Mohon tunggu...
Ririe Khayan
Ririe Khayan Mohon Tunggu... Freelancer - Find more about me: ririekhayan.com

I’m the Author Of Kidung Kinanthi, a Personal Blog about my random thought, parenting, traveling, lifestyle, & other activity as well as Personal & Working Mom Story.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kecopetan [My lovely] Netbook

2 April 2013   16:27 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:51 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konon “pengalaman adalah guru yang terbaik” dan [idealnya] jangan sampai mengalami terjatuh pada lubang yang sama dua kali? DanBismillahirrahmaanirrahiimini entah apa namanya? Apakah Saya yang TIDAK belajar dari pengalamankah? Atau kok kebangetannya saia sampai terulang lagi jadi “korban” aksi pencopetan dalam perjalanan [di bis]?. Just Short review, sebenarnya saya sudah mengalami kecopetan empat kali selama menjalani rute [rutin] ke arah Banyuwangi. Dua kali HP raib sukses dari dalam tas, sekali dompet amblas, dan kemudan nyaris kecopetan yaitu tas yang khas saya pakai kalau jalan-jalan sudah berhasil di silet [sampai 4 siletan] tapi karena memang di dalamnya hanya saya isi koin plus air mineral jadi untuk peristiwa yang ke-empat hanya korban tas jadi robek-robek.

Ketika saya mengalami kecopetan dompet, deeply I Hope this the last stolen I had to through it! No more stolen! Kehilangan dompet sudah bikin saya puyeng, Renew ID card, ATM, SIM dan pas sesi ganti STNK yang prosedurnya lumayan ruwet dan bikin BeTe. Lagi pula, pastinya gak orang yang mau ngalamin bad experience berulang kali kan?

Kenyataanya, Saya mengalami lagi jadi korban aksi pencopetan dan kali ini Kecopetan [My lovely] netbook saat perjalanan menuju ke Banyuwangi pada dini hari senin kemarin [ 25 Maret 2013]. Tak ada firasat apa-apa sebelumnya, dari Yogyakarta saya dengan tenang naik Bis Akas yang notabene reputasinya sangat baik: aman dan nyaman dengan kru yang care dengan para penumpangnya. Selama ini jika saya hendak nge-trip ke Yogya ya tinggal sms ke salah satu kondekturnya untuk pesan kursi sehingga bisa mendapatkan posisi duduk yang sesuai keinginan hati.

Awalnya saya duduk agak di belakang di dekat jendela [favort saya kalau di bis agar bisa menikmat pemandangan selama diperjalanan]. Ketika sampai Solo sang kondektur menawari saya duduk di kursi paling depan [karena ada sepasang suami istri yang minta duduk berdampingan], buat saya gak masalah memberkan kesempatan suam istri untuk bersama dalam perjalanan, toh saya sendirian kan lebih flexible. Selama perjalanan pun saya merasa so far so fine [meski ibu yang duduk di sebelah saya bawaannya banyak sehingga kaki saya susah bergerak], lha mau pindah kemana wong bis full penumpang.

Perjalanan pun lancar, berhenti sebentar di Probolinggo untuk memberikan kesempatan istrahat, ke kamar kecil serta sholat. Ketika melewat jalur Lumajang saya berusaha terjaga dan waspada karena beberapa kali peristiwa kecopetan kerap terjadi di sepanjang jalur itu. Seperti saya blang jika sebenarnya Kru bis sudah melakukan tindakan preventive dengan tidak menaikkan penumpang di sepanjang jalan, terutama lagi untuk penampakan-penampakan pelaku pencopetan yang sudah dikenalinya, sang sopir akan tegas tancap gas jika ada “penumpang” itu nyegat di jalan.

Sesampai di Jember, hampir separuh penumpang yang turun dan saya lihat di deretan kedua ada kursi yang kosong. Pertimbangan praktis saya, mending saya pindah agar bisa duduk lebih nyaman. Toh rute Lumajang sudah terlewati dengan aman, hingga saya pun tertidur. Belum ada sejam ketduran, saya mendengar suara penumpang dari belakang yang histers karena laptopnya hilang, ada juga yang HPnya hilang. Langsung saya ngat jika saya juga menympan netbook dalam tas ransel dan Innalillahi wa inna Ilahi Roji’un, antara percaya dan shock: Kecopetan [My lovely] netbook pun menimpa saya! Saya tak bisa lagi menggambarkan perasaan saya, ingin menangis, teriak, entah apalagi. Suami pun kaget ketika saya beritahu karena belum genap sejam sebelumnya saya masih menjawab smsnya.

Peristwa kehlangan, secara materi lebih mudah di over come. Yang paling bikin shock adalah: data, dokumen[termasuk dokumentasi mbolang saya selama hampir dua tahun belakangan ini] belum ada back up-nya. Rencananya beberapa waktu ini saya hendak bel external hardisk untuk back up data tapi malah netbook raib duluan. Apalagi jika ingat draft/konsep tulisan saya untuk bikin novel [nanti] serta dokumentasi pernikahan dari camera digital yang sudah yang moved semuanya ke netbook? Pengennya saya bikin postngan khusus untuk My Great moment setelah semua dokumentasi terkumpul, lha malah yang dari camdig hilang?

Beberapa instropeksi diri: Saya yang terlalu over convidence, saya yang mungkin tidak belajar dari pengalaman sehingga harus mengalami Kecopetan [My lovely] netbook. Saya khilaf bahwa tidak ada tempat yang benar-benar aman dimana pun kita berada, lha di rumah saja masih ada kemungkinan terjadi pencurian atau tndakan krminal lainnya? Apalagi di perjalanan yang peluang terjadnya tindak kejahatan justru lebih besar! Dan fnally, seberapa dalam saya ‘teraduk’ oleh peristiwa ini…by hours saya harus menata hati, mengendapkan emosi untuk berusaha ikhlas.

“ Barang yang sudah hilang, pilihan terbak ya harus diikhlaskan Dind.. Meratap an berlarut-larut dalam kesedihan justru akan menjadi kerugian yang berlipat. “ demikian hibur suami saya “ Kalau mau menangis ya menangis saja gak pa-pa…InsyaAllah setelahnya akan bisa lebih lega dan bisa menerima kejadian itu dan semoga diberikan ganti yang lebih baik oleh NYA”

Sebenarnya saya ingin menangis, tapi kok ya gak bisa menangis ya? InsyaAllah beberapa jam setelahnya, saya sudah bisa mulai menerima It already happen….tapi boleh dunk saya tetap optmis dan berharap ada keajaiban untuk kecopetan kali ini yaitu ALLAH SWT mengijinkan saya with some how terutama data-data dalam netbook bisa saya dapatkan kembali. Aamiin:).

Just wondering, pernahkan para pencopet itu untuk sekali saja memposisikan ANDAI dirinya yang jadi korban kecopetan barang-barang berharga/pentingnya raib diambil orang? Sekali lagi, tidak ada tempat yang benar-benar aman dimana pun kita berada…take care always as usually lho ya? Jangan over take care bisa over reacting nantinya…

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun