Mohon tunggu...
Suripman
Suripman Mohon Tunggu... Akuntan - Karyawan Swasta

Pekerja biasa, menulis alakadarnya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cangkir Kopi di Ujung Senja

20 Oktober 2022   19:05 Diperbarui: 20 Oktober 2022   19:10 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

seperti tarikan nafas yang dihembuskan kembali,
atau malam yang kemudian digantikan pagi
hidup tak lebih dari guliran roda-roda pedati
seiring waktu, bukankah kelak roda-roda itu diganti?

jalan terkadang panjang, banyak persimpangan,
datar, terjal atau mungkin curam
lebar dan mulus, atau bisa jadi sempit berlobang,
tapi, bukankah jalan-jalan itu selalu berujung?

atau mungkinkah sebuah perjalanan tiada berakhir?
seperti mentari yang tak pernah terbenam?
seperti pasang laut yang tak akan surut?
pada saatnya, bukankah perahu usia pasti ditambatkan pada dermaga?

dan serupa dengan cangkir kopi di ujung senja
yang pernah  berisi penuh, dihirup habis tak bersisa,
cucilah bersih, agar layak diisi esok pagi
seperti kita yang perlu mencuci jiwa,  agar sedikit layak di kehidupan abadi?

Jakarta, 20 Oktober 2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun