UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan PP No. 19 Menurut tahun 2005, penyusunan kurikulum sejarah ke depan menjadi tanggung jawab Dinas Pendidikan. Artinya, pengembangan kurikulum sejarah untuk SD, SMP, dan SMA menjadi tanggung jawab masing-masing sekolah. Mengembangkan dan menempatkan sejarah lokal sebagai bagian inti dari kurikulum, terlepas dari apakah materi tersebut dikemas dalam mata pelajaran sejarah atau mata pelajaran lainnya. Peranan materi sejarah lokal dalam kurikulum dipandang penting karena pendidikan harus dimulai dari masyarakat terdekat dan peserta didik itu sendiri harus menjadi anggota masyarakat terdekat tersebut (Hasan, 2007:8-13). Kurikulum sejarah masa depan harus mampu mengembangkan karakter bangsa Indonesia, yaitu (1) semangat yang kuat,
Sedangkan buku ajar harus memiliki kriteria yang baik untuk memecahkan masalah. Menurut Kochar (2008), salah satu kriteria buku cetak yang baik adalah harus bebas dari indoktrinasi. Buku teks harus memberikan gambaran yang memadai tentang berbagai gagasan yang disampaikan dalam tahapan kehidupan tertentu. Buku ini tidak boleh memuat pandangan-pandangan sempit, tidak boleh mengandung terlalu banyak nasionalisme yang cenderung catchy, kaku dan resmi. Buku ini tidak perlu melatih kebiasaan memberikan jawaban spontan, sembrono, penilaian menyakitkan, dan reaksi emosional. Pandangan dan komentar bias penulis tidak boleh digunakan pada halaman cetak. Buku pelajaran yang digunakan siswa harus menceritakan kebenaran yang sebenarnya dan bukan sekedar kebenaran.
Ada bahaya dalam menggunakan buku cetak karena menimbulkan batasan. Siswa cenderung membentuk miskonsepsi bahwa sejarah identik dengan buku cetak. Dan sebagus apa pun sebuah buku, itu tidak cukup untuk membantu siswa belajar. Oleh karena itu, saran alternatif adalah menggunakan buku teks sebagai pendukung dan menawarkan serangkaian buku teks lain, masing-masing menyajikan subjek dari perspektif yang berbeda. Ini meminimalkan kecenderungan untuk hanya mengandalkan buku cetak. Selain itu, siswa mengetahui bagaimana membandingkan dan merekonsiliasi perspektif yang berbeda (Kochar, 2008:175).
Cerita harus ditafsirkan seobjektif mungkin dan dilarang. Ini hanya mungkin jika guru sejarah memiliki kualitas dasar tertentu. Menurut Kochar (2008:393-395) adalah kualitas yang harus dimiliki seorang guru sejarah, penguasaan materi dan penguasaan teknik. Dalam penguasaan materi, guru sejarah harus sempurna secara akademik. Bahkan jika seorang guru sejarah mengajar kelas sekolah dasar, dia harus memiliki setidaknya gelar sarjana yang mengkhususkan diri pada periode sejarah tertentu. Di sekolah atas, guru sejarah juga harus memiliki ilmu sosial dan humaniora selain spesialisasi mata pelajaran mereka. Setiap guru sejarah harus memperluas dan menguasai ilmu-ilmu terkait seperti bahasa modern, sejarah filsafat, sejarah sastra dan geografi. Penguasaan teknik menuntut guru sejarah menguasai berbagai metode dan teknik pembelajaran sejarah. Ia harus menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan menyenangkan agar proses belajar mengajar berjalan dengan cepat dan baik.
Pembinaan dan pengembangan guru harus ditingkatkan untuk menghasilkan guru yang berkualitas dan jumlah guru yang memadai, serta perlu ditingkatkan pembinaan karir dan kesejahteraan sosialnya, termasuk pemberian penghargaan kepada guru berprestasi (Musnir dalam Gunawan (ed.), 1998:129). Oleh karena itu, guru sejarah secara profesional perlu memahami hakikat pengajaran sejarah, tujuan pengajaran sejarah, keterampilan apa yang dapat dikembangkan dalam pengajaran sejarah, nilai-nilai apa saja yang diperlukan dan dapat dikembangkan dalam pengajaran sejarah sebelum guru dapat memutuskannya. tentang metode atau pendekatan yang digunakan (Anggara, 2007:102-103).
DAFTAR PUSTAKA
Alfian, Magdalia. 2007. 'Pendidikan Sejarah dan Permasalahan yang Dihadapi'. Makalah. Disampaikan dalam Seminar Nasional Ikatan Himpunan Mahasiswa Sejarah Se-Indonesia (IKAHIMSI). Universitas Negeri Semarang, Semarang, 16 April 2007
Anggar, Boyi. 2007. 'Pembelajaran Sejarah yang Berorientasi pada Masalah-Masalah Sosial Kontemporer'. Makalah. Disampaikan dalam Seminar Nasional Ikatan Himpunan Mahasiswa Sejarah Se-Indonesia (IKAHIMSI). Universitas Negeri Semarang, Semarang, 16 April 2007
Gunawan, Restu (ed). 1998. Simposium Pengajaran Sejarah. Jakarta : Depdikbud
Hariyono. 1995. Dibahas Sejarah Secara Efektif. Jakarta : Pustaka Jaya
Hasan, Hamid S. 2007. 'Kurikulum Pendidikan Sejarah Berbasis Kompetensi'. Makalah. Disampaikan dalam Seminar Nasional Ikatan Himpunan Mahasiswa Sejarah Se-Indonesia (IKAHIMSI). Universitas Negeri Semarang, Semarang, 16 April 2007