Mohon tunggu...
Risa Dwi
Risa Dwi Mohon Tunggu... Universitas Jember

Saya seorang mahasiswa Agribisnis Universitas Jember angkatan 2022

Selanjutnya

Tutup

Financial

Peran PNM Mekaar dalam Memberdayakan Penjual Sayur Keliling: Kelembagaan Finansial sebagai Pilar Pembangunan Ekonomi Perdesaan

17 Juni 2025   15:46 Diperbarui: 17 Juni 2025   15:46 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ekonomi perdesaan tidak terlepas dari peran aktif para pelaku ekonomi lokal termasuk pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Penjual sayur keliling adalah salah satu mata rantai penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat. Kelembagaan finansial dalam prosesnya memiliki peran vital dalam mendukung keberlangsungan dan pengembangan usaha tersebut. Salah satu lembaga finansial yang mendukung pengembangan UMKM adalah Permodalan Nasional Madani (PNM) melalui program Membina Keluarga Sejahtera (Mekaar). PNM Mekaar merupakan lembaga pembiayaan yang ditujukan untuk para perempuan pra-sejahtera pelaku usaha mikro. Program yang dijalankan yaitu memberikan pinjaman modal usaha tanpa jaminan, pendampingan usaha, dan pelatihan untuk membantu pelaku usaha dalam mengembangkan bisnis dan meningkatkan kesejahteraan keluarga mereka. Artikel ini disusun berdasarkan wawancara langsung dengan Ibu Weni, yaitu seorang penjual sayur keliling di Desa Kesilir, Kecamatan Wuluhan, Kabupaten Jember. Ibu Weni sudah menjadi nasabah aktif program PNM Mekaar sejak tahun 2022. Refleksi dari praktik di lapangan akan dianalisis menggunakan perspektif ekonomi kelembagaan untuk menelaah peran dan tantangan kelembagaan finansial dalam pembangunan ekonomi perdesaan.

Profil Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

Ibu Weni Setianingsih adalah seorang ibu rumah tangga berusia 39 tahun yang berprofesi sebagai penjual sayur keliling menggunakan motor. Setiap hari, beliau membeli sayur dari pasar induk dan berkeliling menjajakan dagangannya ke berbagai sudut desa. Usaha ini telah dirintis sejak tahun 2021 dan PNM Mekaar hadir untuk memberikan pinjaman pertama sebesar Rp. 2.000.000 tanpa agunan yang digunakan Ibu Weni untuk menambah modal. Sistem peminjaman dalam PNM Mekaar diberikan dalam skema kelompok, dimana nasabah berkumpul secara rutin dalam kelompok yang disebut sebagai kelompok tanggung renteng. PNM Mekaar juga memberikan pelatihan serta pendampingan usaha secara berkala.

Peran Kelembagaan Finansial dalam Pembangunan Ekonomi Perdesaan

Kehadiran PNM Mekaar sebagai lembaga keuangan mikro memberikan ruang akses permodalan yang sebelumnya sulit dijangkau oleh pelaku usaha informal seperti penjual sayur keliling. Tidak seperti bank konvensional yang mensyaratkan agunan, PNM Mekaar hadir dengan sistem pembiayaan tanpa jaminan fisik, namun berbasis tanggung jawab kolektif antar anggota kelompok. Peran PNM Mekaar tidak hanya sebagai penyedia modal, melainkan juga sebagai enabler. Enabler dalam hal ini berarti bahwa PNM Mekaar berperan sebagai pihak yang menyediakan layanan atau solusi untuk membantu usaha mikro beroperasi dan berkembang. Layanan tersebut dicerminkan melalui peningkatan akses terhadap modal kerja, penguatan kapasitas manajerial melalui pelatihan, dan pemberdayaan perempuan sebagai pelaku utama ekonomi keluarga.

Peningkatan akses terhadap modal menjadi penting karena modal adalah jantung penggerak usaha mikro, sehingga dengan adanya pinjaman dari PNM Mekaar, Ibu Weni dapat meningkatkan kapasitas usahanya baik dari segi volume penjualan, jenis produk yang dijual, serta jangkauan layanan. Penguatan kapasitas manajerial melalui pelatihan dijelaskan jika setiap anggota kelompok PNM Mekaar wajib mengikuti pertemuan mingguan yang tidak hanya untuk melakukan pembayaran cicilan, namun juga mendapat pembinaan usaha. PNM Mekaar secara spesifik menyasar perempuan prasejahtera. Hal ini sejalan dengan tujuan pembangunan perdesaan yang tidak hanya menekankan pertumbuhan ekonomi, tetapi juga kesejahteraan gender dan penguatan ekonomi rumah tangga.

Tantangan PNM Mekaar dalam Implementasi Kelembagaan Finansial

Program PNM Mekaar memiliki peran strategis dalam mendorong pemberdayaan ekonomi pelaku usaha mikro, namun pelaksanaannya di lapangan masih menghadapi sejumlah kendala. Salah satu tantangan utama adalah rendahnya tingkat literasi keuangan di kalangan nasabah. Sebagian besar pelaku usaha mikro belum memiliki pemahaman yang memadai mengenai pentingnya pencatatan arus keuangan, pengelolaan laba rugi, serta pemisahan antara keuangan pribadi dan usaha. Kurangnya pemahaman ini berisiko menyebabkan penggunaan dana pinjaman menjadi tidak optimal. Dana yang semestinya dimanfaatkan untuk pengembangan usaha kerap kali digunakan untuk kebutuhan konsumtif, sehingga dapat mengganggu kelangsungan usaha serta menimbulkan potensi gagal bayar.

Tantangan berikutnya adalah munculnya ketergantungan terhadap pinjaman. Sebagian pelaku usaha terbiasa mengandalkan skema pembiayaan bergulir tanpa disertai upaya untuk membangun kemandirian finansial. Kondisi tersebut berpotensi menimbulkan lingkaran hutang yang terus berulang, karena keuntungan yang diperoleh hanya dialokasikan untuk membayar cicilan pinjaman, bukan untuk mengembangkan usaha secara berkelanjutan (Hasanah & Syahrin, 2025). Kendala lain yang tidak dapat diabaikan adalah keterbatasan dalam pendampingan intensif. Jumlah nasabah yang sangat besar serta cakupan wilayah yang luas menyebabkan petugas lapangan kesulitan memberikan perhatian secara individual kepada setiap anggota kelompok. Akibatnya, interaksi yang terjadi cenderung bersifat administratif, seperti pengumpulan angsuran, dan kurang optimal dalam hal pembinaan teknis maupun peningkatan kapasitas usaha. Kondisi ini menjadi hambatan bagi proses pemberdayaan yang lebih menyeluruh dan mendalam, terutama bagi nasabah yang masih dalam tahap awal menjalankan usaha. Pemahaman terhadap berbagai tantangan tersebut penting untuk menjadi dasar dalam merumuskan strategi penguatan kelembagaan finansial. Perlu upaya yang terarah dan berkelanjutan agar manfaat dari program pembiayaan benar-benar dapat meningkatkan kemandirian dan kesejahteraan pelaku usaha mikro di wilayah perdesaan.

Peluang PNM Mekaar dalam Implementasi Kelembagaan Finansial

Peluang strategis dalam implementasi juga ditemukan guna dimanfaatkan untuk memperkuat peran PNM Mekaar dalam pemberdayaan usaha mikro. Digitalisasi layanan dan pemasaran menjadi salah satu peluang utama, mengingat meningkatnya akses masyarakat pedesaan terhadap teknologi informasi. Penggunaan aplikasi pesan instan seperti WhatsApp, media sosial, serta sistem pembayaran digital telah membuka ruang bagi pelaku usaha mikro untuk menjangkau pasar yang lebih luas, meningkatkan efisiensi transaksi, dan memperluas jaringan pelanggan. Teknologi ini juga memungkinkan pelaku usaha mengelola usaha secara lebih profesional, meskipun dalam skala kecil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun