern dengan penilaian yang melibatkan publik.

Sebelumnya kompetisi yang saya ikuti hanya sebatas di sekolah atau ruang lingkup kampus yang tidak terlalu melibatkan banyak orang. 

Dengan bermodalkan keberanian, saya membagikan tulisan saya di kompasiana yang kemudian saya ketahui sebagai citizen media yang menampung berbagai ide dan pemikiran melalui tulisan.

Dan di kompasianalah saya akhirnya jatuh cinta. Jatuh cinta dengan sesuatu yang sejak dulu dekat dengan namun tidak saya sadari keberadaannya.

Melalui tulisan yang saya bagikan di kompasiana, saya menemukan keberanian dan keyakinan tentang menulis. Membaca komentar penulis lain yang jauh sudah mahir di artikel tulisan saya membuat saya merasa di apresiasi. Saya bisa mendapatkan saran dan semangat melalui mereka yang berkenan menilai pemikiran yang saya bagikan dalam tulisan. 

Sampai saat ini mungkin tulisan yang saya bagikan tidaklah banyak, namun kapanpun saya memiliki pemikiran atau ide tentang apa yang ingin saya tuliskan saya selalu menampungnya dalam buku catatan. 

Menulis bukan lagi menjadi hal yang saya lakukan hanya untuk kompetisi,namun menjadi bagian dalam keseharian yang bisa saya lakukan kapanpun dan dimanapun dengan lebih percaya diri.

Lalu apa kegiatan menulis ini bisa menghasilkan?

Tentu saja. Banyak ada penulis yang akhirnya menerbitkan buku dengan diawali tulisan-tulisan pribadi yang mereka bagikan dalam konten-konten publik dan mendapat apresiasi yang baik. Atau ada mereka yang hasil tulisannya aktif diikuti karena memberikan penilaian yang bisa mewakili perasaan dari para pembaca terhadap situasi atau peristiwa yang terjadi. 

Namun jika mereka bertanya apa alasan saya menikmati kegiatan ini karena bisa menghasilkan, jawaban saya, "Tidak".

Saya menikmatinya karena saya merasa menulis adalah cara saya dalam mengekspresikan dan membagiakan hasil pemikiran saya. Sekalipun kedepannya akan ada kesempatan dimana hasil tulisan tersebut bisa menghasilkan, itu nilai tambah dari proses saya belajar mengekpsresikan diri melalui tulisan.

Tentu saja ini alasan pribadi saya. Setiap orang pasti punya latar belakangnya sendiri terhadap apa yang mereka cintai.

Menemukan tempat dimana saya bisa membagikan tulisan, melihat penilaian yang diberikan, mendapatkan pengetahuan baru dari berbagai tema tulisan merupakan cara terbaik untuk bisa mengembangkan keyakinan saya tentang menulis.

Karena menulis bukan perihal dibayar, namun kesempatan untuk belajar.