Mohon tunggu...
Ririn Oktavionanta
Ririn Oktavionanta Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa IPB University

Love social project so much

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Tanpa Kelaparan (Peduli kepada Sekitar Kita)

20 Mei 2023   10:33 Diperbarui: 20 Mei 2023   10:34 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perkenalkan kami dari legian flamboyan PPKU IPB University, disini kami ingin membahas terkait project yang telah kami lakukan untuk membantu mengatasi salah satu SDGS terkait "Tanpa Kelaparan". Dimana kami telah melakukan Project kami dengan memberikan makanan dan minuman sebanyak 27 paket kepada ojek pangkalan dan Satpam di daerah IPB University. Berikut lampiran dari project  yang kami lakukan. 

Penasaran mengapa kami mengambil topik tersebut? Yuk simak artikel kami!

Kelaparan didefinisikan sebagai kondisi hasil kurangnya konsumsi pangan kronik. Dalam jangka panjang, kelaparan kronis berakibat buruk pada derajat kesehatan masyarakat dan menyebabkan tingginya pengeluaran masyarakat untuk kesehatan. Hal ini tentu menjadi permasalahan serius bagi negara berkembang seperti Indonesia.

Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat kelaparan yang tinggi. Menurut data Global Hunger Index (GHI) tahun 2021, tingkat kelaparan di Indonesia masih berada di level 18, tertinggi ketiga Asia Tenggara setelah Timor Leste dan Kaos. Sedangkan menurut Badan Pusat Statistik (BPS) terdapat 17 juta jiwa atau 6,1 persen penduduk Indonesia masih mengalami kelaparan.Berdasarkan hasil penelitian terakhir dari Organisasi Pangan Dunia (FAO), diperkirakan sebanyak 19,4 juta penduduk Indonesia masih mengalami kelaparan.

Terdapat berbagai faktor tingginya tingkat kelaparan di Indonesia. Faktor utamanya adalah kemiskinan. Kelaparan memiliki keterkaitan yang erat dengan kemiskinan. Ketika tingkat masyarakat yang miskin dalam suatu negara, maka tingkat kelaparan suatu negara tersebut juga akan tinggi. Orang-orang miskin akan kesulitan mendapatkan akses pangan karena tidak memiliki sumber pendapatan. Selain itu, ketidakstabilan pemerintahan dan pertumbuhan ekonomi suatu negara juga menjadi alasan tingginya tinkat kelaparan di Indonesia. Apabila kondisi pemerintahan dan pertumbuhan ekonomi tidak stabil, maka akan memengaruhi pendapatan masyarakat. Oleh karena itu, tingkat kelaparan di Indonesia menjadi tinggi. Penggunaan lingkungan yang melebihi kapasitas juga turut menjadi penyebab tingkat kelaparan di Indonesia cukup tinggi.

Lalu, Bagaimana Tingkat Kelaparan Dunia dan Indonesia ???

Ig : @legianflamboyan
Ig : @legianflamboyan
  • Dunia

Berdasarkan laporan Global Hunger Index (GHI), negara dengan tingkat kelaparan tertinggi di dunia pada tahun 2022 adalah Yaman. Dimana termasuk dalam kategori mengkhawatirkan. Ditinjau berdasarkan 4 indikator diantaranya stunting anak, kekurangan gizi, kematian anak serta berat badan anak di bawah rentang normal. Sebagian besar orang yang kelaparan di dunia tinggal di negara berkembang, dimana kemiskinan ekstrim dan kurangnya akses terhadap makanan bergizi sering menyebabkan kekurangan gizi. Wanita dan anak-anak sangat berisiko. Semakin banyak orang yang sangat lapar pada tingkat yang tidak dapat lagi diimbangi oleh pendanaan. Pada saat yang sama, kenaikan harga makanan dan bahan bakar mendorong tingginya biaya pengiriman bantuan makanan. Hal ini menjadi tantangan yang dihadapi oleh World Food Programme (WFP) atau program pangan dunia. Beberapa faktor yang menjadi penyebab dunia semakin lapar, yaitu: 

1. Konflik, sebagian besar kelaparan di dunia tinggal di daerah yang hancur akibat perang dan kekerasan. Seperti peristiwa di Ukraina yang menghancurkan perekonomian negara, menghancurkan sumber pendapatan dan memaksa orang mengungsi.

2. Krisis Iklim, berkembang menjadi peningkatan besar kelaparan global yang dapat menghancurkan tanaman, kehidupan, dan mata pencaharian. Kelaparan akan lepas kendali kecuali dunia mengambil tindakan terhadap iklim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun